3 Tahun Pasca Ledakan Beirut, Ketidakpastian Hukum dan Ketidakstabilan Politik Lebanon
Peringatan tahun ketiga ledakan dahsyat di Beirut telah tiba sementara proses hukum kasus ledakan tersebut belum selesai dan Lebanon masih dijalankan oleh pemerintah sementara.
Saat itu 4 Agustus 2020, ketika ledakan besar terjadi di Beirut. Ledakan itu terjadi akibat kebakaran di sebuah gudang di pelabuhan Beirut tempat penyimpanan bahan kimia sejak 2013.
Akibat ledakan ini, lebih dari 220 orang tewas dan lebih dari 6.500 orang luka-luka. Selain itu, ia meninggalkan kehancuran dan kerusakan yang luas.
Tiga tahun setelah ledakan dahsyat ini, Lebanon masih belum melihat situasi yang stabil. Keluarga korban masih menunggu keadilan bagi para pelaku ledakan.
Sekaitan dengan hal ini, menjelang peringatan tiga tahun ledakan Beirut, ratusan warga Lebanon, bersama keluarga korban insiden ini dan sejumlah perwakilan Parlemen Lebanon saat ini dan sebelumnya, saat menggelar demonstrasi, menuntut untuk mempercepat proses peradilan kasus dan pelaksanaan keadilan bagi para pelaku kejadian ini.
Tampaknya, karena penyebab kejadian ini dipolitisasi pada hari-hari pertama, proses peradilan kasus ini juga terpengaruh oleh masalah ini.
Gerakan politik anti-Perlawanan, yang juga didukung dari luar Lebanon, mencoba memperkenalkan gerakan perlawanan sebagai tertuduh sejak saat-saat pertama ledakan pelabuhan Beirut, dan upaya ini masih berlangsung.
Sayid Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, pada peringatan tahun ketiga tragedi ini, merujuk pada kegagalan gerakan Amerika untuk menuduh Hizbullah mengatakan, Mereka yang mempolitisasi masalah ini dan mengaitkannya dengan proses perubahan regional adalah yang mencegah penemuan kebenaran.
Peringatan tahun ketiga ledakan dahsyat di Beirut telah tiba sementara proses hukum kasus ledakan tersebut belum selesai dan Lebanon masih dijalankan oleh pemerintah sementara.
Dalam hal ini, Sheikh Ali Damush, Deputi Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon mengatakan, Masalah terpenting yang dihadapi kasus ledakan pelabuhan Beirut adalah eksploitasi darah para korban, politisasi, penyesatan dan menghancurkan kebenaran di labirin politik.
Ibrahim Hoteit, Juru Bicara Komite Keluarga Korban Ledakan Beirut mengumumkan pada peringatan tahun ketiga ledakan mengerikan ini, Setelah 3 tahun, semua orang menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi, dan tidak ada keadilan dilakukan. Alasan utamanya adalah investasi politik beberapa partai politik dalam kasus ledakan Beirut, dan campur tangan partai politik dalam kasus ini menyebabkan perbedaan pendapat di antara keluarga korban.
Poin penting lainnya adalah bahwa tiga tahun setelah ledakan pelabuhan Beirut, Lebanon masih diperintah oleh pemerintahan sementara.
Pemerintahan Hassan Diab berumur pendek, Saad Hariri gagal membentuk kabinet, Najib Mikati ditunjuk untuk membentuk kabinet dan setelah periode sementara yang singkat, dari Agustus 2022, tetapi setelah setahun ternyata dia masih belum berhasil menyelesaikan masalah ini.
Situasi saat ini di Lebanon paling menguntungkan rezim Zionis dan Amerika Serikat, yang menuntut kehadiran pemerintahan sementara yang lemah di negara ini. Intervensi asing, yang mengganggu proses kasus ledakan Beirut, juga dianggap sebagai faktor penting kegagalan pembentukan kabinet baru Lebanon.(sl)