Kecam Penistaan Al-Quran, Sekjen Hizbullah Serukan Pemutusan Hubungan Diplomatik
Menanggapi penistaan baru-baru ini terhadap Al-Qur'an di Denmark dan Swedia, Sayid Hassan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon menyerukan pemutusan hubungan diplomatik dengan pemerintah Swedia dan Denmark.
Pada hari Jumat, anggota kelompok nasionalis Islamofobia dan sayap kanan, Dansk Patriot (Patriot Denmark) membakar Al-Qur'an di depan kedutaan Irak di Kopenhagen, Denmark.
Sehari sebelumnya, Salwan Momika, seorang pengungsi Irak berusia 37 tahun yang tinggal di Swedia menginjak dan menendang Al-Quran yang dilakukan setelah membakar salinan Al-Qur'an di luar masjid Stockholm beberapa pekan sebelumnya.
Negara-negara Islam, sambil mengutuk penodaan Al-Qur'an, memanggil duta besar dan kepala misi diplomatik di Swedia dan Denmark di negara-negara tersebut.
Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hassan Nasrullah hari Sabtu (22/7/2023) mengatakan,"Kita tidak boleh tertipu oleh permintaan maaf. Tindakan Irak dengan menarik duta besarnya dari Swedia adalah inisiatif paling penting di tingkat resmi,".
"Jika Swedia melanjutkan pendekatan ini, maka akan ditempatkan dalam ketentuan Syariah Islam sebagai negara yang berperang dengan Islam dan Muslim," ujar Sekjen Hizbullah Lebanon.
"Jika penilaian benar bahwa Mossad berada di balik apa yang terjadi di Swedia, kita menghadapi gerakan yang akan terus berlanjut dan membutuhkan sikap bersama secara resmi yang kuat," papar Nasrullah.
Menurut Sekjen Hizbullah Lebanon, pemerintah Swedia harus memperhatikan kata-kata Imam Khamenei tentang kecaman terhadap mereka yang menghina Al-Qur'an, terutama kalimat "pemerintah yang telah mengambil sikap berperang melawan Islam".(PH)