Warga Gaza Menanti Bantuan Dunia
(last modified Sun, 22 Oct 2023 14:04:39 GMT )
Okt 22, 2023 21:04 Asia/Jakarta
  • Warga tertindas Gaza
    Warga tertindas Gaza

Sekjen PBB, Antonio Guterres dalam pidatonya di Konferensi Perdamaian Kairo hari Minggu (22/10/2023) mengatakan, "Kita bertemu di jantung wilayah yang sedang menderita kesakitan dan selangkah lagi menuju jurang maut. Sebuah wilayah yang hati nurani mustahil tidak akan tersiksa menyaksikan gambar warga yang menderita."

Perdana Menteri Irak, Mohammad Shia al-Sudani di KTT Perdamaian Kairo menjelaskan, "Jika kata-kata dari suatu negara yang mempunyai hak yang sah didengarkan dan jika resolusi internasional dihormati, masalah Palestina tidak akan mencapai titik ini. Irak dengan tegas menolak migrasi paksa warga Palestina dari Jalur Gaza dan menyerukan untuk meninggalkan rumah mereka. Kami menginginkan terciptanya gencatan senjata dan pembukaan penyeberangan manusia ke Jalur Gaza, dan kemudian pertukaran tawanan dan tahanan."

Sejak awal Operasi Badai Al Aqsa 16 hari lalu (7 Oktober 2023), pemboman wilayah pemukiman dan publik dari satu sisi, serta pemutusan air, listrik dan kelangkaan bahan makankan, serta obat-obatan dari sisi lain, telah menorehkan kondisi sangat kritis bagi warga Palestina di Gaza, serta berbagai lembaga HAM mengumumkan kondisi kemanusiaan di wilayah ini tidak dapat digambarkan serta menyedihkan.

Anak Gaza korban kebengisan Israel

Lembaga di bawah PBB seperti Program Pembangunan PBB (UNDP), Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA), UNICEF, Program Pangan Dunia (WFP) serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam statemennya menyatakan, "Kami menyerukan gencatan senjata, bersamaan dengan akses kemanusiaan yang segera dan tidak terbatas di seluruh Gaza, sehingga para pelaku kemanusiaan dapat membantu warga sipil yang membutuhkan, menyelamatkan nyawa dan mencegah penderitaan manusia lebih lanjut."

Televisi Palestine al-Youm melaporkan, "Direktur UNRWA di Gaza mengatakan kondisi sangat kritis, dan bantuan kemanusiaan sangat terbatas. Makanan dan minuman langka. Kami membutuhkan jalur bantuan kemanusiaan permanen untuk mencegah bencana di Jalur Gaza."

Pada hari Sabtu, konvoi pertama yang terdiri dari 20 truk yang membawa bantuan kemanusiaan dari Bulan Sabit Merah Mesir, Organisasi Kesehatan Dunia dan Program Pangan Dunia memasuki Jalur Gaza dengan pembukaan kembali sementara penyeberangan Rafah. Namun, bahan bakar yang merupakan kebutuhan mendesak masyarakat di wilayah ini tidak termasuk dalam barang-barang tersebut, dan satu-satunya pembangkit listrik di Gaza akan ditutup karena kekurangan bahan bakar, dan rumah sakit juga akan mengalami kegelapan total karena tidak ada listrik dan kegagalan generatornya, di mana hal ini akan mengancam kehidupan ribuan pasien.

UNICEF mengumumkan bahwa hari Sabtu lebih dari 44 ribu botol air mineral masuk ke Gaza melalui Jalur Penyeberangan Rafah, tapi angka tersebut hanya cukup untuk 22 ribu orang dalam sehari.

Catherine Russell, direktur eksekutif UNICEF dalam statemen persnya mengatakan, bantuan terbatas pertama ini mungkin dapat menyelamatkan sejumlah orang dari kematian, tapi kebutuhan mendesak sangat banyak, bukan hanya air, tapi juga makanan, bahan bakar, obat-obatan, barang dan jasa juga sangat penting. Jika kita tidak mampu menjamin persiapan bantuan kemanusiaan secara permanen, kita akan menghadapi ancaman sejati penyebaran wabah yang mengancam kehidupan warga Gaza."

Setelah banyak bagian dari infrastruktur Gaza, termasuk sistem air dan pembuangan limbah yang penting hancur selama sekitar dua minggu pemboman Israel, kapasitas produksi air di wilayah ini berkurang menjadi lima persen, dan populasi Gaza yang berjumlah sekitar 2,3 juta jiwa mendapat air kurang dari tiga liter per orang per hari.

Menurut organisasi internasional, hampir satu juta orang telah mengungsi di Jalur Gaza dalam dua minggu terakhir, setengah dari mereka adalah anak-anak, dan banyak dari mereka mengungsi di tempat penampungan yang penuh sesak dengan akses yang sangat terbatas terhadap air dan sanitasi, kondisi yang sangat berbahaya khususnya bagi anak kecil.

Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa serangan udara rezim Zionis belum berhenti, dan saluran berita Qatar Al Jazeera, mengutip kantor informasi pemerintah di Jalur Gaza, mengatakan bahwa rumah sakit di barikade ini menerima hampir 50 korban jiwa baru dan terluka setiap jamnya dan kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Image Caption

Gerakan Internasional untuk Pertahanan Anak mengumumkan bahwa sejak 7 Oktober (awal Badai Al-Aqsa), rezim Zionis telah membunuh lebih dari 1.661 anak di Gaza, yang berarti rata-rata 120 anak per hari.

Serangan rezim Zionis ke Jalur Gaza dalam 16 hari terakhir telah menyebabkan lebih dari 4 ribu orang tewas, 13 ribu orang terluka, dan satu juta orang mengungsi, hal ini terus meningkat setiap saat, dan kini Gaza semakin rentan terhadap bencana kemanusiaan. Pengiriman bantuan segera dapat mengurangi peradangan krisis kemanusiaan ini sampai batas tertentu, namun serangan yang terus berlanjut, terutama jika disertai dengan dimulainya serangan darat, pasti akan meningkatkan kedalaman dan cakupan krisis ini. (MF)