Koalisi Maritim AS Akui Kekalahan di Laut Merah
Jan 04, 2024 21:37 Asia/Jakarta
12 negara anggota Koalisi Maritim Amerika Serikat, dalam pernyataannya selain mengakui penolakan negara-negara dunia untuk melintasi Laut Merah, juga meminta Ansarullah untuk menghentikan serangan ke kapal-kapal dagang.
Statemen tersebut dirilis hari Rabu (3/1/2024) oleh Amerika Serikat, Australia, Bahrain, Belgia, Kanada, Denmark, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Selandia Baru, dan Inggris.
"Kami melalui pernyataan ini menekankan poin-poin di bawah, dan memperingatkan Houthi, terkait serangan-serangan yang lebih besar," katanya.
Negara-negara anggota Koalisi Maritim AS, menyebut serangan Yaman, di Laut Merah, ilegal, dan sangat mengganggu stabilitas, dan tidak ada justifikasi apa pun untuk menyerang kapal-kapal sipil.
Menurut Koalisi Maritim AS, sekitar 15 persen perdagangan maritim dunia termasuk 8 persen perdagangan gandum, 12 perdagangan minyak, dan 8 persen perdagangan gas alam cair dunia dilakukan melalui Laut Merah.
Seluruh negara anggota Koalisi Maritim AS, mengakui kapal-kapal dagang internasional sudah mengubah rute pelayarannya, tidak lagi melintasi Laut Merah, dan menggunakan rute Tanjung Harapan.
"Perusahaan-perusahaan pelayaran internasional bersikeras mengubah rute kapal-kapalnya dan menggunakan rute Tanjung Harapan. Ini menyebabkan kenaikan harga secara signifikan, dan menyebabkan barang-barang terlambat datang hingga berminggu-minggu. Sehingga akhirnya penyaluran barang-barang vital seperti makanan, bahan bakar, dan bantuan kemanusiaan ke seluruh dunia terganggu," pungkasnya. (HS)
Tags