Pandangan Para Pengguna X
KTT Sharm el-Sheikh, Pertemuan Perjanjian Perdamaian Paling Konyol di Dunia
Pengguna jejaring sosial -X menggambarkan pertemuan puncak Sharm el-Sheikh sebagai unjuk kekuatan dan penipuan yang bertujuan mengabaikan hak-hak rakyat Palestina.
Tehran, Parstoday- Perilaku memalukan Presiden AS Donald Trump pada pertemuan puncak Sharm el-Sheikh baru-baru ini terhadap para kepala negara kawasan, sebagai tanggapan atas gencatan senjata yang diberlakukan kepadanya dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu oleh Hamas, kelompok perlawanan Islam Palestina, dan rakyat Gaza, telah mengubah pertemuan puncak tersebut menjadi forum pembelajaran sejarah.
Pengguna jejaring sosial X menganggap pertemuan puncak Sharm el-Sheikh sebagai pertunjukan penipuan di mana hak-hak rakyat Palestina jelas-jelas dilupakan.
Sehubungan dengan hal ini, seorang pengguna bernama Tavana Rafiei menulis,"Keributan Sharm el-Sheikh merupakan upaya untuk meyakinkan opini publik. Pertunjukan penghinaan dan perebutan kekuasaan dimulai di Knesset dan mencapai Sharm el-Sheikh. Hak-hak asasi rakyat Palestina yang tidak dapat dicabut sekali lagi diabaikan."
Pengguna X lainnya, Sreejit Datta, menulis, "Setelah menonton pertunjukan Sharm El Sheikh, kita pasti akan tersenyum kecut dan melihat foto kenangan para peserta yang dengan mudah menginjak-injak hak-hak sah rakyat Palestina."
Hamid Tariq juga mengatakan, "Para pejuang perdamaian yang memproklamirkan diri dan berkumpul di Sharm El Sheikh untuk "menghentikan" genosida di Gaza tidak takut pada perang, melainkan pada kebebasan bangsa yang satu-satunya senjatanya adalah perlawanan."
Mohammad Reza Najafi, aktivis X lainnya, menulis "Trump dan Netanyahu, si pembunuh anak-anak, beserta antek-antek mereka di Sharm El Sheikh, sedang mencari sesuatu yang tidak dapat mereka ambil dari perlawanan di Gaza setelah dua tahun perang."
Mahdi juga menekankan, "Pada pertemuan puncak Sharm el-Sheikh, Trump si pembunuh mempermalukan dan mencemooh semua pendukungnya sebisa mungkin, agar mereka semua tahu bahwa mereka hanyalah alat yang tercela, tetapi yang terpenting adalah perlawanan tidak boleh dibenci dan mereka tidak dapat melucuti Hamas maupun mempermalukan rakyat Palestina."
Mostafa Babajani juga menyamakan pertemuan puncak Sharm el-Sheikh dengan istana binatang dan menulis: "Di istana ini, darah menetes dari lengan baju para pembunuh anak-anak Gaza."
Hussein Marouf juga berpendapat, "Dunia menyaksikan peristiwa politik paling menjijikkan dan konyol di abad terakhir. Knesset Israel dan pertunjukan Sharm el-Sheikh di Mesir adalah puncak penghinaan politik. Sebuah komedi tunggal murni yang dibawakan oleh Donald Trump, dan hari ini saya menyadari betapa hebatnya perlawanan rakyat Palestina."
Gohari juga mengatakan,"Pertemuan perjanjian damai paling konyol di dunia diadakan di Sharm el-Sheikh. Pertemuan di mana Trump datang sebagai badut besar untuk berjabat tangan dengan para kepala negara dan pergi. Sandiwara ini diperlukan baginya setelah kegagalannya menerima Hadiah Nobel Perdamaian."(PH)