Skandal Seks Israel Meledak, Ketika Rabi dan Pejabat di Garda Terdepan
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i181796-skandal_seks_israel_meledak_ketika_rabi_dan_pejabat_di_garda_terdepan
Pars Today - Dalam sidang yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kontroversial di Knesset, para korban mengungkap tuduhan-tuduhan gelap, mulai dari jaringan pelecehan seksual terorganisir hingga peran para rabi, dokter, dan anggota berpengaruh yang berpartisipasi dalam aksi kekerasan dan ritualistik.
(last modified 2025-12-08T05:18:29+00:00 )
Des 08, 2025 12:12 Asia/Jakarta
  • Rabi Yahudi yang dituduh memerkosa
    Rabi Yahudi yang dituduh memerkosa

Pars Today - Dalam sidang yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kontroversial di Knesset, para korban mengungkap tuduhan-tuduhan gelap, mulai dari jaringan pelecehan seksual terorganisir hingga peran para rabi, dokter, dan anggota berpengaruh yang berpartisipasi dalam aksi kekerasan dan ritualistik.

Sidang khusus parlemen Israel (Knesset), yang diselenggarakan oleh Komite Kemajuan Perempuan dan Komite Urusan Pemuda, membacakan serangkaian kesaksian mengejutkan tentang pelecehan seksual terorganisir dan ritual.

Keterangan-keterangan yang sebagian besar berasal dari korban anonim atau dengan nama samaran, mengungkap kedalaman kebobrokan struktural dan pengaruh luas fenomena ini di lembaga-lembaga rezim Zionis. Dimensi mengerikan dari kesaksian-kesaksian itu, termasuk referensi ke jaringan pelecehan anak yang kuat, mengingatkan opini publik pada kasus Jeffrey Epstein yang kontroversial, sebuah kasus yang menunjukkan eksploitasi pelecehan seksual anak untuk menyusup ke kalangan berpengaruh.

Kisah Heather Feldman: Korban dari Masa Kanak-kanak hingga Remaja

Salah satu kesaksian yang paling menonjol adalah kesaksian Heather Feldman, yang merinci pelecehan brutal selama bertahun-tahun. Sejak usia delapan tahun, ia dibawa oleh ayahnya ke kantor seorang anggota Knesset (yang sekarang sudah meninggal) dan diperkosa di dalam gedung parlemen setelah membuatnya mabuk.

"Selama satu setengah tahun, saya minum dua gelas kecil seminggu dan kehilangan kesadaran. Dia akan melakukan apa pun yang dia inginkan kepada saya," kata Feldman.

Feldman juga bercerita tentang pemaksaan untuk berpartisipasi dalam ritual setan, di mana anak-anak menjadi sasaran penyiksaan fisik dan psikologis yang parah, mulai dari pemerkosaan berkelompok (terkadang oleh 7 hingga 20 orang) hingga penghinaan brutal seperti digosok-gosokkan kotoran pada tubuh mereka, dipaksa berbaring di kuburan darurat, dan dilempari kotak-kotak serangga.

Ia menambahkan, "Dari usia tujuh hingga 21 tahun, ayah saya menjual saya kepada siapa pun yang diinginkannya. Saya diperkosa secara brutal oleh sekelompok orang selama bertahun-tahun. Sekte-sekte itu menggunakan kami, anak-anak, untuk ritual keagamaan. Setelah setiap penyiksaan, setiap pemerkosaan, dan setiap ritual, saya akan bangun di pagi hari dan menangis. Seluruh tubuh, jiwa, dan hati saya terasa sakit."

Kesaksian Lainnya: Penculikan, Penyiksaan, dan Penganiayaan Selama Kehamilan

Sesi dilanjutkan dengan kisah-kisah lain yang menunjukkan betapa kuatnya pengaruh jaringan ini. Seorang korban, yang berinisial "M.", bercerita tentang ingatan yang tertekan tentang pelecehan seksual yang dilakukan oleh anggota keluarga, dokter, psikiater, dan rabi.

Ia menjelaskan bahwa pelecehan itu berlanjut hingga dewasa dan bahkan dipaksa untuk mengikuti ritual kekerasan selama kehamilannya, "Mereka membius saya dengan obat-obatan psikotropika dan obat-obatan terlarang. Di bulan-bulan terakhir kehamilan saya, saya diperkosa dalam ritual yang mengerikan dan mereka melakukan hal-hal yang mengerikan kepada saya. Sayangnya, saya harus menyakiti bayi kecil untuk menyelamatkan janin dalam kandungan saya. Semua ini terjadi di hadapan orang-orang berpengaruh, dokter, dan rabi. Sebuah ritual mengerikan di mana mereka merayakan kematian dan eksploitasi kami."

Korban lain, bernama "Sh". "Mereka mencuri saya dari tempat tidur, taman bermain, atau van sekolah," katanya tentang penculikan masa kecilnya.

"Mereka mengikat kaki saya dan menyetrum bagian pribadi saya dengan alat kejut. Mereka memaksa saya menyaksikan pembunuhan bayi-bayi kecil dan menggali kubur saya sendiri," tambahnya. "Saya bersaksi selama lebih dari lima jam, memberikan detail, lokasi, dan nama, tetapi tidak ada yang menganggap kami serius."

Kesaksian "A." juga menggarisbawahi ketidakefisienan lembaga-lembaga tersebut, Setelah berjam-jam diinterogasi di kantor polisi dan memberikan detail yang dapat diverifikasi, para penyidik ​​mengabaikan kasus itu, dengan alasan "kesulitan pembuktian" atau "ketidakkonsistenan total". "Saya memberikan banyak detail yang seharusnya bisa diselidiki," katanya. "Namun mereka mengatakan jika kecocokan hanya 10 persen, kasus itu tidak akan dibawa ke pengadilan agar jaksa penuntut tidak kalah."

Deskripsi Ritual dan Peringatan dari Para Ahli

Salah satu korban menggambarkan ritual setan sebagai berikut, "Di hutan, sebuah bintang merah berujung lima digambar di tanah dan lilin-lilin dinyalakan melingkarinya. Sang rabi akan berdoa, 'Berbahagialah dia yang menghalalkan apa yang terlarang.'"

Para pria akan berdoa dengan tallit, terkadang berpakaian hitam, dan sang rabi akan muncul dengan berpakaian putih. Mereka akan berdoa kepada Baal. Suatu kali mereka meminta saya untuk menggali lubang dan tidur di dalamnya. Mereka menyuntik saya dengan narkoba dan mengulang-ulang mazmur, 'Kamu istimewa, kamu terpilih.' Saya ingat dari ritual-ritual itu lilin Hanukkah, tanduk domba jantan, dan daun palem."

Kisah-kisah ini menunjukkan pengaruh sekte-sekte dalam institusi rezim Zionis. Sekte-sekte yang membenarkan kejahatan seperti kekerasan seksual dan kekerasan dengan kedok ritual Yahudi, menggunakan konsep-konsep seperti "kebangkitan", "penyucian dosa melalui penderitaan", dan "penebusan".

Para ahli memperingatkan bahwa jumlah pengaduan di masyarakat Israel meningkat, tetapi sistemnya tidak memadai untuk menangani bentuk-bentuk pelecehan seksual yang paling parah, dan banyak korban terlalu takut untuk mengadu karena takut.

Dr. Mati Tsarfati Harkabi, Wakil Ketua Komite untuk Kemajuan Perempuan, menyebut kesaksian itu sebagai "peristiwa besar" yang telah diabaikan selama bertahun-tahun dan menyerukan tindakan segera oleh polisi dan jaksa penuntut.

"Tidak terpikirkan mendengar seorang anggota Knesset memperkosa seorang anak," kata Naama Lazimi, Ketua Komite Pemuda. Peneliti Knesset, Maria Rabinowitz, menekankan bahwa "pelecehan ritual" tidak didefinisikan dalam hukum dan hanya empat kasus yang telah diidentifikasi dalam satu dekade. Polisi dan jaksa penuntut juga mengakui bahwa masalah ini rumit dan membutuhkan alat khusus.

Latar Belakang Sejarah dan Liputan Media

Fenomena ini memiliki sejarah. Pada tahun 2019, Channel 13 Israel mengungkap jaringan pelecehan seksual anak, tetapi pengadilan menutup kasus itu tanpa dakwaan, dengan alasan "berlebihan" atau "tidak cukup bukti".

"Jumlah korban ini tidak sedikit. Saya berbicara dengan lebih dari selusin perempuan berusia 20 hingga 45 tahun. Mereka menceritakan kisah-kisah yang meresahkan," tulis Noam Barkan, seorang reporter untuk surat kabar Israel HaYom. "Mereka biasanya dilecehkan oleh keluarga mereka sejak kecil. Jumlahnya sangat tinggi, tetapi mereka tidak didengar karena kurangnya pengaduan atau menutup mulut."

Menurut Barkan, pelecehan ini tidak hanya terjadi di komunitas agama, tetapi juga di sektor sekuler, dan nama-nama beberapa rabi telah disebutkan dalam kasus-kasus yang ditutup. Organisasi seperti "No Standing by" dan Union of Help Centers menekankan perlunya menghapuskan undang-undang pembatasan untuk pelecehan anak dan mendirikan pusat-pusat dukungan.

Kesaksian-kesaksian ini, di luar skandal individu, mengungkap jaringan kriminal yang menjadikan anak-anak dan perempuan sebagai korban, serta menantang institusi rezim. Reformasi hukum dan dukungan yang mendesak diperlukan untuk mencegah terulangnya kembali kasus ini.(sl)