Kementerian Perang Zionis: Setiap Bunuh Diri adalah Kekalahan bagi Kami
-
Tentara Zionis
Pars Today - Surat kabar The Independent Inggris dengan menyoroti meningkatnya rata-rata bunuh diri tahunan di tentara Israel setelah perang Gaza, dan menulis bahwa lebih dari 11.000 personel militer Israel mengalami berbagai gangguan psikologis sejak perang itu, dan bahwa data mengenai tentara yang bunuh diri setelah meninggalkan dinas tidak dipublikasikan.
Menurut laporan Pars Today, sejak dimulainya perang Gaza, banyak laporan telah mengungkapkan krisis psikologis mendalam pada tentara rezim Zionis, termasuk gangguan parah seperti post-traumatic stress disorder (PTSD) serta gangguan lain yang mendorong tentara ke arah bunuh diri.
Dalam laporan terbarunya, koran The Independent menyatakan bahwa lebih dari 11.000 tentara Israel menderita gangguan mental sejak perang Gaza.
The Independent menulis, “Dengan meningkatnya jumlah tentara Israel yang dua tahun setelah perang Gaza masih menderita masalah psikologis parah, laporan mengenai PTSD, depresi, dan gangguan psikologis lainnya semakin meningkat, demikian pula angka bunuh diri.”
Menurut laporan ini, data Kementerian Perang Israel menunjukkan bahwa sejak 7 Oktober 2023, hampir 11.000 tentara Israel mengalami gangguan psikologis. Angka ini lebih dari sepertiga dari total 31.000 tentara Israel yang mengalami gangguan tersebut dalam seluruh perang yang diikuti Israel sejak tahun 1948. Ini berarti bahwa perang Gaza adalah perang yang paling menghancurkan kondisi mental tentara Israel.
Lonjakan Rata-rata Bunuh Diri di Tentara Israel
Laporan The Independent menambahkan, “Tingkat bunuh diri di tentara Israel meningkat tajam.”
Pada dekade sebelum perang Gaza, rata-rata 13 tentara per tahun bunuh diri.
Namun sejak perang Gaza, angka tersebut meningkat drastis:
Pada tahun lalu saja, 21 tentara bunuh diri, menurut data resmi militer Israel.
Angka ini tidak termasuk tentara yang bunuh diri setelah keluar dari dinas.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Knesset (parlemen Israel) bulan lalu mengungkapkan bahwa:
279 tentara lainnya melakukan percobaan bunuh diri antara Januari 2024 hingga Juli 2025, tetapi berhasil diselamatkan.
Tentara: Kehilangan Tujuan Hidup, Depresi Berat, dan Gangguan Fungsi Sosial
Menurut laporan Associated Press yang mengutip sejumlah tentara dan psikolog Israel:
Banyak tentara yang mengalami gangguan psikologis merasa kehilangan tujuan hidup,
mengalami gangguan konsentrasi,
kesulitan menjalin hubungan,
dan merasakan keputusasaan yang meningkat.
Media berbahasa Ibrani juga melaporkan bahwa lebih dari 10.000 tentara sedang menjalani terapi karena gangguan kesehatan mental dan PTSD.
Dalam konteks ini, Itamar Graf, Wakil Direktur Jenderal dan Kepala Departemen Perencanaan di Kementerian Perang Israel mengatakan:
“Kami telah menyiapkan berbagai mekanisme menghadapi kasus bunuh diri dan membentuk tim psikoterapis untuk memantau kondisi para tentara. Namun sayangnya, jumlah kasus bunuh diri yang signifikan tetap terjadi, dan fenomena ini meningkat. Setiap satu kasus bunuh diri adalah sebuah kekalahan bagi kami.”
Peringatan Para Pakar: ‘Ini Baru Puncak Gunung Es’
Prof. Hagai Hermes, psikiater dan pendiri organisasi “For Life”, menegaskan:
“Angka resmi bunuh diri hanyalah puncak gunung es. Setiap tahun terdapat antara 500 hingga 700 kasus bunuh diri yang tidak terungkap oleh media.”
Sementara itu, Prof. Yossi Levi Belaz, Kepala Pusat Penelitian Bunuh Diri Universitas Ruppin, memperingatkan:
“Dengan tren angka bunuh diri yang ada di tentara Israel, gelombang besar bunuh diri lainnya sedang dalam perjalanan.”(sl)