Konflik Saudi-UEA di Yaman Memperumit Situasi, Mengancam Stabilitas Regional
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i181888-konflik_saudi_uea_di_yaman_memperumit_situasi_mengancam_stabilitas_regional
Pars Today - Seorang pakar Yaman memperingatkan eskalasi "konflik tersembunyi" antara Arab Saudi dan UEA di negaranya, dan menekankan, "Peristiwa terkini bukan lagi konsekuensi perang saudara, tetapi Yaman menjadi ajang balas dendam antara Abu Dhabi dan Riyadh.
(last modified 2025-12-09T07:44:20+00:00 )
Des 09, 2025 14:19 Asia/Jakarta
  • Pasukan bersenjata Yaman
    Pasukan bersenjata Yaman

Pars Today - Seorang pakar Yaman memperingatkan eskalasi "konflik tersembunyi" antara Arab Saudi dan UEA di negaranya, dan menekankan, "Peristiwa terkini bukan lagi konsekuensi perang saudara, tetapi Yaman menjadi ajang balas dendam antara Abu Dhabi dan Riyadh.

Menurut laporan IRNA pada hari Selasa (09/12/2025), kepala Pusat Kebudayaan Hak Asasi Manusia Yaman Nabil Al-Hada mengatakan kepada Kantor Berita Al-Maalomah, Riyadh dan Abu Dhabi semakin menekan Yaman untuk mencegah dukungan praktis apa pun bagi isu Palestina, dan pendekatan ini bersinggungan dengan persepsi rakyat negara ini bahwa mereka "jelas bias" (Riyadh dan Abu Dhabi) terhadap kebijakan AS dan rezim Israel.

Nabil Al-Hada menambahkan, UEA berusaha mengonsolidasikan dominasinya atas pulau-pulau strategis Yaman, sementara Arab Saudi berusaha memperluas pengaruhnya di Provinsi Hadramaut. Langkah-langkah ini diambil seiring berlanjutnya konflik antara kedua belah pihak terkait pengaruh jangka panjang di Yaman.

"Koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi dan UEA telah menemukan dirinya dalam kondisi kegagalan yang nyata, serupa dengan apa yang terjadi di Suriah dan Lebanon," ujarnya.

Pakar Yaman ini menambahkan, Realitas di lapangan telah membuktikan bahwa Yaman bahkan belum menyerah kepada negara adidaya seperti Amerika Serikat, jadi bagaimana mungkin Yaman menyerah pada pengaruh regional yang terbatas?

Al-Hada mengatakan, "Yaman telah menghadapi intervensi Amerika dan melawan ancaman Israel, tidak masuk akal untuk percaya bahwa Arab Saudi atau UEA mampu mengubah bentuk Yaman berdasarkan kepentingan mereka."

"Keberpihakan Riyadh dan Abu Dhabi "dalam satu parit dengan rezim pendudukan Israel dan pendukungnya, Washington" semakin memperlebar jurang mereka dengan rakyat Yaman, yang melihat perang dari sudut pandang yang sama sekali berbeda," imbuhnya.

Kepala Pusat Kebudayaan Hak Asasi Manusia Yaman menekankan, Melanjutkan pendekatan ini akan menyebabkan perpecahan lebih lanjut di Yaman dan mengancam stabilitas regional, dan kesepakatan politik nyata apa pun tidak akan berhasil tanpa menghentikan konflik pengaruh pihak asing di Yaman.

Berita ini muncul ketika Gubernur Shabwa Yaman Awad Al-Awlaki mengatakan pada Senin (08/12) malam bahwa peristiwa terkini di provinsi Al-Mahrah dan Hadramaut merupakan kelanjutan dari rencana yang, menurutnya, dipimpin oleh Amerika Serikat dan rezim Zionis dan berusaha menciptakan kondisi baru di Yaman selatan yang merugikan Sanaa.

Awad Al-Awlaki menambahkan, Pengendalian pasukan Dewan Transisi yang berafiliasi dengan UEA atas Hadramaut dan sebagian Al-Mahrah bertujuan untuk membuka jalan bagi pengaruh Israel melalui Emirat dan mengalihkan perhatian Sanaa dari persiapan tahap selanjutnya dari konflik dengan rezim Zionis dan sekutunya.

"Pasukan-pasukan ini berusaha untuk secara langsung menyediakan pelabuhan-pelabuhan selatan, fasilitas-fasilitas penting, dan ladang-ladang minyak bagi Israel, serta menciptakan situasi baru yang merupakan tanda jelas ketergantungan dan sifat tentara bayaran kelompok-kelompok ini," tambahnya.

Menurut gubernur Shabwa, pengurangan peran Arab Saudi di Hadramaut terjadi atas permintaan Amerika Serikat dan rezim Zionis, serta dalam kerangka redistribusi kepentingan di Yaman, tekanan yang ia yakini bertujuan untuk memaksa Sanaa menerima rencana perdamaian yang sejalan dengan tuntutan Washington dan Tel Aviv.

Setelah beberapa hari bentrokan antara milisi yang berafiliasi dengan Emirat, yang dikenal sebagai Dewan Transisi Yaman Selatan, dan militer yang berafiliasi dengan Saudi di berbagai wilayah Provinsi Hadramaut, milisi yang berafiliasi dengan Emirat berhasil menguasai provinsi tersebut.

Setelah menguasai Hadramaut, milisi Dewan Transisi mengumumkan serangan tanpa batas waktu dan menyerukan pemisahan provinsi-provinsi selatan dan timur Yaman.

Provinsi Hadramaut, dengan lokasi geografisnya yang luas, sumber daya minyak, dan infrastruktur yang sensitif, telah menjadi salah satu poros utama persaingan pengaruh antara kekuatan lokal dan aktor regional dalam beberapa tahun terakhir.

Sebelumnya, Provinsi Al-Mahrah di Yaman timur, yang berbatasan dengan Oman, telah sepenuhnya dikuasai oleh milisi yang dikenal sebagai Dewan Transisi Yaman Selatan Kamis lalu tanpa baku tembak dan setelah mencapai kesepakatan dengan komandan militer setempat.(sl)