Agresi Brutal Israel ke Gaza Memasuki Hari ke-31, Semua Diserang
Rezim Zionis Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Jalur Gaza sejak hari Sabtu, 7 Oktober 2023 dan telah memasuki hari ke-31.
Rezim Zionis tidak menghiraukan hukum dan aturan internasional, dan terus menyerang rumah-rumah penduduk, rumah sakit, pasar, pusat perbelanjaan, sekolah, tempat ibadah, bahkan ambulans dan jurnalis.
Satu-satunya rumah sakit jiwa dan mata di Gaza juga dijatuhi bom oleh Israel pada hari Senin (6/11/2023).
Sebuah rumah di Khan Yunis di Gaza selatan juga tak luput dari serangan udara Israel.
Sebuah ambulans menjadi sasaran serangan udara Israel saat memindahkan sejumlah warga sipil yang terluka di Gaza pada Senin dini hari.
Tiga jurnalis terluka setelah markas besar Kelompok Media Palestina menjadi sasaran jet tempur Israel.
Tim evakuasi dan medis yang berusaha menyelematkan korban dari reruntuhan rumah yang hancur juga menjadi sasaran serangan udara Israel.
Tim pertahanan sipil terus berusaha menyelamatkan seorang anak yang terjebak di bawah reruntuhan rumahnya yang hancur di Gaza.
Karena krisis listrik, para dokter Palestina di rumah sakit di Indonesia menggunakan lampu telepon gengam saat mengoperasi pasien.
Menurut Organisasi dan lembaga yang berafiliasi dengan PBB, 67% korban serangan udara militer rezim Zionis di Gaza sejak 7 Oktober 2023 adalah perempuan dan anak-anak.
Lembaga-lembaga yang menyebutkan hal itu antara lain; Dana Anak-anak PBB (UNICEF), Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), Badan Kesehatan Seksual dan Reproduksi PBB (UNFPA), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam pernyataan bersama lembaga afiliasi PBB ini disebutkan bahwa nyawa bayi-bayi menjadi taruhannya dan jika rumah sakit kehabisan bahan bakar maka nyawa sekitar 130 bayi prematur yang membutuhkan perawatan dan perawatan khusus akan terancam. Menurut perkiraan lembaga-lembaga tersebut, terdapat 50.000 perempuan hamil di Gaza, dan lebih dari 180 di antaranya melahirkan setiap hari.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa jumlah syuhada Palestina sejak serangan udara militer Israel ke Gaza telah meningkat menjadi 9.227 orang.
Dari jumlah korban jiwa tersebut, 3.826 adalah anak-anak dan 2.405 adalah perempuan. Jumlah warga Palestina yang terluka juga meningkat menjadi 23.516 orang dalam kurun waktu tersebut.
Rezim Zionis melancarkan perang habis-habisan terhadap Gaza sejak tanggal 7 Oktober 2023 yang bertujuan untuk membebaskan para tahanan dan melenyapkan Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, namun sejauh ini, alih-alih mereka mencapai tujuannya, jumlah korban tewas di kalangan pasukan Zionis justru meningkat setelah mengirimkan tank-tanknya ke Gaza.
Hanya dalam satu serangan balik dari Batalion al-Qassam, sayap militer Hamas, 6 tank, dua kendaraan pengangkut personel dan satu buldoser tentara Israel dihancurkan.
Saraya al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam Palestina, juga mengumumkan bahwa tentara Israel menderita kerugian besar, namun tidak mengumumkan jumlah sebenarnya korban jiwa.
Menurut data terbaru yang mengutip juru bicara unit militer Zionis Daniel Hagari, jumlah korban dalam pertempuran dengan Gaza sebanyak 339 orang. Menurut Hagari, Hamas juga memiliki 241 tawanan.
Radio rezim Zionis menyebutkan bahwa sejak awal Operasi Badai al-Aqsa, 1.538 Zionis, termasuk 388 personel militer, tewas dan sekitar 5.000 lainnya terluka. (RA)