Amerika Tinjauan dari Dalam, 22 Oktober 2022
https://parstoday.ir/id/news/world-i131848-amerika_tinjauan_dari_dalam_22_oktober_2022
Perkembangan dan berita di Amerika Serikat selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting di antaranya kesiapan Divisi Udara ke-101 AS untuk dikirim ke Ukraina.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Okt 22, 2022 17:54 Asia/Jakarta
  • Tentara Amerika Serikat.
    Tentara Amerika Serikat.

Perkembangan dan berita di Amerika Serikat selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting di antaranya kesiapan Divisi Udara ke-101 AS untuk dikirim ke Ukraina.

Deputi Komandan Divisi Udara ke-101 Amerika Serikat, menyatakan kesiapan pasukannya untuk masuk ke Ukraina, jika ketegangan Rusia-Ukraina meningkat atau serangan ke salah satu negara NATO terjadi.

Brigjen John Lubas, Jumat (21/10/2022) seperti dikutip CBS News mengatakan, "Kami siap mempertahankan setiap inci tanah NATO."

Di sisi lain, Kolonel Edwin Matthaidess, Komandan Brigade Tim Tempur Kedua, Black Hawk mengabarkan bahwa pasukannya sudah ditempatkan di Rumania, yang hanya berjarak tiga mil dari perbatasan Ukraina.

Menurut Matthaidess, pasukannya mengamati pergerakan pasukan Rusia dari dekat, dan menciptakan beberapa target untuk latihan, serta melakukan latihan yang sangat mirip dengan perang.

"Total 4.700 tentara Divisi Udara ke-101 dari pangkalan Fort Campbell, Kentucky, sudah dikerahkan untuk memperkuat sayap timur NATO," imbuhnya.

Para komandan AS ini beberapa kali menegaskan kepada CBS News bahwa mereka siap terjun perang malam ini juga. Sekarang mereka ada untuk melindungi wilayah NATO, dan jika ketegangan meningkat atau serangan dilakukan ke NATO, mereka sepenuhnya siap melewati perbatasan Ukraina.

Mantan Penasihat Trump Dijatuhi Hukuman Penjara

Penasihat mantan Presiden AS, Donlad Trump yang juga tokoh sayap kanan Amerika Serikat, Steve Bannon dijatuhi hukuman empat bulan penjara karena menghina Kongres negaranya.

Hakim pengadilan distrik federal Carl Nichols hari Jumat (21/10/2022) juga memutuskan bahwa Bannon, yang pernah menjabat kepala strategi untuk mantan presiden AS Donald Trump, harus membayar denda sebesar 6.500 dolar AS.

Nichols mengatakan bahwa Bannon tidak menyatakan penyesalan atas tindakannya, tetapi sepakat untuk menerima putusan tersebut sementara dia mengajukan banding atas vonis bersalahnya.

Bannon pada tahun lalu didakwa karena menolak panggilan pengadilan dari panel khusus Gedung Putih yang menyelidiki serangan Capitol pada 6 Januari 2021 lalu.

Bannon sebelumnya berpendapat bahwa dirinya seharusnya tidak masuk penjara karena mengandalkan nasihat dari pengacaranya.

Dia dulunya adalah kepala eksekutif kampanye kepresidenan Trump pada 2016 dan menjabat sebagai penasihat senior Trump di Gedung Putih sebelum dipecat pada Agustus 2017.

Kegiatan Senjata Biologis AS Terungkap, Delapan Negara Tuntut Kejelasan!

Rusia, Belarus, Venezuela, Zimbabwe, Cina, Kuba, Nikaragua dan Suriah menuntut penggunaan semua mekanisme yang tersedia untuk mendapat jawaban jelas terkait informasi aktivitas senjata biologis militer Amerika Serikat (AS) di Ukraina.

Tuntutan itu disampaikan dalam pertemuan Komite Pertama Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Rabu (19/10/2022). Delapan negara tersebut ingin mengaktifkan Pasal 6 Konvensi Senjata Biologi karena aktivitas militer AS terkait senjata biologis di Ukraina.

Pasal 6 Konvensi Senjata Biologi dan Racun menyatakan bahwa setiap negara anggota konvensi yang mengetahui bahwa suatu negara melanggar kewajiban yang tertera dalam ketentuan dan isi konvensi ini, maka dapat diadukan ke Dewan Keamanan PBB.

Wakil Direktur Departemen Non-Proliferasi dan Pengendalian Senjata Kementerian Luar Negeri Rusia Konstantin Vorontsov mengatakan, kami mengumumkan bahwa pertanyaan tentang kegiatan militer AS terkait senjata biologis dalam kerangka laboratorium biologi di berbagai wilayah Ukraina tetap ada.

"Kami belum menemukan dan mendapatkan jawaban yang komprehensif untuk menghapus keraguan tentang kegiatan ini," tegas Vorontsov yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Delegasi Rusia di Komisi Perlucutan Senjata PBB.

Selama serangan Rusia ke Ukraina dan penguasaan atas beberapa daerah negara ini yang terdapat laboratorium-laboratorium biologi, aspek yang tidak diketahui dari sifat aktivitas pusat-pusat ini, terutama produksi berbagai jenis patogen yang beroperasi dengan anggaran dan dukungan dari Kementerian Pertahanan AS, mulai terungkap.

Pada awal Maret 2022, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh dokumen dari staf dan karyawan laboratorium biologi di Ukraina, yang menunjukkan bahwa Kiev (Kyiv) ingin segera menghancurkan dokumen program biologi militer Ukrainia, yang sedang dilaksanakan di bawah pengawasan Departemen Pertahanan AS, dan Pentagon juga sempat khawatir tentang kebocoran informasi ini.

Meskipun ada bukti yang tidak dapat disangkal tentang aktivitas senjata biologis yang merusak di Ukraina dengan dukungan langsung dari Pentagon, namun Washington masih menilak dan mengklaim bahwa bukti itu salah.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian mengumumkan bahwa ada 30 laboratorium biologi AS di Ukraina, yang  menurut laporan dari Rusia, telah rusak. Lokasi laboratorium tersebut, terutama yang berada di negara-negara yang berbatasan dengan Rusia, seperti Ukraina, sebenarnya dimaksudkan untuk menciptakan ancaman dan penggunaan senjata biologis terhadap Rusia.

Pengungkapan kegiatan AS dalam membantu Ukraina di bidang pengembangan senjata biologis menunjukkan sifat dan tujuan Washington yang sebenarnya dan tidak manusiawi di bidang pembuatan berbagai jenis senjata biologis di negara ini di bawah naungan kerja sama pertahanan antara AS dan Ukraina.

Kementerian Luar Negeri AS mengklaim bahwa Washington tidak memiliki laboratorium di Ukraina. Namun fakta dan bukti menunjukkan bahwa Pentagon secara langsung mengelola laboratorium ini dan bahkan kontraktor terkait juga mengelola proyek yang berkaitan dengan faktor-faktor biologis.

Kepala Pasukan Pertahanan Nuklir, Kimia dan Biologi Angkatan Bersenjata Rusia Igor Kirillov mengatakan, jaringan lebih dari 30 laboratorium biologi dibentuk di wilayah Ukraina, yang bekerja untuk Departemen Pertahanan AS. Menurutnya, setelah dimulainya operasi militer khusus Rusia di Ukraina, segala sesuatu yang berhubungan dengan program biologi militer Amerika menghilang dari Ukraina. 

Poin pentingnya adalah bahwa meskipun AS adalah anggota Konvensi Senjata Biologis yang disetujui pada tahun 1972 dan telah diterapkan sejak tahun 1975, negara itu dianggap sebagai salah satu pelopor dalam pengembangan berbagai jenis senjata pemusnah massal ini. Bahkan saat ini, aksi destruktif AS di bidang pengembangan senjata biologis terus berlanjut. Contohnya adalah pengungkapan produksi jenis baru dari Virus Corona.

Sekelompok peneliti bioteknologi Amerika mengumumkan bahwa mereka berhasil menggandakan dan menghasilkan jenis virus Covid di laboratorium, yang jauh lebih mematikan dan berbahaya daripada jenis aslinya.  Studi berbahaya ini dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Florida dan Boston di National Emerging Infectious Diseases Laboratories.

Tentu saja penyebaran Virus Corona jenis yang sangat berbahaya itu menimbulkan ancaman besar bagi dunia. Aktivitas senjata biologis AS baik di dalam maupun di luar negeri, menunjukkan bahwa para pejabat Gedung Putih tidak menghargai nyawa manusia.

Jubir Deplu AS: Koalisi Rusia-Iran Ancaman Potensial

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memperingatkan, dunia harus memandang koalisi Rusia dan Iran sebagai ancaman potensial.

Vedant Patel, Selasa (18/10/2022) malam mengatakan, "Sejumlah langkah kuat akan diambil untuk melawan pengiriman drone Iran, dan persenjataan lain ke Rusia, termasuk melalui penerapan sanksi."

Ia menambahkan, "Kami juga meyakini bahwa jalur diplomasi adalah jalur terbaik untuk membatasi program nuklir Iran."

Pada saat yang sama, Vedant Patel mengklaim negara-negara kawasan Asia Barat menganggap eratnya hubungan Rusia dan Iran sebagai ancaman bagi mereka.

Sebelumnya Reuters yang gemar membuat berita-berita Iranfobia, menuduh Iran mengirim drone lebih besar dan rudal darat ke darat, ke Rusia.

Tapi Iran telah berulangkali membantah tuduhan pengiriman drone ke Rusia. Jubir Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan, Iran tidak pernah mengirim senjata apa pun ke dua negara bertikai.

"Republik Islam Iran menganggap berita yang tersebar terkait pengiriman drone ke Rusia untuk digunakan dalam perang Ukraina, tidak berdasar dan membantahnya," pungkas Kanaani.

Pentagon: Kami Tak Bisa Konfirmasi Rusia Gunakan Drone Iran

Seorang pejabat senior Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengatakan, Pentagon tidak bisa mengonfirmasi bahwa drone-drone yang dipakai Rusia di Ukraina adalah buatan Iran.

Dikutip stasiun televisi Al Jazeera, Selasa (18/10/2022) pejabat Dephan AS mengumumkan, Pentagon tidak bisa mengonfirmasi apakah drone-drone yang digunakan Rusia untuk menyerang target-target di Ukraina, buatan Iran atau bukan.

Sebelumnya sejumlah pejabat pemerintah AS menuduh Iran, mengirim drone-drone ke Rusia, namun tuduhan ini beberapa kali dibantah pejabat pemerintah Iran.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS hari Senin lalu memperingatkan segala bentuk kerja sama dengan Iran, di bidang drone dan rudal balistik.

Ia menuturkan, "Semua pihak harus menghindari kerja sama dengan Iran, di bidang drone dan rudal-rudal balistik."

Menurutnya tidak ada keraguan terkait sanksi atas Iran, berdasarkan laporan-laporan yang menunjukan Iran sedang memasok drone ke Rusia.

Inflasi AS Mencapai Rekor 40 Tahun Menjelang Pemilu Paruh Waktu

Dalam apa yang disebut "bencana" bagi Partai Demokrat yang berkuasa, inflasi telah mencapai level tertinggi 40 tahun dalam pembacaan resmi terakhir sebelum pemilihan legislatif paruh waktu bulan depan.

Data ini bahkan lebih buruk daripada yang terlihat, karena pemerintah tidak memasukkan makanan dan bensin dari tingkat inflasi resmi.

Rekor tertinggi didorong oleh peningkatan kebutuhan lain seperti penginapan, perawatan medis dan transportasi massal.

Dengan harga naik 8,2% dan upah naik hanya 4,9%, para ekonom mengatakan rata-rata orang Amerika secara efektif kehilangan gaji hampir sepanjang hari bulan lalu - dan itu menggunakan tingkat inflasi resmi.

Amerika Serikat Alokasikan 70 Persen Ekspor Gas ke Eropa

Asisten Menteri Luar Negeri AS Urusan Sumber Daya Energi menyatakan bahwa Washington mengalokasikan 70 persen dari ekspor gas cairnya ke Eropa.

Embargo terhadap Rusia oleh negara-negara Barat dan Eropa, khususnya di sektor migas, dengan dalih perang Ukraina, menjadi bumerang bagi Eropa sendiri yang saat ini menghadapi krisis energi.

Gazprom, perusahaan minyak dan gas terbesar Rusia, juga mengumumkan bahwa jika Uni Eropa menetapkan batas atas harga minyak Rusia, Moskow juga akan berhenti memasok minyak dan gas ke negara-negara tersebut.

Geoffrey R. Pyatt, Asisten Menteri Luar Negeri AS Urusan Sumber Daya Energi hari Minggu (16/10/2022) mengklaim bahwa Amerika Serikat akan menjadi pengekspor gas alam cair terbesar di dunia tahun ini dan 70 persennya akan diekspor ke Eropa.

Sementara itu, Mikhail Ulyanov, wakil Rusia di organisasi internasional yang berbasis di Wina  di akun Twitter-nya mengungkapkan, "Amerika Serikat memasok gas alam cair ke Eropa dengan harga empat kali lipat pasar domestik Amerika Serikat,".

Menurut diplomat Rusia ini, solidaritas transatlantik bukanlah halangan untuk mendapatkan uang dengan mengorbankan sekutu, terutama ketika sekutu secara sukarela melepaskan sumber gas yang lebih murah.

Kepala Departemen Eropa Dana Moneter Internasional sebelumnya mengatakan bahwa penghentian total ekspor gas Rusia ke Eropa menjelang musim dingin dapat menyebabkan kekurangan konsumsi gas, yang dapat membahayakan produk domestik bruto beberapa negara Eropa.

Trump: Dengan Mudah Saya Bisa Jadi PM Israel

Mantan Presiden Amerika Serikat mengungkap pelayanan yang diberikannya kepada Rezim Zionis Israel, dan mengatakan bahwa dirinya bisa dengan mudah menjadi Perdana Menteri Israel.

Donald Trump, Minggu (16/10/2022) kembali mengungkit jasa-jasanya kepada Rezim Zionis Israel selama ia menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.

"Tidak ada seorang pun Presiden yang melayani Israel lebih dari dari pelayanan yang sudah saya berikan," kata Donald Trump.

Mantan Presiden AS itu menjelaskan bahwa ia dengan mudah dapat menjadi PM Israel, apabila ia meminta dukungan orang-orang Yahudi Amerika yang tinggal di wilayah pendudukan.

Sebelumnya Trump juga meminta orang-orang Yahudi Amerika untuk memberikan suara kepadanya dalam pemilu presiden Amerika Serikat.