Jul 09, 2022 10:03 Asia/Jakarta

Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tewas dalam upaya pembunuhan pada Jumat (08/07/2022) pagi.

Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ditembak saat sedang memberikan pidato kampanye kepada publik dalam kampanye pemilihan umum di kota Nara.

Beberapa menit setelah kejadian ini, polisi Jepang menangkap Tetsuya Yamagami, orang yang menembak Shinzo Abe, mantan anggota Angkatan Laut Jepang berusia 41 tahun.

Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe

Pembunuhan mantan perdana menteri Jepang hanya dua hari sebelum pemilu legislatif negara itu (Minggu, 10/7), dapat menciptakan suasana kesedihan khusus untuk putaran pemilihan umum ini.

Terutama karena jajak pendapat memperkirakan bahwa partai Shinzo Abe (Demokrat Liberal) akan meraih kemenangan yang menentukan dalam pemilu mendatang, yang dapat memberikan lebih banyak momentum untuk diskusi tentang perubahan konstitusi Jepang.

Abe, yang memegang rekor masa jabatan terlama sebagai perdana menteri di Jepang, mengundurkan diri pada 2020 karena sakit. Ia menjabat sebagai perdana menteri selama delapan tahun dari 2012 hingga 2020.

Setelah lengser dari kekuasaan, mantan perdana menteri Jepang itu fokus pada kegiatan politik di Partai Demokrat Liberal, dan dalam beberapa hari terakhir, ia mencoba memperkuat posisi partainya di tengah masyarakat dengan memberikan pidato di berbagai kota di Jepang saat kampanye pemilu.

Kematian Shinzo Abe dalam upaya pembunuhan selama pidato pemilihan, yang dengan cepat dipublikasikan di berbagai media dunia, menggugah pikiran dan sulit dipercaya bagi banyak orang di berbagai negara.

Selain fakta memiliki undang-undang yang sangat ketat mengenai membawa senjata dan orang-orang hanya dapat menggunakan senapan angin meskipun mereka mendapatkan izin, Jepang salah satu dari sedikit negara dengan jumlah aksi bersenjata yang terorganisir atau tidak terorganisir paling sedikit terjadi.

Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tewas dalam upaya pembunuhan pada Jumat (08/07/2022) pagi.

Misalnya, pada tahun 2014, hanya ada 6 kematian terkait senjata di Jepang, yang menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan 33.599 di Amerika Serikat.

Pemilihan umum parlemen mendatang di Jepang akan diadakan sementara Shinzo Abe, pemimpin Partai Demokrat Liberal, telah meninggal hanya dua hari sebelum pemilu, dan mungkin insiden mematikan dan pahit ini adalah alasan bagi anggota partainya untuk memiliki lebih banyak keinginan mengikuti rencana Abe di bidang politik dalam dan luar negeri, yang juga dapat dianggap sebagai warisan politik dan ekonominya.

Yuki Tatsumi, Direktur Stimson Japan Center di Washington mengatakan terpilihnya Suga setelah Abe mundur pada 2020 adalah jaminan kelanjutan dari semua inisiatif politik yang dimulai Shinzo.

Abe memiliki rencana ekstensif untuk reformasi ekonomi di Jepang, sehingga program ini disebut "Abenomics" karena dimensinya yang luas di Jepang.

Di bidang politik luar negeri, Abe juga pembela gigih revisi konstitusi Jepang untuk memainkan peran yang lebih besar dalam interaksi keamanan internasional, di mana berdasarkan kondisi internal dan eksternal Jepang setelah Perang Dunia II.

Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe

Abe mencoba mengubah Pasal 9 konstitusi Jepang, yang menyatakan bahwa Jepang "selamanya meninggalkan perang sebagai hak berdaulat bangsa dan ancaman atau penggunaan kekuatan sebagai sarana penyelesaian perselisihan internasional," tetapi belum terjadi.

Abe, yang menjabat sebagai perdana menteri terlama di Jepang, adalah sosok yang populer di kalangan masyarakat, terutama para pendukung Partai Demokrat Liberal. Itulah sebabnya Abe di Jepang dikenal sebagai "tanpa opsi penerus".(sl)

Tags