Hamas Tidak Gentar dengan Ancaman Israel
Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), menyebut ancaman rezim Zionis Israel terhadap para pemimpin mereka sebagai perang psikologis.
Pusat Info Palestina melaporkan, Selasa (28/3/2017), juru bicara Hamas Hazem Kassem dalam posting di akun Facebooknya, menilai ancaman Menteri Peperangan Israel Avigdor Lieberman untuk meneror Ismail Haniyeh sebagai cara menakut-nakuti para pemimpin gerakan perlawanan.
"Israel membunuh atau menangkap warga Palestina di pos-pos pemeriksaan di Tepi Barat, melecehkan sakralitas agama di al-Quds, melakukan pembersihan etnis dan penghancuran desa-desa di tanah pendudukan tahun 1948 dan melakukan serangan tanpa henti dan blokade terhadap Jalur Gaza; contoh terbaru adalah meneror Mazen Fuqaha," tambahnya.
Kassem menegaskan bahwa Hamas memiliki hak untuk membalas aksi teror terhadap Fuqaha.
"Kami melakukan perang habis-habisan dengan rezim Zionis sejak puluhan tahun lalu dan perang ini akan berakhir dengan kemenangan kelompok pejuang," tegasnya.
Ia menilai Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Fuqaha dan menandaskan, jejak dinas intelijen rezim Zionis terlihat di seluruh tahapan operasi teror itu.
Fuqaha gugur syahid pada Jumat lalu setelah diberondong oleh orang-orang bersenjata di daerah Tell al-Hama, Jalur Gaza. Ia adalah salah satu dari salah satu komandan Izzuddin Qassam, sayap militer Hamas. (RM)