Hari Nakba dan Menelisik Krisis luar Biasa Zionis Israel
(last modified Sat, 17 Apr 2021 03:04:41 GMT )
Apr 17, 2021 10:04 Asia/Jakarta

73 tahun dari berdirinya rezim zionis Israel telah lewat dan juga diperingati sebagai Hari Nakba. Hari ketika warga Palestina diusir dari tanahnya oleh penjajah Israel pada tahun 1948.

14 Mei 1948 adalah peringatan berdirinya rezim zionis Israel. Rezim zionis merayakan hari jadi berdirinya setiap tahun menurut kalender Ibrani, yang tahun ini bertepatan dengan tanggal 15 April. Warga Palestina menyebut peringatan berdirinya rezim Zionis sebagai Hari Nakba atau hari malapetaka.

Pengusiran warga Palestina dari tanah airnya

Peringatan 73 tahun berdirinya rezim Israel terjadi pada saat rezim ini menghadapi dua krisis internal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam 73 tahun terakhir. Dalam dua tahun terakhir, Israel telah mengadakan empat pemilu legislatif, di mana yang keempat diadakan pada 23 Maret 2021.

Baca juga: Israel, dari Kebuntuan Politik Hingga Sabotase di Iran

Tidak satu pun dari arus politik rezim ini yang memenangkan mayoritas absolut 61 dari 120 kursi parlemen yang diperebutkan dari empat pemilu legislatif. Situasi ini menyebabkan pembubaran parlemen sebanyak empat kali pada 2018, 2019 dan 2020 dan perdana menteri sementara Benjamin Netanyahu di pucuk pimpinan Israel, yang terus berlanjut sampai sekarang.

Setelah pemilu legislatif 23 Maret, Presiden Zionis Israel Reuven "Ruvi" Rivlin sekali lagi menginstruksikan Benjamin Netanyahu untuk membentuk kabinet baru. Namun setelah 10 hari dari tenggat waktu 28 hari, dia belum dapat membentuk kabinet karena hanya 52 anggota parlemen yang mendukung Netanyahu. Dia membutuhkan dukungan dari sembilan anggota parlemen lain, yang tampaknya sulit.

Situasi ini menunjukkan dua masalah dalam struktur kekuasaan zionis Israel.

Pertama, meskipun mengetahui bahwa kebuntuan politik saat ini disebabkan oleh penolakan dari partai-partai politik, Netanyahu menolak untuk mundur setelah 12 tahun menjabat sebagai perdana menteri. Hal itu dikarenakan dia mungkin akan dipenjara karena kasus korupsi di akhir masa jabatannya.

Kedua, struktur kekuasaan di Israel menghadapi masalah serius karena kebuntuan politik dan kabinet interim di Wilayah Pendudukan akan terus berlanjut jika para pihak yang ada tidak mencapai konsensus untuk membentuk kabinet.

Krisis kedua yang dihadapi zionis Israel pada hari jadinya yang ke-73 adalah protes warga terhadap situasi ekonomi yang buruk di Wilayah Pendudukan, serta kasus korupsi Netanyahu. Protes telah berlangsung setiap minggu sejak Mei 2020. Warga zionis Israel menyerukan pencopotan Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri.

Baca juga: Ratusan Ribu Warga Israel Protes Kinerja Netanyahu

Poin penting dalam peringatan 73 tahun berdirinya rezim zionis Israel adalah beberapa negara Arab telah secara resmi memberikan ucapan selamat pada peringatan berdirinya rezim ini. Empat negara, Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko dan Sudan, menjalin hubungan formal dengan rezim zionis tahun lalu.

Dalam hal ini, Kedutaan Besar UEA di Tel Aviv untuk pertama kalinya memberi selamat kepada rezim Zionis untuk ulang tahun pembentukan rezim ini pada 15 April 2021, dan Netanyahu juga menyambut baik pesan tersebut.

Penolakan normalisasi hubungan dengan zionis Israel

Pada peringatan 73 tahun berdirinya rezim palsu Israel, Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk mendukungnya. Mengucapkan selamat kepada zionis Israel pada hari jadinya, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan komitmen Amerika Serikat terhadap keamanan zionis Israel tidak dapat diubah.

Ucapan selamat beberapa pemimpin negara Arab dan komitmen AS kepada zionis Israel, sementara bukan hanya jumlah kejahatan yang dilakukan oleh rezim ini terhadap Palestina tidak berkurang, tetapi kejahatan ini justru meningkat. Pada saat yang sama, lembaga-lembaga internasional tetap pasif dan diam dalam menghadapi kejahatan ini.