Peringatan Tentang Kemungkinan Perang Baru di Gaza
(last modified Fri, 28 Sep 2018 10:27:56 GMT )
Sep 28, 2018 17:27 Asia/Jakarta
  • Brutalistas pasukan rezim Zionis terhadap pengunjuk rasa damai Palestina.
    Brutalistas pasukan rezim Zionis terhadap pengunjuk rasa damai Palestina.

Rezim Zionis Israel mengintensifkan langkah-langkah anti-rakyat Palestina di Jalur Gaza terutama pengetatan blokade dan pembatasan di banyak hal. Langkah ini diambil dalam dua tahun terakhir pasca dimulainya pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Memburuknya kondisi penduduk Gaza menuai reaksi dari kalangan internasional.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru-baru ini memperingatkan dampak tragedi kemanusiaan di Gaza dan kemungkinan terjadinya perang baru di wilayah Palestina ini. Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Nickolay Mladenov memperingatkan bahwa Gaza di ambang perang baru antara Hamas dan Israel, sementara ketegangan di Tepi Barat terkait Desa Khan al-Ahmar juga meningkat. Nickolay mengatakan, situasi di lapangan memburuk dan ketegangan di Tepi Barat dan Gaza terus meningkat.

 

Israel hingga sekarang telah tiga kali melancarkan agresi militer ke Gaza, yaitu pada tahun 2008, 2012 dan 2014. Serangan militer ini mendapat perlawanan kuat dari kelompok-kelompok pejuang Palestina terutama perlawanan dari Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas).

 

Mengingat berlanjutnya Pawai Akbar Hak untuk Pulang Palestina di perbatasan Gaza yang dimulai sejak Maret 2018, di mana ratusan orang gugur syahid dan belasan ribu lainnya terluka, tampaknya ketegangan di daerah perbatasan antara Gaza dan Palestina pendudukan (Israel) ini akan terus meningkat.

Prakarsa Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dikenal dengan "Kesepakatan Abad," di mana Baitul Maqdis harus diserahkan kepada Israel dan pengungsi Palestina tidak memiliki hak untuk kembali ke tanah kelahirannya telah membuat rakyat Palestina marah. Kemarahan itu sampai pada titik puncaknya ketika Washington memutus semua bantuan finansial kepada mereka termasuk bantuan kepada UNRWA (badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina).

 

Meningkatnya langkah brutal Israel terhadap Palestina di Gaza dilakukan di bawah dukungan luas Amerika Serikat. Menurut Prof. Heinz Gartner, seorang dosen di Universitas Wina, pemerintahan Trump sepenuhnya mendukung Israel.

 

Trump tidak hanya menambah anggaran militer Amerika untuk tahun 2019, namun juga menambah kapasitas bantuan militer dan persenjataan kepada rezim Zionis. Washington pada dasarnya telah berubah menjadi pendukung mutlak Tel Aviv di lembaga-lembaga internasioanal. Dukungan tersebut dapat dilihat dalam kebijakan AS yang keluar dari Dewan HAM PBB sebagai bentuk protes atas kritikan dewan ini terhadap kejahatan Israel di Palestina. Dukungan AS kepada langkah Israel untuk menumpas aksi protes damai rakyat Palestina di perbatasan Gaza juga semakin menunjukkan dukungan mutlak Gedung Putih kepada rezim Zionis.

 

Pada akhir Maret 2018, AS menghalangi keluarnya pernyataan Dewan Keamanan PBB untuk mengecam kejahatan Israel yang menumpas Pawai Akbar Hak Kepulangan Palestina dengan brutal. Dimensi dukungan AS kepada Israel sejak berkuasanya Trump meluas dan bahkan belum pernah terjadi sebelumnya. Simbol dari dukungan tersebut adalah keputusan Trump untuk memperkenalkan al-Quds sebagai ibu kota rezim Zionis dan pemindahan kedutaan besar AS ke kota ini.

 

Namun pasca persetujuan atas resolusi anti-keputusan Trump itu di Majelis Umum PBB, rezim Zionis dan pendukung utamanya, yaitu Amerika berada di bawah tekanan dan isolasi yang terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa reputasi Israel di dunia menurun drastis meskipun mendapat dukungan luas dari AS.

 

Langkah Israel yang tidak bisa dijustifikasi, seperti peningkatan penyitaan tanah rakyat Palestina dalam kasus penghancuran desa Khan al-Ahmar dan kasus-kasus lainnya serta penumpasan brutal terhadap pengunjuk rasa damai di Gaza yang menuntut hak dasar mereka akan mempercepat proses terisolasinya Israel di dunia. Yang pasti, jika Israel melancarkan agresi baru terhadap Gaza, masyarakat dunia akan meresponnya lebih tegas dari sebelumnya. (RA)

 

Tags