BRICS Jadi Platform Perdagangan Tanpa Dolar AS​
(last modified Mon, 08 Jan 2024 07:39:39 GMT )
Jan 08, 2024 14:39 Asia/Jakarta
  • BRICS Jadi Platform Perdagangan Tanpa Dolar AS​

Seorang pejabat Rusia menyajikan statistik produksi dan konsumsi biji-bijian di antara negara-negara anggota kelompok BRICS, dan mengumumkan kapasitas besar kelompok ini untuk berdagang tanpa menggunakan dolar AS.

Menurut kantor berita Sputnik, Vladimir Petrichenko, Direktur Perusahaan ProZerno hari Minggu (7/1/2024) menyatakan bahwa grup BRICS dapat menjadi platform untuk menciptakan swadaya pasar biji-bijian tanpa menggunakan dolar AS.

"Negara-negara anggota BRICS memiliki andil yang besar di pasar biji-bijian. Itulah sebabnya sekarang menjadi kesempatan terbaik untuk mengambil keuntungan dari situasi ini," ujar Petrichenko.

"Berdasarkan statistik, Rusia menguasai 25 persen produksi gandum, dan Brasil menguasai 25 persen produksi jagung dan hampir 58 persen perdagangan kedelai dunia. Di sisi lain, Cina adalah pembeli jagung dan gandum terbesar di dunia,"tegasnya.

Pada bulan Desember 2023, Rusia mengumumkan bahwa negara-negara anggota BRICS dapat meninggalkan penggunaan dolar AS dan memilih mata uang yang cocok untuk diperdagangkan di antara mereka sendiri dalam perdagangan biji-bijian di antara mereka sendiri.

Menurut perkiraan Rossgreen Union, Persatuan Eksportir Gandum Rusia, lima negara anggota kelompok BRICS telah mengonsumsi total 1,17 miliar ton biji-bijian per tahun pada akhir tahun 2023, yang setara dengan 42% produksi global, dan 1,1 miliar ton biji-bijian sama dengan 40 persen yang telah dikonsumsi

Menurut Rossgreen Union, jika kelompok BRICS berkembang, maka produksi biji-bijian negara-negara anggota kelompok ini akan mencapai 1,23 miliar ton per tahun atau 44 persen dari total dunia.

Kelompok BRICS awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Tapi kemudian,Republik Islam Iran, bersama dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Argentina, dan Ethiopia, menjadi anggota baru kelompok BRICS, yang keanggotaan penuh dimulai pada Januari 2024.

Pada KTT BRICS ke-15 yang diadakan di Johannesburg, Afrika Selatan pada Agustus 2023, disepakati keanggotaan resmi Republik Islam Iran dalam blok ekonomi ini.

Sejak Javier Milet terpilih sebagai presiden Argentina, negara ini menolak bergabung dengan kelompok BRICS.

Aljazair, Bahrain, Kuwait, Maroko, dan Palestina merupakan lima negara Arab yang baru-baru ini menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan kelompok BRICS.(PH)