Penekanan Rusia atas Pentingnya Pencabutan Sanksi AS
-
Sergey Ryabkov
Sergei Ryabkov, deputi menlu Rusia menyatakan, Washington harus menunjukkan niat seirus dan efektif untuk merevisi kebijakan sanksi anti-Republik Islam Iran.
Seraya mengisyaratkan pentingnya implementasi JCPOA, Ryabkov mengungkapkan, "Kita harus melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa negosiasi mengarah pada kebangkitan dari apa yang kita sebut 'kembali ke pengaturan awal.' Saat ini kita membutuhkan tekad politik."
"Amerika secara praktis penting untuk menunjukkan bahwa dirinya tengah meninjau ulang kebijakan sanksi yang selama beberapa tahun terakhir dijadikan senjata, dan Iran diberi kesempatan memanfaatkan konsesi ekonomi yang tertuang di JCPOA," tambah Ryabkov.
Penekanan Rusia akan pentingnya pencabutan sanksi sepihak Amerika terhadap Iran sama halnya dengan syarat penting bagi JCPOA dan ini sejatinya indikasi atas kebenaran dan hak sikap prinsipal Tehran soal pencabutan sanksi anti-Iran sebagai syarat kembalinya AS ke kesepakatan nuklir. Tuntutan utama Iran adalah pencabutan penuh sanksi Amerika, verifikasinya dan kemudian kembalinya Tehran ke komitmen JCPOA.

Sikap Iran di bidang ini tidak akan berubah dan Tehran baru-baru ini sepakat akan perundingan kembali untuk mencabut sanksi ilegal Amerika di Wina dan menegaskan tujuan perundingan ini harus mencapai kesepakatan dengan dasar pencabutan sanksi anti-Iran.
Rusia, bersama dengan Cina, sebagai anggota kelompok 4 + 1, telah berulang kali menekankan perlunya mempertahankan JCPOA dan pentingnya bagi perdamaian dan keamanan regional dan internasional, serta kebutuhan untuk mencapai keseimbangan antara hak dan tanggung jawab JCPOA. Dalam hal ini, Moskow dan Beijing bereaksi terhadap pendekatan Iran saat ini untuk menangguhkan implementasi komitmen JCPOA sebagai tanggapan atas pelanggaran berulang-ulang oleh pihak Eropa di kelompok 4+1, serta penarikan AS dari kesepakatan nuklir pada bulan Mei 2018 dan penerapan sanksi yang lebih luas terhadap Iran selama pemerintahan Trump. Oleh karena itu, Moskow dan Beijing telah menyerukan kembalinya tanpa syarat Amerika Serikat ke JCPOA, dan pada saat yang sama, pencabutan sanksi sepihak Washington terhadap Iran.
Pemerintahan Biden mengklaim ingin menciptakan kondisi bagi Amerika Serikat untuk kembali ke kesepakatan nuklir JCPOA melalui pembicaraan Wina, yang diadakan secara tidak langsung dengan Iran melalui Komisi Gabungan. Pada Mei 2018, Presiden AS saat itu Donald Trump secara resmi mengumumkan penarikan negara itu dari kesepakatan nuklir. Trump telah berulang kali mengkritik JCPOAd dan menyebutnya sebagai kesepakatan terburuk bagi Amerika Serikat dan mengancam akan mundur. Pemerintah Biden, yang mengklaim telah kembali ke JCPOA tetapi dalam praktiknya telah mengambil pendekatan yang dapat menyebabkan runtuhnya perjanjian tersebut.
Selama pembicaraan Wina, Washington mengulangi tuntutan ambisiusnya untuk memperluas cakupan temporal dan substantif pembatasan nuklir Iran, termasuk "klausa matahari terbenam." Klausul matahari terbenam di JCPOA berhubungan dengan periode di mana beberapa kewajiban Iran berdasarkan perjanjian ini berakhir. Di sisi lain, pemerintahan Biden ingin memasukkan isu-isu lain, seperti kemampuan rudal dan kebijakan regional Iran, dalam kemungkinan kesepakatan yang akan memastikan kembalinya Amerika Serikat ke JCPOA dan pencabutan sanksi era Trump terhadap Iran.
Washington telah menyatakan bahwa mereka tidak bersedia untuk mencabut semua sanksinya terhadap Iran dan hanya akan mencabut sanksi yang dianggap perlu untuk dikembalikan ke JCPOA. Pada saat yang sama, pemerintah Biden tidak bersedia memberikan jaminan kepatuhan terhadap JCPOA di masa depan. Posisi ini mencerminkan pendekatan irasional dan koersif Washington.
Reza Zabihi, dosen universitas mengatakan, Iran menjelaskan bahwa Tehran tidak menginginkan hal lebih dari JCPOA, namun karena AS sempat melanggar janjinya dan keluar dari kesepakatan nuklir, oleh karena itu, Iran berhak menggulirkan tuntutan bahwa Amerika harus memberi jaminan untuk tidak keluar kembali dari JCPOA di masa depan. (MF)