Jan 16, 2023 21:01 Asia/Jakarta
  • PM Irak, Mohammad Shia Al Sudani
    PM Irak, Mohammad Shia Al Sudani

Kebijakan Perdana Menteri Irak, Mohammad Shia Al Sudani yang menamakan Teluk Arab sebagai ganti dari Teluk Persia telah memicu pertanyaan, apa sebenarnya tujuan Al Sudani dari pendistorsian sejarah ?

Baru-baru ini di Irak digelar pertandingan sepak bola dengan tema Pertandingan Negara-negara Teluk Arab. Meski ada protes dari Republik Islam Iran dan pemanggilan dubes Irak ke Deplu Iran, tapi Al Sudani saat menjawab pertanyaan wartawan Deutsche Welle, apakah nama Teluk ini adalah Persia atau Arab, ia mengklaim, "Negara-negara Teluk Arab", ini sebuah fakta.

Tak diragukan lagi bahwa statemen perdana menteri Irak seperti statemen sejumlah petinggi Arab lainnya, sebuah pendistorsian sejarah. Di berbagai dokumen internasional termasuk di PBB dicatat Persian Gulf (Teluk Persia), dan tidak ada keraguanbahwa nama Teluk Arab adalah pemalsuan sengaja sejarah.

Teluk Persia

Sekaitan dengan ini, Juru bicara Kemenlu Iran, Nasser Kanaani menegaskan, Teluk Persia adalah Teluk Persia, dan dalam hal ini, dalam bentuk sepak bola atau pernyataan dan tindakan pejabat pemerintah asing atau non-pejabat, tidak akan mengubah fakta sejarah yang pasti dan tak terbantahkan ini dengan cara apa pun."

Tampaknya, tindakan Perdana Menteri Irak itu ditujukan untuk menarik perhatian negara-negara Arab dan mempererat hubungan Irak dengan dunia Arab. Meskipun Republik Islam Iran menyambut baik penguatan hubungan Irak dengan negara-negara Arab, ia tidak akan pernah menerima realisasi tujuan ini dengan mendistorsi sejarah. Memperkuat hubungan dengan dalih memiliki identitas etnis yang sama dan menyenangkan beberapa penguasa tidak menyebabkan sejarah dipalsukan dan diputarbalikkan.

Pendekatan yang salah dari pemerintahan baru Irak ini di satu sisi, ada ikatan budaya, agama dan sosial yang mendalam antara rakyat Iran dan Irak, dan di sisi lain, perbatasan Iran dan Irak selalu menjadi perbatasan yang aman dan tidak ada ancaman yang diciptakan oleh perbatasan ini ke Irak.

Faktanya, Irak adalah negara yang menghadapi ancaman dan ketidakamanan yang meluas dalam dua dekade terakhir ketika rezim Baath jatuh, tetapi panjang perbatasan bersama dengan Iran telah menjadi salah satu perbatasan teramannya. Artinya, selama dua dekade terakhir, tidak ada perbatasan Irak dengan Arab Saudi, Suriah, dan Turki yang selalu aman, tetapi perbatasannya dengan Iran selalu aman. Pada saat yang sama, Republik Islam Iran selalu menjadi pembela keamanan dan stabilitas Irak, dan selama perang melawan terorisme Daesh (ISIS), ia menjadi pelopor dalam memberikan bantuan praktis dan lapangan ke negara ini, hal yang telah berulang kali diakui oleh pejabat Irak.

Sepertinya perdana menteri baru Irak yang baru-baru ini selama kunjungannya ke Tehran menekankan tekad Baghdad untuk memperkuat hubungan dengan Republik Islam Iran, dengan bersikeras menggunakan frase palsu Teluk Arab, baik secara sadar atau karena kelalaian, telah jatuh ke dalam perangkap lawan yang menentang pengokohan hubungan antara Baghdad dan Tehran.

Waktu akan membuktikan kepada Al Sudani bahwa Republik Islam Iran adalah negara terpenting yang benar-benar menghendaki stabilitas, keamanan dan kemajuan Irak, serta tidak pernah terpengaruh oleh propaganda dan sabotase para penentang hubungan Baghdad dan Tehran. (MF)

 

Tags