Rusia Kecam Pernyataan Presiden Prancis
Pejabat-pejabat Rusia mengecam statemen Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengatakan bahwa Moskow tunduk dan menjadi pengikut Beijing.
Menurut IRNA, Selasa (16/5/2023), Macron dalam wawancara terbaru dengan harian Prancis, I'Opinion, mengancam untuk mengisolasi Rusia karena invasinya ke Ukraina telah lewat lebih dari 14 bulan.
Macron mengklaim bahwa Rusia secara de facto telah tunduk kepada Cina dan kehilangan akses ke kawasan Baltik yang sangat penting. Perkembangan yang ada telah memicu keputusan Swedia dan Finlandia untuk bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Menanggapi hal itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan pada hari Senin, (15/5/2023) mengatakan bahwa Rusia sangat tidak setuju dengan ini. Menurutnya, hubungan Rusia dengan Cina bersifat khusus, kemitraan strategis.
"Komentar Macron mencerminkan pemahaman yang benar-benar salah tentang apa yang sedang terjadi," tegasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko mengatakan Paris telah terpaku pada penguatan hubungan Moskow dengan Beijing, serta adanya perubahan tatanan dunia.
Menurutnya, Barat tampak sangat takut terhadap pembentukan sistem hubungan internasional yang benar-benar multilateral dengan poros yang benar-benar terpisah, terutama Rusia dan Cina. (RA)