Des 20, 2023 14:44 Asia/Jakarta
  • 95 Persen Perdagangan Cina dan Rusia Tinggalkan Dolar

Sekitar 95 persen transaksi perdagangan antara Cina dan Rusia menggunakan mata ualang lain, dan tidak lagi dilakukan dalam mata uang dolar Amerika Serikat.

Sebelum akhir tahun ini, Rusia dan Cina melampaui target mereka dalam melakukan perdagangan sebesar 200 miliar dolar.

Andrei Belousov, Wakil Perdana Menteri Rusia dalam perjalanannya baru-baru ini ke Cina hari Selasa (19/12/2023) mengatakan bahwa tahun ini, penggunaan rubel Rusia dan yuan Cina dalam perdagangan antara kedua negara telah mencapai 95 persen.

Menurut Maksim Reshetnikov, Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia, dari Januari hingga Oktober lalu, 68 persen dari seluruh perdagangan Rusia dilakukan dalam rubel dan mata uang negara mitra dagang.

Rusia juga menggunakan yuan dalam perdagangan dengan Mongolia, Filipina, Malaysia, Uni Emirat Arab, Thailand, Jepang, Tajikistan, dan Singapura.​

Wacana mengenai perlunya penggantian mata uang selain dolar di negara berkembang bukanlah hal baru, namun tahun 2023 akan tercatat dalam sejarah sebagai tahun dimana proses ini dipercepat.

Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva, dalam kunjungannya ke Cina pada bulan April lalu dan juga pada pertemuan BRICS ke-15 di Afrika Selatan bulan Agustus, membela penggunaan sistem pembayaran berdasarkan mata uang lokal tanpa perlu menggunakan dolar.

Pada pertemuan BRICS berikutnya, yang dijadwalkan akan diadakan di Kazan di bawah kepemimpinan Rusia pada bulan Oktober tahun depan, para menteri perekonomian dan gubernur bank sentral akan menyajikan laporan tentang kepraktisan rencana ini.(PH)

Tags