Dari Netanyahu hingga Al Julani; Rantai Konspirasi untuk Melenyapkan Suriah
Mar 27, 2025 21:22 Asia/Jakarta
Parstoday – Analis politik terkemuka Dunia Arab, dalam artikel terbarunya memusatkan perhatian pada perkembangan Suriah, terutama pendudukan dan agresi Israel di negara ini.
Abdel Bari Atwan, Editor surat kabar Rai Al Youm, Kamis (27/3/2025) menulis, akhirnya setelah empat bulan bungkamnya para pemimpin baru Suriah, terkait agresi dan pendudukan Israel, atas wilayah negara itu, pasca-tergulingnya pemerintahan Bashar Assad, Kementerian Luar Negeri Pemerintahan Abu Mohammed Al Julani, merespons agresi militer Israel, ke Suriah.
Ia menambahkan, “Pemerintah Suriah, mengecam pemboman, dan pengerahan pasukan penjajah di Provinsi Daraa, dan mendesak penyelidikan internasional atas agresi Tel Aviv, ke wilayah Suriah, dan kejahatan mereka terhadap warga sipil Suriah.”
Abdel Bari Atwan bertanya, apakah masyarakat internasional akan merespons tuntutan terlambat Al Julani untuk menghentikan agresi militer Israel, ke Suriah?
Ia menegaskan, “Kami memikirkan sejumlah alasan sehingga masyarakat internasional merespons tuntutan Abu Mohammed Al Julani, untuk menghentikan agresi militer Israel, ke Suriah.”
Atwan melanjutkan, “Pertama bahwa pihak yang melanggar kedaulatan Suriah, wilayah territorial, dan warganya adalah Israel, bukan pemerintahan terdahulu Suriah. Maka dari itu masyarakat internasional yang berada di bawah ketiak Amerika Serikat, tentunya menyambut baik agresi Israel ke Suriah ini, dan sama sekali tidak akan merespons tuntutan Al Julani.”
“Kedua, misi asli proses perubahan di Suriah, yang diupayakan oleh masyarakat internasional yang berada di bawah ketiak AS, terwujud setelah Bashar Assad, tumbang, oleh karena itu Suriah baru, tidak dihitung sebagai bahaya bagi Rezim Zionis. Berlanjutnya sanksi dan blokade ekonomi terhadap Suriah, memburuknya pencaharian masyarakat Suriah, terjadinya berbagai jenis kejahatan, pembunuhan, dan konflik sektarian, serta tidak dihapusnya secara resmi nama pemimpin baru Suriah dari daftar terorisme, menegaskan bahwa masyarakat internasional sebenarnya tidak bermaksud membantu rakyat Suriah,” papar Atwan.
Menurut analis politik Dunia Arab ini, ketiga, masyarakat internasional yang dipimpin AS, sepenuhnya sejalan dan mendukung proyek pembagian wilayah Suriah, menjadi beberapa pemerintahan kecil berbasis etnis dan kaum, yang juga diupayakan oleh Israel, dan sedang berjalan saat ini.
Ia menegaskan, “Kita biasanya tidak mempercayai pengakuan yang sengaja dipromosikan oleh media-media berbahasa Ibrani, bahwa orang-orang Israel, khawatir dengan hegemoni Turki di Suriah baru. Pasalnya, Turki sejak PD II, tidak pernah sekali pun menjadi ancaman bagi Israel, sementara pemerintah Suriah sejak hari pertama sudah mengumumkan tidak ingin menjadi ancaman bagi Israel, dan tidak berusaha berkonflik dengan rezim itu. Di sisi lain, Turki, sampai kini terus menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel.”
“Skenario-skenario asli yang saat ini dipimpin AS untuk mengubah bentuk Timur Tengah, dan sesuai keinginan serta syarat-syarat Israel, adalah perwujudan dari pandangan dan saran David Ben Gurion, pendiri Rezim Zionis yang mengatakan, ‘Kebesaran Israel, bukan pada bom-bom nuklir, juga bukan pada arsenal-arsenal militer, tapi pada hancurnya pasukan-pasukan Arab, di tiga negara yaitu Irak, Suriah, dan Mesir’.” (HS)
Tags