Kekerasan Israel terhadap Rakyat Palestina dan Lampu Hijau AS
-
Pawai Hak untuk Pulang Palestina di perbatasan Jalur Gaza.
Pada Jumat ke-13 Pawai Hak untuk Pulang Palestina yang dinamai dengan "Jumat loyalitas kepada korban terluka," 206 warga Palestina terluka terkena tembakan peluru pasukan rezim Zionis Israel.
Sejak dimulainya Pawai Hak untuk Pulang di perbatasan timur Jalur Gaza pada 30 Maret 2018 hingga sekarang, lebih dari 140 peserta pawai gugur syahid dan lebih dari 15.000 lainnya terluka.
Pawai Hak untuk Pulang diikuti oleh ribuan warga Palestina. Setiap hari Jumat, penduduk Gaza mengikuti pawai ini untuk menegaskan hak kepulangan pengungsi Palestina ke tanah air mereka.
Pawai untuk menuntut hak kepulangan pengungsi Palestina ke tanah airnya merupakan gelombang baru dari Intifada melawan pendudukan rezim Zionis Israel dan gerakan penyadaran atas konspirasi Amerika Serikat terhadap Palestina. Pawai ini telah menimbulkan kekhawatiran serius rezim Zionis dan para pendukungnya.
Beberapa waktu lalu, situs surat kabar Rai al-Youm mempublikasikan sebuah artikel dengan judul "Pawai Hak untuk Pulang membuat Zionis ketakutan." Dalam artikel ini disinggung mengenai upaya militer Israel untuk mematahkan perlawanan rakyat Palestina dengan cara menembaki peserta pawai. Namun para peserta pawai tidak gentar dan bahkan mereka melanjutkan aksinya hingga minggu ke-13. Mereka berusaha agar cita-cita Palestina menjadi perhatian internasional.
Perkembangan di kawasan dan kelanjutan perjuangan rakyat tertindas Palestina menunjukkan bahwa meningkatnya Intifada ini telah berubah menjadi titik balik dalam sejarah perjuangan bangsa Palestina dan perhatian lebih dunia terhadap fakta perjuangan mereka dalam menghadapi rezim penjajah al-Quds.
Perkembangan tersebut juga menunjukkan kegagalan Israel dan pendukung utamanya, yaitu Amerika Serikat, di mana Tel Aviv dan Washington telah menerapkan berbagai cara termasuk menciptakan konspirasi dan fitnah di Timur Tengah dan berupaya untuk memperkuat posisi rezim Zionis di kawasan.
Kegagalan rezim Zionis telah membuat rezim ilegal ini semakin brutal untuk menumpas rakyat Palestina. Kekerasan luas pasukan keamanan Israel terhadap peserta Pawai Damai Hak untuk Pulang bertujuan menciptakan ketakutan di antara mereka dan memadamkan protes yang sedang berlangsung.
Meningkatnya kekerasan rezim Zionis terjadi bersamaan dengan kunjungan delegasi-delegasi AS ke kawasan untuk menyaksikan pelaksanaan rencana konspiratif Presiden AS Donald Trump bernama "Kesepakatan Abad" (the deal of the century). Kesepakatan ini berporos pada penghapusan isu Palestina dan pelanggaran penuh terhadap hak-hak rakyat Palestina.
The Deal of the Century adalah lampu hijau AS bagi Israel untuk meningkatkan kekerasan terhadap warga Palestina. Meskipun peningkatan kekerasan Israel telah membuat rakyat Palestina semakin menderita, namun kekerasan tersebut tidak menghambat kelanjutan perjuangan mereka untuk melawan penjajah.

Partisipasi puluhan ribu warga Palestina dalam Pawai Hak untuk Pulang terutama di Jumat ke-13 telah membuktikan kegagalan rezim Zionis untuk menciptakan ketakutan dan mencegah berlangsungnya pawai ini. Rakyat Palestina masih terus bersemangat untuk melanjutkan perjuangan mereka guna mencapai kebebasan dan hak untuk kembali ke tanah air.
Kelanjutan pawai di perbatasan Gaza juga merupakan jawaban terhadap konspirasi AS yang berusaha melaksanakan rencana-rencananya untuk menghapus isu Palestina. Unjuk rasa tersebut juga merupakan pesan kepada Trump bahwa rakyat Palestina akan mengubur rencana busuk AS dan tidak mengizinkan pihak manapun untuk menghapus hak-hak mereka. (RA)