Polandia Memperingatkan Bahaya Perang di Eropa
Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau memperingatkan pada hari Kamis (13/01/2022) bahwa risiko perang di Eropa lebih besar daripada kapan pun dalam 30 tahun terakhir dan bahwa solusi damai untuk konflik Ukraina harus ditemukan.
"Risiko perang dalam organisasi dengan 57 anggota tampaknya lebih besar dari sebelumnya dalam 30 tahun terakhir," kata Rau dalam pertemuan Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE).
Menlu Polandia menambahkan, "Selama beberapa minggu, kami telah telah menghadapi prospek meningkatnya ketegangan militer besar di Eropa Timur."
Menteri Luar Negeri Polandia menyinggung masalah ini karena meningkatnya konfrontasi militer antara Rusia dan NATO yang dipimpin AS di Eropa Timur dalam beberapa pekan terakhir terkait tuduhan Barat terhadap Rusia atas niatnya untuk menyerang Ukraina.
Amerika Serikat dan sekutunya mengklaim bahwa kehadiran pasukan Rusia di perbatasan Ukraina merupakan ancaman bagi negara itu, dan bahwa Putin bermaksud untuk menyerang Ukraina.
Baca juga: Dampak Kegagalan Pembicaraan NATO-Rusia
Dengan alasan ini, Washington telah mengeluarkan peringatan serius kepada Moskow tentang konsekuensi mengerikan dari invasi ke Ukraina, sementara pada saat yang sama secara signifikan meningkatkan bantuan militer ke Kiev.
Selain itu, Washington telah mengancam Rusia dengan sanksi yang paling belum pernah terjadi sebelumnya.
Sebaliknya, Rusia telah membantah tuduhan Barat bahwa Moskow berniat untuk menyerang Ukraina, dan menuding Amerika Serikat dan sekutu Eropanya yang justru secara sengaja berusaha meningkatkan ketegangan.
"Kami tidak berniat menyerang Ukraina. Para politisi Amerika tampaknya telah menyebarkan mitos invasi Rusia ke Ukraina di media, dan sekarang mereka menghadapi 'fobia' mereka sendiri," ungkap Anatoly Antonov, Duta Besar Rusia untuk Washington.
Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau memperingatkan pada hari Kamis (13/01/2022) bahwa risiko perang di Eropa lebih besar daripada kapan pun dalam 30 tahun terakhir dan bahwa solusi damai untuk konflik Ukraina harus ditemukan.
Dengan menyampaikan rencana kepada NATO dan Amerika Serikat, Moskow telah menyerukan jaminan yang kredibel bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO dan bahwa NATO tidak akan mengerahkan senjata ofensif di perbatasan Rusia.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov dan timpalannya dari AS Wendy Sherman mengadakan pembicaraan keamanan di Jenewa pada Senin (10/01). Utusan Rusia juga bertemu dengan utusan NATO di Brussel pada Rabu (12/01).
Perwakilan Rusia dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa juga bertemu pada hari Kamis (13/01). Namun, hasil keseluruhan dari pertemuan ini negatif, dengan Barat mengulangi sikap mereka sebelumnya dan menentang permintaan Rusia agar NATO tidak memperluas keanggotaannya ke Timur.
Dengan dalih kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina, NATO telah mengerahkan pasukan dan peralatan militer di Eropa Timur, terutama negara tetangga Ukraina dan Rusia, serta di Laut Baltik dan Laut Hitam, yang dalam praktiknya berarti pengepungan dan kontrol militer terhadap Rusia.
Baca juga: Ryabkov: Rusia Bisa Tempatkan Pasukan di Kuba dan Venezuela
Rusia telah berulang kali menyatakan penentangannya terhadap ekspansi NATO ke Timur dan keanggotaan negara-negara bekas pecahan Uni Soviet, terutama Ukraina, dalam organisasi militer Barat. Para pejabat senior Rusia telah memperingatkan para pemimpin Barat dan AS tentang konsekuensinya.
Dengan demikian, sikap NATO dan Amerika Serikat yang tidak konstruktif dan agresif kini telah membawa Eropa ke ambang perang skala penuh dengan Rusia.
Alexander Lukashevich, utusan Rusia untuk Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE), memperingatkan, "Jika kami tidak menerima tanggapan konstruktif atas saran kami dalam jangka waktu yang wajar dan jika kebijakan agresif terhadap Rusia berlanjut, kami tidak punya pilihan selain memiliki kesimpulan kami sendiri kemudian mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan kekuatan strategis dan mencegah ancaman yang tidak dapat diterima terhadap keamanan nasional Rusia.