Ramadan Berakhir dan Dimulainya Agresi Zionis ke Masjid Al-Aqsa
(last modified Mon, 24 Apr 2023 03:43:56 GMT )
Apr 24, 2023 10:43 Asia/Jakarta

Seiring dengan berakhirnya bulan suci Ramadan, ketegangan baru di Masjid al-Aqsa tengah dimulai.

Alasannya adalah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah menghadapi bahaya pembukaan front baru dari Gaza, Lebanon Selatan, dan Golan Suriah, untuk mencegah serangan dan agresi lebih lanjut oleh Zionis, hanya melarang Zionis masuk Masjid Al-Aqsa sampai akhir Ramadhan, ia melarangnya,di mana saat itu menghadapi reaksi dan penentangan ekstrimis Zionis, termasuk Menteri Keamanan Dalam Negeri, Ben Gvir.

Sejak awal bulan suci Ramadan, Masjid Al-Aqsa menjadi saksi meningkatnya ketegangan dan konflik antara jamaah Palestina dan pasukan Zionis di sekitar Masjid Al-Aqsa dan Tepi Barat, dan puncak dari konflik ini adalah serangan kaum Zionis terhadap Masjid Al-Aqsa dan konflik dengan para jamaah shalat, dan sebagai tanggapan atas konflik ini, ratusan roket ditembakkan dari Lebanon selatan dan Jalur Gaza ke Palestina pendudukan.

Warga Palestina tunaikan shalat berjamaah di Masjid al-Aqsa

Palestina dengan menekan rezim Zionis setelah serangan militer Israel terhadap jamaah shalat Palestina di Masjid al-Aqsa, telah memaksa Netanyahu mundur dari keputusannya terkait Masjid al-Aqsa, dan melarang kaum Yahudi memasuki tempat suci umat Islam ini hingga akhir Ramadan. Sementara itu, sebelumnya disebutkan bahwa pemukim Zionis di sepuluh hari terakhir bulan suci Ramadan diiijinkan untuk melecehkan kiblat pertama umat Islam ini.

Meningkatnya persatuan dan solidaritas dalam dan luar di antara bangsa Palestina dan partisipasi aktivis dalam mendukung serta melindungi Masjid al-Aqsa, serta front dalam dan luar yang secara bersamaan aktif dalam mendukung Palestina, khususnya Masjid al-Aqsa merupakan alasan dari mundurnya keputusan ini.

Oleh karena itu, ada potensi bahwa setelah berakhirnya bulan suci Ramadan, aksi-aksi pelecehan dan serangan ke tempat suci ini akan dimulai, dan hari Sabtu di hari kedua Idul Fitri, penjajah Zionis menyerbu Musallah Bab al-Rahmah di Masjid al-Aqsa dan dalam sebuah aksi jahatnya, mencopot pintu tersebut.

Berbagai laporan menyebutkan bahwa dalam serangan Zionis ke Musallah Bab al-Rahmah, tempat suci ini banyak mengalami kerusakan. Oleh karena itu, agresi dan perusakan baru Zionis di Masjid al-Aqsa langsung menuai respon dan peringatan keras dari faksi muqawama.

Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas) mengecam keras serangan rezim Zionis ke Musallah Bab al-Rahmah di Masjid al-Aqsa.

Hazem Qassim, jubir Hamas menekankan bahwa serangan militer Zionis ke Musallah Bab al-Rahmah dan kerusakan yang ditimbulkannya menunjukkan sikap keras kepala rezim ilegal ini untuk melanjutkan perang agama terhadap kesucian al-Quds. Ini artinya bahwa perang terhadap identitas Masjid al-Aqsa masih terus berlanjut, dan tidak akan berhenti selama indentitas Palestina, Arab dan Islam Masjid al-Aqsa masih eksis.

Jubir Hamas Hazem Qassem

Juru bicara Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), Tariq Selmi seraya mengisyaratkan bahwa Musallah Bab al-Rahmah adalah bagian tak terpisahkan dari Masjid al-Aqsa, menekankan bahwa upaya musuh untuk menguasainya tidak akan berhasil dan segala bentuk agresi ke Masjid al-Aqsa dan kesucian al-Quds akan memiliki dampak besar bagi seluruh kawasan.

Tapi keputusan lain yang diambil bangsa Palestina untuk menghadapi agresi dan pelanggaran setelah bulan suci Ramadan terhadap Masjid al-Aqsa adalah terus melanjutkan kehadiran mereka di tempat suci ini.

Sejumlah jamaah shalat Masjid al-Aqsa di bulan Ramadan, meski ada pembatasan yang diterapkan rezim Zionis, tetap konsisten hadir di tempat suci ini untuk menunaikan shalat berjamaah, dan jumlahnya mencapai lebih dari empat juta orang, dan kini banyak seruan untuk melanjutkan kehadiran mereka di Masjid al-Aqsa setelah bulan Ramadan dan juga undangan untuk menunaikan shalat Idul Fitri penuh semangat di kiblat pertama umat Islam ini.

Sekaitan dengan ini, Sheikh Hussein Abu Kawik, salah satu pemimpin Hamas menekankan pentingnya melanjutkan kehadiran rakyat Palestina di Masjid al-Aqsa setelah bulan Ramadan untuk melindungi tempat suci ini dari rencana busuk militer dan pemukim Zionis, dan ia juga menekankan legitimasi isu Palestina.

"Desakan rakyat Palestina untuk hadir di Masjid Al-Aqsa dan melakukan shslat dan itikaf di tempat suci ini adalah penekanan pada fakta bahwa ini adalah masjid Islam yang sebenarnya dan penjajah tidak dapat mencegah umat Islam dari itikaf dan hadir di tempat suci ini," papar Abu Kawik.

Seruan ini menunjukkan bahwa bangsa Palestina di dalam masih menjadi pelopor dalam membela dan mempertahankan Masjid al-Aqsa, tapi pada saat yang sama, punggung mereka hangat bagi orang-orang Palestina dan kekuatan perlawanan di luar, yang sepenuhnya siap untuk mencegah serangan terhadap Masjid al-Aqsa. (MF)