Jepang Berencana Menembak Jatuh Satelit Spionase Korea Utara
(last modified Sat, 22 Apr 2023 06:25:18 GMT )
Apr 22, 2023 13:25 Asia/Jakarta
  • Menteri Pertahanan Jepang Hamada Yasukazu
    Menteri Pertahanan Jepang Hamada Yasukazu

Menteri Pertahanan Jepang memerintahkan pasukan negara itu untuk menembak jatuh satelit mata-mata Korea Utara jika memasuki wilayah Jepang.

Menurut laporan FNA, saat ketegangan berlanjut di Semenanjung Korea, Jepang bersiap untuk menargetkan satelit mata-mata Korea Utara.

Sumber-sumber media melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Jepang Hamada Yasukazu memerintahkan militer negara itu pada Sabtu (22/04/2023) untuk bersiap menembak jatuh satelit mata-mata Korea Utara jika memasuki wilayah Jepang.

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Hamada Yasukazu memerintahkan pasukan kementerian untuk melakukan persiapan karena dia berpotensi memerintahkan "penghancuran rudal balistik".

Uji coba rudal Jepang

Di antara persiapan yang dipertimbangkan oleh Menteri Pertahanan Jepang adalah pembuatan pengaturan penempatan pasukan di prefektur selatan Okinawa untuk "meminimalkan kerusakan jika rudal balistik jatuh".

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengumumkan bahwa persiapan rencana peluncuran satelit mata-mata pertama Korea Utara harus terus dilakukan untuk melawan ancaman dari Amerika Serikat dan Korea Selatan, media Korea Utara melaporkan Rabu (19/4) lalu.

Selama kunjungan ke Administrasi Negara untuk Eksplorasi Luar Angkasa, bersama dengan pejabat senior lembaga pendidikan dan penelitian, serta markas besar departemen intelijen teknis militer Korea Utara, Kim menjelaskan bahwa pembangunan satelit mata-mata negara itu selesai pada bulan April.

Dalam kunjungan ini, pemimpin Korea Utara menekankan pada “peran, nilai strategis dan pentingnya memiliki satelit pengintaian militer untuk memperkuat kemampuan pertahanan dan melindungi lingkungan keamanan dan integritas wilayah negara, perdamaian dan kepentingan pembangunan rakyat dari ancaman dan tantangan militer yang terus meningkat dari Amerika Serikat dan Korea Selatan".(sl)