Nov 04, 2023 11:25 Asia/Jakarta

Parlemen Aljazair dengan suara bulat mengizinkan presiden negara ini berperang dengan rezim Zionis jika diperlukan untuk membela rakyat tak berdosa di Jalur Gaza.

Aljazair adalah negara Arab pertama yang parlemennya secara resmi dan sah memberi wewenang kepada angkatan bersenjatanya untuk menyerang rezim Zionis demi mendukung bangsa Palestina yang tertindas.

Parlemen Aljazair

28 hari telah berlalu sejak operasi kejutan "Badai Al-Aqsa" yang merupakan perlawanan terhadap rezim Zionis, serangan brutal pasukan dan jet-jet tempur rezim penjajah Quds terhadap rakyat Palestina yang tertindas di Jalur Gaza terus berlanjut hingga kini dan lebih dari 9 ribu warga Gaza gugur syahid yang banyak di antara mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Kejahatan Israel telah menyebabkan banyak negara di dunia menyerukan gencatan senjata dan menghentikan serangan Zionis Israel terhadap warga Palestina yang tidak berdaya, tetapi praktis semua upaya sejauh ini gagal dan serangan Israel terus berlanjut dengan sengit. Isu ini terutama membuat marah negara-negara Islam dan Arab.

Meningkatnya serangan Israel terhadap Palestina terjadi pada saat Tel Aviv, terutama dalam beberapa tahun terakhir, berusaha keras memperluas pengaruhnya di negara-negara Afrika dan meningkatkan hubungannya dengan negara-negara Arab di kawasan, tetapi semua usaha itu belum mencapai keberhasilan.

Kecuali beberapa negara yang telah menerima normalisasi hubungan dengan Zionis Israel di bawah tekanan Amerika dan sekutunya serta dengan janji bantuan keuangan, negara-negara lain justru mengambil sikap menentang kebijakan rezim Zionis.

Parlemen Aljazair dengan suara bulat mengizinkan presiden negara ini berperang dengan rezim Zionis jika diperlukan untuk membela rakyat tak berdosa di Jalur Gaza.

Aljazair menjadi salah satu negara yang mengambil sikap tegas terhadap kebijakan Israel, terutama dalam beberapa bulan terakhir.

Aljazair dan Tunisia merupakan dua negara yang mempunyai peran penting di Afrika Utara dan di antara negara-negara Arab.

Dalam beberapa bulan terakhir kedua negara praktis mengambil sikap menentang kebijakan Israel, khususnya normalisasi hubungan, sehingga otoritas kedua negara ini secara resmi telah mengeluarkan pernyataan resmi dan mengumumkan bahwa mereka tidak akan pernah menormalisasi hubungan dengan Zionis.

Seperti yang ditekankan oleh Wakil Ketua Parlemen Aljazair, Moussa Kharfi bahwa negaranya tidak akan menormalisasi hubungannya dengan rezim Zionis, bahkan jika dengan tidak adanya kompromi dengan rezim ini memerlukan biaya yang besar.

Faktanya, banyak negara Afrika yang telah mengalami kolonialisme dan agresi negara-negara Barat selama beberapa dekade sangat kritis terhadap kebijakan agresif Israel terhadap Palestina, dan telah menyatakan dukungan mereka terhadap Palestina dalam beberapa minggu terakhir.

Dalam konteks ini, Nuruddin Abu Lehya, akademisi di Universitas Batna mengatakan, Sifat eksistensial rezim Zionis adalah jahat dan mereka tidak memiliki peran lain di dunia selain penghasutan dan penyebaran kejahatan.

Kini, dengan berlanjutnya agresi Israel, Parlemen Aljazair secara resmi telah memberikan izin kepada presiden negara ini untuk berperang jika diperlukan demi mendukung Palestina, suatu hal yang jika diterapkan dapat sangat merugikan rezim Zionis dan sekutunya.

Tampaknya jika kejahatan Israel terus berlanjut, negara-negara lain akan bergabung dengan Aljazair.

Tags