Rusia Peringatkan Pengembangan Kemampuan Militer Bologis AS
Letnan Jenderal Igor Kirillov, Kepala Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologis dan Kimia Rusia mengumumkan bahwa Amerika Serikat melanjutkan kebijakan untuk mengembangkan dan memperkuat kemampuan militer biologisnya. Dia menekankan bahwa aktivitas biologis Amerika di Ukraina dipertanyakan bahkan untuk sekutu terdekat Washington.
Kirillov menegaskan bahwa Amerika Serikat masih berupaya mengembangkan kemampuan senjata biologisnya, di mana risiko kegiatan laboratorium biologi menjadi salah satu faktor utama keputusan Amerika Serikat untuk memindahkan laboratorium tersebut ke negara lain, termasuk Ukraina.
Ia juga mengungkapkan bahwa pada Oktober 2022, telah dikembangkan virus di Boston University yang menjadi penyebab penyakit COVID-19.Virus ini dikembangkan berdasarkan strain Omicron dan Virus Corona asli Wuhan.
Peringatan baru Rusia tentang perluasan berkelanjutan kemampuan militer biologis Amerika, dan dengan kata lain, senjata biologis Amerika Serikat, telah diberikan karena risiko seriusnya terhadap keamanan regional dan global.
Terlepas dari kenyataan bahwa Amerika Serikat adalah anggota dari "Konvensi Senjata Biologis" yang disetujui pada tahun 1972 dan telah dilaksanakan sejak tahun 1975, tetapi Washington sebenarnya dianggap sebagai salah satu pelopor dalam pengembangan berbagai jenis senjata tidak manusiawi ini.
Dalam hal ini, Jenderal Kirillov mengatakan, John Bolton, mantan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, secara pribadi mengawasi persiapan dokumen untuk pengembangan senjata biologis di Amerika Serikat dan percaya bahwa pengembangan senjata semacam itu bisa menjadi hal yang baik dan mendukung dominasi Amerika Serikat di dunia sebagai satu-satunya negara adidaya global.
Dalam proyek biologi yang terkait dengan negara lain, Amerika Serikat kebanyakan menggunakan pihak kontraktor sipil, yang dapat sangat mengurangi keraguan tentang aktivitas biologis militer Pentagon.
Setelah runtuhnya Uni Soviet, Amerika Serikat memberikan perhatian khusus pada pembuatan laboratorium senjata biologis di negara-negara tetangga Rusia.
Letnan Jenderal Igor Kirillov, Kepala Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologis dan Kimia Rusia mengumumkan bahwa Amerika Serikat melanjutkan kebijakan untuk mengembangkan dan memperkuat kemampuan militer biologisnya. Dia menekankan bahwa aktivitas biologis Amerika di Ukraina dipertanyakan bahkan untuk sekutu terdekat Washington.
Selain itu, lokasi laboratorium tersebut, terutama yang berada di negara-negara yang berdekatan dengan Rusia seperti Ukraina, sebenarnya dibuat untuk menciptakan ancaman biologis terhadap Rusia.
Vladimir Putin, Presiden Rusia sebelumnya telah memperingatkan tentang penggunaan Ukraina sebagai arena pembuatan dan pengujian senjata biologis.
Putin mengatakan, "Rezim Kiev telah menjadi alat kebijakan luar negeri Amerika dan secara praktis telah kehilangan kedaulatannya. Tanah Ukraina juga telah menjadi lokasi eksperimen biologi, dan negara ini sekarang dipompa dengan senjata.
Penekanan pejabat tertinggi Rusia pada penggunaan Ukraina sebagai lokasi eksperimen biologi Amerika Serikat menunjukkan bahwa dari sudut pandang Moskow, masalah ini sangat penting dan merupakan ancaman besar bagi Rusia.
Mempertimbangkan ancaman ini, pada pertengahan Oktober 2022, Rusia, bersama dengan Belarus, Venezuela, Zimbabwe, Cina, Kuba, Nikaragua, dan Suriah, pada pertemuan Komite Pertama Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyerukan penggunaan semua mekanisme yang tersedia untuk menemukan jawaban tentang aktivitas biologis militer Amerika Serikat di Ukraina.
Negara-negara tersebut ingin mengaktifkan Pasal 6 Konvensi Senjata Biologis, yang menyatakan bahwa setiap negara anggota Konvensi yang menemukan bahwa suatu negara melanggar kewajibannya berdasarkan ketentuan Konvensi dapat mengajukan pengaduan ke Dewan Keamanan PBB.
Sekalipun sudah ada tindakan ini, tetapi Washington terus mengembangkan kemampuan biologis militernya di laboratorium yang telah dibuatnya di seluruh dunia, dan mengabaikan protes global.(sl)