Lawatan Menlu Suriah ke Jeddah dan Perubahan Kebijakan Luar Negeri Saudi
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i143510-lawatan_menlu_suriah_ke_jeddah_dan_perubahan_kebijakan_luar_negeri_saudi
Menteri Luar Negeri Suriah Faisal al-Mekdad mengunjungi Jeddah atas undangan resmi mitranya dari Arab Saudi, Faisal bin Farhan.
(last modified 2025-10-07T09:39:18+00:00 )
Apr 14, 2023 12:26 Asia/Jakarta

Menteri Luar Negeri Suriah Faisal al-Mekdad mengunjungi Jeddah atas undangan resmi mitranya dari Arab Saudi, Faisal bin Farhan.

Suriah dilanda perang melawan teroris selama 12 tahun lalu. Arab Saudi adalah salah satu pendukung terpenting penentang rezim Suriah dan teroris selama periode ini. Riyadh mengerahkan segenap kekuatannya untuk melakukan berbagai upaya dari diplomasi, finansial, hingga militer untuk menggulingkan Bashar Al Assad. Namun, tujuan Riyadh ini tidak terwujud. Oleh karena itu, Saudi mulai mengubah arah kebijakan luar negerinya sejak tiga tahun lalu dengan melakukan proses pemulihan hubungan dengan Suriah.

Perubahan kebijakan luar negeri Arab Saudi terhadap Suriah ditandai dengan berbagai sinyal penting, termasuk lawatan Menlu Suriah ke Jeddah atas undangan resmi dari Menlu Arab Saudi.

Perjalanan Al-Mekdad ke Jeddah adalah kunjungan resmi pertama Menteri Luar Negeri Suriah ke Arab Saudi dalam 12 tahun terakhir. Pemulihan hubungan Arab Saudi dengan Suriah sejalan dengan perubahan kebijakan luar negeri Arab Saudi dalam masalah kawasan.

Setelah pemulihan hubungan Riyadh dengan Tehran, dan kesepakatan dengan Yaman untuk mengakhiri perang, pemulihan hubungan dengan Damaskus merupakan sisi ketiga dari perubahan kebijakan luar negeri Arab Saudi.

Perubahan arah kebijakan luar negeri ini menunjukkan penerimaan kegagalan strategi yang telah digunakan Riyadh dalam 12 tahun terakhir untuk menggulingkan pemerintahan yang berdaulat di Suriah.

Arab Saudi sampai pada kesimpulan bahwa pemerintah Bashar al-Assad akan tetap menjadi pemerintah resmi dan sah di Suriah, dan teroris telah menderita kekalahan dalam perang dengan Damaskus. Oleh karena alasan ini, Arab Saudi, sebagaimana Uni Emirat telah beralih untuk memulihkan hubungan diplomatiknya dengan Suriah.

 

Tampaknya, perjalanan Al-Mekdad ke Arab Saudi, selain menjadi langkah penting untuk memulihkan hubungan kedua negara, juga menjadi cara untuk mengakhiri krisis Suriah dan juga menarik bantuan kemanusiaan.

Pasca gempa dahsyat berkekuatan 7,80 skala Richter pada 6 Februari lalu di Suriah yang menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan, sejumlah negara di dunia membuka pintu bantuan ke Suriah.

Kantor berita Arab Saudi mengumumkan tujuan lawatan Menlu Suriah ke Jeddah untuk mencari solusi politik guna menjaga keamanan dan stabilitas Suriah, memfasilitasi kembalinya pengungsi Suriah ke tanah air mereka dan mengirim bantuan kemanusiaan ke negara ini.

Selain itu, kembalinya Suriah ke Liga Arab juga akan menjadi salah satu topik pembicaraan antara Faisal al-Mekdad dan Faisal bin Farhan. Selama ini, Arab Saudi menjadi salah satu penentang utama kembalinya Suriah ke Liga Arab.

Masalah lain yang membayangi pemulihan hubungan antara Damaskus dan Riyadh mengenai ketidakpuasan Amerika Serikat.

Surat kabar Amerika, Wall Street Journal melaporkan bahwa William Burns, Direktur CIA selama perjalanan mendadak ke Arab Saudi, menyatakan ketidakpuasannya dengan pendekatan Riyadh terhadap Tehran dan Damaskus dalam pertemuannya dengan pejabat Saudi.

Surat kabar Amerika ini menulis bahwa Direktur CIA mengatakan kepada Mohammed bin Salman, putra mahkota Arab Saudi, bahwa Amerika terkejut dengan langkah pemulihan hubungan baik antara negara ini dengan Iran dan Suriah, yang masih berada di bawah sanksi keras Barat.(PH)