Lavrov: AS Pendukung Aktif Daesh dan Al-Qaeda di Afghanistan
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari Senin (05/06/2023) selama kunjungan ke pangkalan militer Rusia 201 di Tajikistan bahwa Amerika Serikat secara aktif mendukung Daesh (ISIS) dan Al-Qaeda, dan tindakan destabilisasi yang selaras dengan kepentingannya di Afghanistan.
Dia menekankan bahwa pernyataan Duta Besar AS untuk Tajikistan, Manuel Micaller tentang dukungan Washington untuk dialog dan menghindari kekerasan di Afghanistan adalah kebohongan diplomatik.
Lavrov mengatakan, Jelas sekali bahwa Amerika Serikat mendukung sisa pasukan ISIS, Al-Qaeda, dan kelompok teroris lain yang berafiliasi dengan mereka.
Rusia telah berulang kali mengumumkan dukungan langsung Washington kepada ISIS selama kehadiran militer mereka di Afghanistan dan sesudahnya, dan mengkritik keras tindakan ini.
Dari sudut pandang Moskow, tujuan Amerika adalah melanjutkan ketidakstabilan di Afghanistan dan memperkuat kelompok teroris di negara ini, termasuk ISIS dan Al-Qaeda.
Dalam hal ini, Lavrov menekankan bahwa tujuannya bukan untuk membiarkan Afghanistan menjadi tenang, merujuk pada kinerja serupa Amerika di Kaukasus Selatan pada akhir dekade terakhir.
Dia percaya bahwa demi kepentingan Amerika Serikat beberapa proses destabilisasi terus terjadi di negara ini.
Berbagai bukti pasti menunjukkan bahwa Amerika memainkan peran kunci dalam pembentukan dan pengembangan kelompok teroris Takfiri Daesh untuk menghadapi Poros Perlawanan dan telah melakukan upaya terus menerus untuk memperluas kegiatan Daesh di Irak dan Suriah, dan kemudian di Afghanistan.
Ada bukti yang luas dan terdokumentasi di bidang ini dan itu adalah tanda dari tindakan terencana Washington.
Amerika tidak bisa menutupi perannya dalam pembentukan ISIS.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari Senin (05/06/2023) selama kunjungan ke pangkalan militer Rusia 201 di Tajikistan bahwa Amerika Serikat secara aktif mendukung Daesh (ISIS) dan Al-Qaeda, dan tindakan destabilisasi yang selaras dengan kepentingannya di Afghanistan.
Amerika Serikat, sebagai pemimpin Barat, bersama mitra Barat dan Arabnya, telah memberikan dukungan luas kepada teroris Takfiri, termasuk ISIS, dan memandang kelompok teroris ini sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka.
Setelah berulang kali ISIS mengalami kekalahan di Suriah dan Irak, Washington memperkuat kelompok teroris ini di Afghanistan untuk menciptakan ketidakamanan di negara-negara tetangga Afghanistan.
Mengenai Afghanistan, Washington mengikuti prosedur yang sama sebelum meninggalkan negara ini dengan mendukung teroris Daesh untuk menyerang negara lawan dan saingannya yang bertetangga dengan Afghanistan.
Pada akhir Agustus 2021, Zamir Kabulov, Utusan Khusus Presiden Rusia untuk Afghanistan menyatakan, Pasukan Amerika dan sekutu negara ini di Afghanistan berhubungan dengan kelompok teroris ISIS dan bekerja sama dengannya. Kini, dengan terus mendukung ISIS dan Al-Qaeda, Amerika Serikat berniat menyerang Rusia, negara-negara Asia Tengah, dan Iran dengan mendestabilisasi dan meningkatkan ketidakamanan di Afghanistan.
Isu pentingnya adalah para politisi senior negara ini telah mengakui peran Washington dalam pembentukan dan perluasan ISIS.
Terkait hal tersebut, mantan Presiden AS Donald Trump membuat pernyataan kontroversial tentang peran langsung Presiden Barack Obama dan mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dalam pembentukan ISIS.
Dalam pidato kampanye pemilunya pada Januari 2016, Trump mengatakan, Mereka (Obama dan Clinton) adalah orang-orang yang tidak jujur. Mereka menciptakan ISIS. Hillary Clinton bersama dengan Obama menciptakan ISIS.
Begitu juga dengan Robert F. Kennedy Jr., seorang politisi Amerika berusia 69 tahun yang telah mengumumkan keikutsertaannya dalam pemilihan umum presiden tahun depan dan merupakan saingan Joe Biden di Partai Demokrat, mengakui bahwa Amerika Serikat menciptakan kelompok teroris ISIS.
Robert Kennedy Jr. mengatakan, Kami menciptakan ISIS. Kami mengirim dua juta pengungsi ke Eropa dan menyebabkan destabilisasi demokrasi di sana yang berujung pada Brexit.
Pernyataan Trump dan Robert F. Kennedy Jr. sebenarnya merupakan penegasan atas tudingan yang berkali-kali dilontarkan oleh kepala beberapa negara seperti Presiden Rusia Vladimir Putin tentang peran langsung Gedung Putih dalam pembentukan dan tindakan ISIS.(sl)