Mengapa AS Mengklaim Tidak Ada Kesepakatan Pertukaran Tahanan?
Pada hari Ahad (12/03/2023), juru bicara Kementerian Luar Negeri AS menggambarkan pernyataan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, yang mengumumkan bahwa Tehran dan Washington telah mencapai kesepakatan untuk bertukar tahanan, sebagai "kebohongan yang kejam" yang hanya meningkatkan penderitaan keluarga para tahanan.
Dia melanjutkan dengan mengatakan, Kami terus bekerja untuk pembebasan tiga orang Amerika yang ditahan secara tidak sah di Iran, dan kami tidak akan berhenti sampai mereka dipersatukan kembali dengan orang yang mereka cintai.
Pada hari yang sama, sebuah pernyataan terpisah juga dipublikasikan oleh Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, yang menyebut klaim Iran ini "salah".
Sementara itu, Iran telah menekankan pertimbangan kesepakatan dengan Amerika Serikat tentang pertukaran tahanan.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengumumkan, Dalam beberapa hari terakhir kami telah mencapai kesepakatan tentang pertukaran tahanan antara Iran dan Amerika Serikat. Sejak Maret lalu, sebuah dokumen antara kami dan AS telah ditandatangani secara tidak langsung, tetapi landasan pelaksanaannya sekarang sudah siap. Menurut pendapat kami, semuanya sudah siap dan AS sedang membuat pengaturan teknis terakhir mereka. Jika semuanya berjalan baik di pihak AS, itu akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang.
Sikap negatif pejabat pemerintah Biden di bidang pertukaran tahanan antara Iran dan Amerika Serikat tampaknya didasarkan pada beberapa isu.
Pertama, pada dasarnya, sejak berkuasa pada Januari 2021, pemerintah Biden, terlepas dari klaim sebelumnya tentang mempertimbangkan kembali penarikan diri Amerika Serikat dari JCPOA, terus menjalankan kebijakan bermusuhan yang sama dari pemerintahan Trump, yang dikenal sebagai kampanye tekanan maksimum terhadap Iran, dan bahkan telah memberlakukan sanksi baru terhadap Iran dengan berbagai dalih.
Oleh karena itu, bahkan saat ini, karena adanya berbagai kelompok penekan dalam struktur politik AS, terutama di Kongres, utamanya penentangan dari Partai Republik untuk memberikan konsesi apa pun kepada Iran, meskipun sudah ada sebuah dokumen yang ditandatangani antara Tehran dan Washington di bidang pertukaran tahanan, tetapi dalam praktiknya, masih belum ada keberanian untuk menerapkannya. Karena alasan ini, dengan memproyeksikan dan menuduh Menteri Luar Negeri Iran berbohong, AS pada dasarnya menolak kesepakatan apa pun dalam hal ini.
Nasser Kanaani, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, mengumumkan pada hari Senin (13/3) bahwa kami telah mencapai kesepakatan tentang beberapa masalah, termasuk tahanan, dan kesepakatan tertulis dibuat pada Maret 2022, yang juga ditandatangani oleh perwakilan resmi pemerintah AS.
Pada satu tahap, pihak Amerika menerima bahwa masalah ini harus dilakukan tanpa terkait dengan negosiasi pencabutan sanksi dan pertukaran akan dilakukan, dan pada tahap lain mereka mengikatnya dengan proses negosiasi nuklir.
Pada hari Ahad (12/03/2023), juru bicara Kementerian Luar Negeri AS menggambarkan pernyataan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, yang mengumumkan bahwa Tehran dan Washington telah mencapai kesepakatan untuk bertukar tahanan, sebagai "kebohongan yang kejam" yang hanya meningkatkan penderitaan keluarga para tahanan.
Isu lainnya, mengingat martabat Menlu Iran, pernyataan adanya kesepakatan antara Iran dan Amerika Serikat terkait pertukaran tahanan tentu berdasarkan fakta. Pihak AS yang memiliki sejarah panjang berbohong dan mengingkari janji.
Iran selalu mematuhi kewajibannya seperti yang telah ditunjukkan sebelumnya terkait kesepakatan nuklir JCPOA.
Pada saat yang sama, tampaknya AS sedang mencari apa yang disebut kesepakatan besar dengan Iran, di mana masalah tahanan juga diselesaikan.
Oleh karena itu, meski telah menandatangani dokumen terkait hal ini, pemerintahan Biden kini telah membantahnya.
Di sisi lain, fakta bahwa Siamak Namazi, yang berkewarganegaraan ganda Iran dan Amerika, sebagai tahanan keamanan, dapat melakukan wawancara telepon dengan seorang jurnalis AS dari penjara yang menunjukkan bahwa Iran benar-benar siap untuk bertukar tahanan.
Namun fakta bahwa Amerika Serikat mengklaim tidak ada kesepakatan antara kedua negara untuk pertukaran tahanan menunjukkan bahwa AS, bertujuan untuk mempertahankan dan melanjutkan kampanye tekanan maksimum terhadap Iran, bahkan siap menakut-nakuti warganya dengan mempublikasikan berita yang bertentangan dan memberi harapan, lalu mengecewakan mereka serta menyiksa mereka secara mental dan emosional.
Pada saat yang sama, terlepas dari posisi Amerika yang negatif dan tidak konstruktif dalam masalah pertukaran tahanan, Iran tetap siap menerapkannya sejalan dengan pertimbangan kemanusiaan dan bantuan kemanusiaan.
Nasser Kanaani, Jubir Kemenlu Iran mengatakan, Sebagai Republik Islam Iran, seperti yang telah kami umumkan, kami siap melakukan ini sebagai masalah kemanusiaan. Masalah teknis Amerika terkait dengan dirinya sendiri. Dalam hal ini, jika pihak Amerika realistis, masalah pertukaran tahanan dapat dilakukan sebagai masalah yang sepenuhnya manusiawi.(sl)