Dituduh Teror dan Langgar Hukum Internasional, Ini Jawaban Yaman
(last modified Sun, 17 Dec 2023 07:24:22 GMT )
Des 17, 2023 14:24 Asia/Jakarta
  • kapal tanker Rezim Zionis
    kapal tanker Rezim Zionis

Anggota Dewan Tinggi Politik Yaman, menjawab sejumlah kritik terhadap Angkatan Bersenjata negara ini dalam membantu Palestina, dengan menyita dan menyerang kapal-kapal bertujuan Israel.

Mohammed Ali Al Houthi, Jumat (15/12/2023) malam di akun X menulis, negara-negara Arab yang menormalisasi hubungan dengan Rezim Zionis, sedang berusaha menyebarluaskan rumor soal sikap Yaman dalam mendukung Gaza.
 
Para penyebar rumor itu mengatakan Ansarullah Yaman, sengaja menyerang kapal-kapal Israel, untuk menaikkan popularitas di dalam negeri.
 
Al Houthi menjawab, "Kami tidak sedang dalam proses pemilu, jika Anda berpikir demikian, Anda bisa bersaing. Inilah sikap kami, menjalankan kewajiban yang sudah disampaikan Pemimpin kami Sayid Abdul Malik Al Houthi, satu dekade lalu."
 
"Israel, harus mempertimbangkan Yaman, dalam setiap perang yang dilancarkannya terhadap Palestina, di masa mendatang," tutur anggota Dewan Tinggi Politik Yaman tersebut.
 
Lalu aksinya menyita dan menyerang kapal-kapal bertujuan Israel, disebut sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional, dan negara-negara Arab yang harus menanggung akibatnya.
 
Al Houthi mengatakan, "Serangan Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab ke Yaman, telah merobek hukum internasional. Jika hukum tersebut memang berlaku, tentu agresi dan blokade atas Yaman, sudah lama dihentikan. Jika hukum ini memang berlaku, tentu para penjajah tidak akan melangkah sejauh ini dalam menghancurkan Gaza."
 
Selain itu langkah Yaman, membantu Palestina, juga disebut terorisme dan perompakan oleh para pendukung normalisasi hubungan dengan Israel.
 
Hal ini dijawab Al Houthi, "Terorisme terbesar dilakukan AS, dengan jet tempur, rudal, dan koalisi-koalisi militernya, dalam menyerang perempuan, anak-anak, warga sipil, dan yang lainnya, serta wilayah-wilayah non-militer."
 
"AS sendiri adalah terorisme karena menyulut perang, menciptakan perang tanpa legitimasi apa pun. Rakyat Yaman menyaksikan sendiri kapal-kapalnya dicuri Koalisi Agresor, lalu dibawa ke Jibouti dan tempat lain. Rakyat Yaman, menderita karena blokade menindas, dan itu bukti nyata terorisme," pungkasnya. (HS)