Bashar Assad: Yang Paling Dibutuhkan Palestina, Bantuan Lawan Genosida
Presiden Suriah, dalam pidatonya pada pertemuan negara-negara Arab dan Muslim, di Riyadh mengatakan, sekarang bukan saatnya berbicara soal solusi dua negara untuk Palestina.
Bashar Al Assad, Sabtu (11/11/2023) menuturkan, Perjanjian Oslo, yang ditandatangani 30 tahun lalu, sampai sekarang hanya memperburuk kondisi rakyat Palestina.
Dikutip kantor berita SANA, Assad menjelaskan, masalah Palestina, tidak terbatas pada Gaza, semata. Gaza adalah masalah utama, substansi Palestina, dan bukti nyata penderitaan bangsa ini.
Presiden Suriah menegaskan, "Masalah Gaza, sepanjang 75 tahun, dipenuhi dengan kejahatan-kejahatan, dan aksi kriminal orang-orang Zionis."
"Perjanjian Oslo, bukan saja perjanjian yang gagal, ia bahkan menambah agresi Rezim Zionis, dan menyebabkan rakyat Palestina, semakin ditindas, dan dibinasakan," imbuhnya.
Assad menegaskan, "Jika kita tidak punya instrumen nyata untuk menekan, maka apa pun langkah yang kita ambil atau statemen yang kita sampaikan, tidak akan ada gunanya."
Menurut Presiden Suriah, berbicara soal solusi dua negara, dan masalah-masalah lain, bukan prioritas, dan semua mengetahui berbicara masalah itu tidak ada manfaatnya.
Ia memprotes sikap kompromistis sebagian negara Arab, dan menjelaskan, "Kompromi sebagian negara Arab, sama dengan kekerasan dan pembunuhan massal oleh Rezim Zionis yang semakin luas terhadap kita. Kejahatan yang terus berlanjut ini, tidak bisa dipisahkan dari sikap kita sebagai negara Arab dan Muslim, yang terpecah belah terkait Palestina."
"Kebutuhan paling urgen orang-orang Palestina, saat ini bukan bantuan kemanusiaan, sekarang mereka sangat membutuhkan dukungan di hadapan pembunuhan," pungkasnya. (HS)