Transformasi Asia Barat, 25 Februari 2023
Dinamika di negara-negara Asia Barat pekan lalu diwarnai sejumlah isu penting di antaranya; Palestina Usulkan DK-PBB Gelar Sidang Darurat.
Selain itu, masih ada isu lain seperti:
- Situasi Internal Memanas, Israel Kirim Pesan ke Hamas dan Hizbullah
- Presiden Suriah Kunjungi Oman dan UEA
- PM Zionis: Kami Jalin Hubungan dengan Saudi untuk Kontrol Iran
- Menlu Suriah: Agresi Rezim Zionis terhadap Wilayah Sipil, Kejahatan Kemanusiaan
- Netanyahu Optimis dengan Normalisasi Hubungan Israel dan Arab Saudi
- Warga Oman Tolak Pesawat Zionis Lewati Negara Mereka
Palestina Usulkan DK-PBB Gelar Sidang Darurat
Menteri Luar Negeri Otorita Palestina mengumumkan permintaan untuk mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas serangan terbaru rezim Zionis di Nablus yang menewaskan dan melukai sejumlah warga Palestina.
Pasukan rezim Zionis menyerbu kota Nablus di Tepi Barat pada Rabu pagi dan bentrok dengan orang-orang Palestina, yang menyebabkan setidaknya 10 orang warga Palestina gugur, dan 102 lainnya terluka.
Menteri Luar Negeri Otorita Palestina Riyadh Al-Maliki hari Kamis (23/2/2023) mengatakan, "Kami telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan pertemuan darurat guna mendukung bangsa Palestina di tingkat internasional,".
"Otorita Palestina juga menyerukan pertemuan darurat Liga Arab di tingkat perwakilan serta pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang bertujuan mengutuk kejahatan individu dan kolekti rezimf Zionis.
Riyadh Mansour juga mengumumkan pihaknya sudah menjalin konsultasi dengan kepala Dewan Keamanan PBB tentang bagaimana mendukung Palestina.
"Kami meminta Dewan Keamanan untuk menerapkan resolusi khusus demi mendukung rakyat Palestina," tegasnya.
Situasi Internal Memanas, Israel Kirim Pesan ke Hamas dan Hizbullah
Rezim Zionis Israel yang tengah dirundung kekhawatiran atas situasi politik internal yang rentan, dikabarkan mengirim pesan ke kelompok perlawanan di Gaza, dan Lebanon.
Dikutip Kanal 12 televisi Israel, Rabu (22/2/2023) Kabinet Rezim Zionis di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, saat ini tengah dirundung kekhawatiran politik dan keamanan.
Kabinet PM Netanyahu berusaha menutupi protes, dan demonstrasi di dalam serta di luar Wilayah pendudukan, dengan memunculkan masalah-masalah lain seperti musuh dari luar.
Pada saat yang sama, Kabinet Rezim Zionis juga dikabarkan tengah meningkatkan level kesiagaan, terutama kesiagaan Angkatan Bersenjatanya.
Sampai saat ini Kabinet Netanyahu sudah menggelar lima kali pertemuan rahasia, dan hasilnya dilaporkan kepada Amerika Serikat serta Prancis, yaitu tentang peningkatan kesiapan dan level kesiagaan di Israel.
Kondisi Kabinet Rezim Zionis saat ini tidak baik, karena berada di bawah tekanan dalam dan luar negeri, oleh karena itu kecil kemungkinan untuk melancarkan operasi militer ke negara lain. Akan tetapi Israel berusaha menutupi masalah internal dengan memunculkan isu musuh asing.
Menurut Kanal 12 TV Israel, Kabinet Netanyahu dalam beberapa hari terakhir mengirim pesan ke Hamas dan Hizbullah yang menegaskan bahwa situasi politik di dalam Israel yang rentan, bukan berarti bahwa Tel Aviv tidak siap melakukan aksi militer di Gaza, Lebanon atau terhadap pembuatan senjata nuklir.
Presiden Suriah Kunjungi Oman dan UEA
Presiden Suriah Bashar al-Assad melakukan lawatan resmi ke Oman dan kemudian dilanjutkan mengunjungi Uni Emirat Arab.
Surat kabar Al-Sharq Al-Awsat hari Senin (20/2/2023) melaporkan bahwa gempa bumi baru-baru ini mendorong upaya normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dengan Damaskus.
Upaya ini dipercepat dengan panggilan telepon atau pertemuan resmi dan tidak resmi, antara kedua belah pihak, dan lawatan terbaru Presiden Suriah, Bashar Al-Assad ke Muscat dan Abu Dhabi.
Surat kabar Rai Alyoum melaporkan, Bashar al-Assad meninggalkan Damaskus Senin pagi untuk melakukan perjalanan ke Oman, kemudian dilanjutkan ke UEA.
Sebelumnya, kantor kepresidenan Mesir telah menginformasikan adanya sambungan telepon antara presiden negara ini, Abdel Fattah al-Sisi, dengan Bashar al-Assad.
Gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter mengguncang Turki selatan dan Suriah utara Senin lalu, yang menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan di kedua negara.
PM Zionis: Kami Jalin Hubungan dengan Saudi untuk Kontrol Iran
Perdana Menteri Rezim Zionis mengumumkan, Tel Aviv berusaha menjalin hubungan dengan Arab Saudi, untuk mengontrol Iran.
Benjamin Netanyahu, Senin (20/2/2023) dalam konferensi para pemimpin organisasi Yahudi Amerika di Al Quds memuji terjalinnya hubungan terbuka dengan pemerintah Saudi.
Ia mengklaim, Dunia Arab menjadikan perlawanan terhadap ancaman Iran sebagai prioritas, dan masalah ini menciptakan persatuan negara-negara Arab dengan Israel.
Sepertinya maksud Netanyahu dengan Dunia Arab adalah segelintir negara yang melakukan normalisasi dengan Rezim Zionis, dan ia menutup mata atas gelombang kebencian luas Dunia Arab atas Zionisme.
PM Rezim Zionis kemudian menyinggung langkah-langkah yang sudah diambil untuk membuat hubungan Israel dan Saudi menjadi terbuka.
"Terwujudnya hubungan dengan Riyadh, merupakan sebuah peristiwa bersejarah bagi posisi Israel, di Timur Tengah," kata Benjamin Netanyahu.
Ia menegaskan, "Kami bergerak menuju hubungan baik dengan Saudi, sejalan dengan tujuan menghentikan ancaman Iran. Kedua tujuan ini masing-masing saling terkait, jika hubungan dengan Saudi terjalin, maka kerja sama untuk mengontrol Iran akan semakin erat, dan jika tujuan ini tercapai, maka sebuah lompatan penting berhasil dilakukan."
Menlu Suriah: Agresi Rezim Zionis terhadap Wilayah Sipil, Kejahatan Kemanusiaan
Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad mengatakan, "Serangan rudal Minggu dini hari oleh rezim Zionis di daerah sipil di Damaskus dan sekitarnya adalah kejahatan terhadap kemanusiaan."
Lima warga Suriah tewas dan 15 lainnya terluka dalam serangan udara baru rezim Zionis di wilayah Damaskus.
Dalam serangan udara ini, jet-jet tempur rezim Zionis menargetkan wilayah Damaskus dan pinggirannya dengan rudal yang ditembakkan dari wilayah Golan.
Faisal Mekdad dalam pertemuan dengan duta besar dan kepala misi diplomatik di Suriah menekankan perlunya mengutuk agresi rezim Zionis untuk mencegah pembunuhan warga sipil dan pelanggaran kedaulatan negara
"Serangan rudal rezim Zionis di wilayah sipil Damaskus dan pinggirannya, yang menyebabkan lima orang gugur, dan melukai 15 warga sipil, serta menghancurkan sejumlah rumah, adalah kejahatan terhadap kemanusiaan," ujar Menlu Suriah.
"Serangan ini dilancarkan ketika Suriah sedang berusaha untuk mengatasi dampak bencana gempa bumi yang menewaskan banyak orang tak bersalah di Suriah, dan menghancurkan infrastrukturnya," tegasnya.
Menlu Suriah juga menyerukan dukungan publik internasional untuk menghentikan agresir rezim Zionis di Suriah dengan menegaskan, "Jika komunitas internasional tidak menghentikan tindakan kriminal Israel, maka akan mendorong negara ini untuk melakukan lebih banyak kejahatan dan mengambil lebih banyak nyawa orang-orang yang tidak bersalah,".
Menteri Luar Negeri Suriah mencatat bahwa kelanjutan serangan brutal dan kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina dan Suriah merupakan ancaman nyata bagi perdamaian dan keamanan kawasan dan dunia.
Netanyahu Optimis dengan Normalisasi Hubungan Israel dan Arab Saudi
Perdana Menteri Zionis Benjamin Netanyahu menyatakan optimismenya dengan normalisasi hubungan antara rezim Zionis dengan Arab Saudi dan mengklaim bahwa normalisasi hubungan dengan Riyadh akan mengakhiri konflik Israel dan orang-orang Arab.
Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan dan Maroko menandatangani perjanjian normalisasi hubungan dengan rezim Zionis yang disebut Perjanjian Ibrahim dengan mediasi Donald Trump yang saat itu menjabat sebagai Presiden AS pada tahun 2020.
Perdana Menteri Rezim Zionis, Benjamin Netanyahu Selasa (21/2/2023) malam mengklaim, "Kami telah menganggap Arab Saudi sebagai negara berikutnya yang akan bergabung dengan perjanjian Ibrahim,".
"Saya percaya, jika para pemimpin Saudi memutuskan untuk secara resmi ingin menjadi bagian dari perjanjian Ibrahim, maka kita dapat membuat kemajuan," kata Netanyahu.
Sumber-sumber Zionis pada pertengahan Februari tahun mengungkapkan bahwa kementerian luar negeri rezim Zionis berupaya mendapatkan bantuan dari bintang sepak bola dunia, Cristiano Ronaldo, yang beralih ke klub Saudi al -Nasr , untuk mendorong normalisasi hubungan dengan pemerintah Riyadh.
Upaya rezim Zionis untuk menjalin hubungan dengan Arab Saudi mengemuka sekitar sebulan setelah mantan penasihat wakil presiden AS, John Hannah mengatakan, "Mohammed bin Salman siap untuk menormalkan hubungan dengan rezim Zionis."
"Kami menemukan bahwa masalah utama dari pandangan Arab Saudi bukanlah Israel atau masalah Palestina, tetapi kurangnya kepercayaan pada situasi saat ini dalam hubungan strategis dengan Amerika Serikat," tegas Hannah.
Sebelumnya, Menteri Penasihat Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubair juga mengatakan selama pertemuan dengan Amerika bahwa hubungan Saudi dan Israel bergerak menuju normalisasi, tetapi masih membutuhkan waktu.
Warga Oman Tolak Pesawat Zionis Lewati Negara Mereka
Rakyat Oman menekankan penentangan mereka terhadap normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel dengan meluncurkan tagar "Oman menentang lewatnya pesawat Zionis".
Departemen Luar Negeri rezim Zionis mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (23/2/2023) bahwa Kesultanan Oman telah membuka wilayah udaranya untuk maskapai penerbangan Israel.
Pada saat yang sama, Organisasi Penerbangan Sipil Oman mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa wilayah udara Oman terbuka untuk semua maskapai penerbangan yang memiliki syarat untuk melewati wilayah udara Oman.
Menurut kantor berita Shehabnews, pengguna media sosial memprotes keputusan otoritas Oman untuk membuka wilayah udara negara itu untuk pesawat perusahaan Israel.
Keputusan ini, yang dianggap sebagai langkah baru menuju normalisasi, mendapat menentangan luas dari warga Oman dan Palestina, dan disambut baik oleh pejabat rezim Zionis.
Netizen di Oman sangat menentang keputusan tersebut dan meluncurkan tagar "Rakyat Oman menentang lewatnya pesawat Zionis".
Mereka juga menekankan penolakannya terhadap normalisasi hubungan dengan rezim Zionis dan meminta otoritas negara ini untuk mempertimbangkan kembali keputusannya.