Qatar: Setelah AS Berkhianat, Kami Cari Sekutu Baru
Sep 11, 2025 21:55 Asia/Jakarta
-
PM Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani
Pars Today – Media Amerika Serikat, melaporkan Perdana Menteri Qatar, memberitahu Gedung Putih, setelah pengkhianatan AS dalam serangan Israel ke Doha, kemungkinan kerja sama keamanan dengan Washington akan ditinjau ulang, dan Qatar mencari sekutu baru.
Axios, Kamis (11/9/2025) mengabarkan, sejumlah laporan yang mengatakan bahwa PM Israel, sebelum menyerang Doha, tidak berkonsultasi lebih dulu dengan Presiden AS Donald Trump atau penasihat senior lainnya, bukan saja akan membawa dampak bagi Israel saja, tapi juga secara potensial akan mempengaruhi kredibilitas AS di arena internasional.
Ditambahkannya, PM Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, kepada Gedung Putih mengatakan setelah “tindakan pengkhianatan” ini, Qatar, akan meninjau ulang kerja sama keamanan dengan Washington.
Di sisi lain, sebagaimana disebutkan di laporan-laporan itu, PM Qatar, dalam wawancara dengan CNN menjelaskan, para pemimpin negara-negara Teluk Persia, saat ini tengah membahas mekanisme respons atas serangan Israel ke Doha.
Serangan Israel ke lokasi pemimpin Hamas di Doha, yang dilancarkan tidak lama setelah serangan AS ke fasilitas nuklir Iran, pada Perang 12 Hari yang dibalas dengan serangan rudal ke pangkalan militer AS, Al Udeid, di Qatar, PM Qatar, memperingatkan Utusan Gedung Putih, Steve Witkoff, bahwa Qatar akan mengevaluasi mendalam kerja sama keamanan dengan AS, dan mungkin akan mencari sekutu baru jika diperlukan.
Sehubungan dengan ini, dua sumber terpercaya kepada Axios mengatakan Trump meminta Netanyahu untuk memberikan jaminan tidak menyerang lagi Qatar. Namun meski Qatar beberapa kali memperingatkan AS, menurut laporan Axios, sampai sekarang Netanyahu belum meminta maaf secara terbuka atas kejahatannya, bahkan dengan mengabaikan permintaan Trump, ia mungkin akan melancarkan serangan lagi ke Qatar.
Qatar adalah negara ke-7 yang diserang Rezim Zionis sejak pecahnya perang Gaza, Oktober 2023 lalu. Menurut Axios, pejabat AS menjelaskan Trump hari Selasa lalu melakukan dua kali kontak telepon dengan Netanyahu membahas serangan ke Qatar.
Pada kontak telepon pertama, Presiden AS mengaku kecewa dengan keputusan Israel untuk menyerang Qatar, dan berusaha memikirkan apa kira-kira dampak dari serangan ini dalam jangka panjang.
Seorang mantan pejabat AS mengatakan PM Qatar kepada pejabat AS berkata apa yang sudah terjadi adalah pengkhianatan yang dilakukan oleh Tel Aviv dan Washington.
Sementara Netanyahu dalam sebuah video pada hari Rabu menjustifikasi kejahatannya, dan mengatakan jika para pemimpin Hamas masih berada di Qatar, maka serangan akan terus berlanjut. Netanyahu juga mengklaim serangan Israel ke Hamas di Qatar mirip upaya AS mengejar Al Qaeda di Afghanistan, dan Pakistan setelah peristiwa 11 September.
Namun demikian, PM Qatar, dalam wawancara dengan CNN, mengatakan Netanyahu harus diadili karena telah melanggar aturan internasional, pasalnya ia menganggap serangan ke Qatar adalah sebuah “terorisme negara”.
PM Qatar menegaskan bahwa Doha, saat ini sedang mengkaji mekanisme respons terhadap serangan Israel, dengan sekutu-sekutu regionalnya, karena seluruh kawasan Teluk Persia saat ini berada dalam bahaya. (HS)
Tags