Urgensitas Konferensi Dukungan terhadap Intifada dan Al Quds di Tehran
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i33200-urgensitas_konferensi_dukungan_terhadap_intifada_dan_al_quds_di_tehran
Ketika konferensi dukungan terhadap intifada dan al-Quds ke 6 akan digelar pada 21 Februari di Tehran, Republik Islam Iran dengan dihadiri petinggi negara-negara Islam, Tahir al-Nunu, salah satu pemimpin Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menekankan urgensitas konferensi ini.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Feb 20, 2017 12:20 Asia/Jakarta
  • Intifada Palestina
    Intifada Palestina

Ketika konferensi dukungan terhadap intifada dan al-Quds ke 6 akan digelar pada 21 Februari di Tehran, Republik Islam Iran dengan dihadiri petinggi negara-negara Islam, Tahir al-Nunu, salah satu pemimpin Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menekankan urgensitas konferensi ini.

Tahir al-Nunu mengatakan, konferensi Tehran mendukung intifada dan al-Quds merupakan penekanan terhadap muqawama sebagai opsi strategis di kawasan. Konferensi ini akan digelar mulai 21 dan 22 Februari dengan slogan “Semua untuk Palestina” di Tehran. Konferensi internasional mendukung intifada Palestina diratifikasi di parlemen Republik Islam Iran bulan Mei 1990 sebagai bentuk dukungan Revolusi Islam terhadap rakyat Palestina. Konferensi pertama digelar bulan Oktober 1991, konferensi kedua pada April 2001, konferensi ketiga pada April 2006, konferensi ke empat pada Maret 2009 dan konferensi kelima pada Oktober 2011.

 

Salah satu alasan pentingnya konferensi Tehran terlihat pada level peserta di konferensi ini. Pemimpin dan perwakilan parlemen, sekjen dan wakil organisasi regional serta internasional, elit politik terkemuka, tokoh budaya dan agama Timur Tengah serta dunia, para pemimpin kubu dan tokoh terkemuka Palestina serta perwakilan organisasi non pemerintah (NGO) pro hak-hak bangsa Palestina dari penjuru dunia berpartisipasi di konferensi ini.

 

Konferensi ini dari sisi waktu juga memiliki urgensitas tersendiri. Konferensi Tehran digelar di saat isu-isu Palestina terpinggirkan akibat krisis Suriah, Irak, Yaman dan Libya. Konferensi Tehran akan mampu mengangkat kembali isu Palestina ke pentas transformasi dunia Islam. Di Amerika, pemerintahan baru terbentuk dan memiliki hubungan mendalam dengan rezim Zionis Israel sama seperti pemerintahan sebelumnya Amerika, pemerintahan Trump juga memperioritaskan dukungannya terhadap Tel Aviv.

 

Di sisi lain, parlemen Israel pada 6 Februari telah meratifikasi legalitas perampasan tanah Palestina sehingga mensahkan isu seperti distrik Zionis. Konferensi Tehran digelar di saat intifada al-Quds yang meletus sejak Oktober 2015 masih tetap berlanjut. Hingga kini tercatat 275 warga Palestina gugur dan ratusan lainnya cidera selama intifada al-Quds.

 

Isu lain adalah Republik Islam Iran merupakan tuan rumah konferensi mendukung intifada dan al-Quds. Sementara sejumlah negara Arab yang mengklaim mendukung Palestina hanya sekedar dimulut dan statemen menggulirkan dukungan mereka terhadap bangsa Palestina. Sementara di Iran tidak ada kontradiksi antara kebijakan yang diumumkan dan dijalankan di isu Palestina. Penyelenggaraan konferensi ini juga membuktikan komitmen Republik Islam Iran mendukung bangsa tertindas Palestina.

 

Mengingat kondisi ini, Hamas dan elit politik serta media dunia Islam menilai sangat urgen konferensi yang digelar di Tehran dalam mendukung intifada dan al-Quds. (MF)