Jebakan Partai Republik untuk Biden di Asia Barat
(last modified Tue, 30 Jan 2024 05:02:50 GMT )
Jan 30, 2024 12:02 Asia/Jakarta

Menyusul serangan pesawat tak berawak terhadap pangkalan militer AS di timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah dan menewaskan 3 tentara Amerika serta melukai 34 lainnya, isu ini menjadi dalih bagi Partai Republik untuk mengkritik keras Presiden AS Joe Biden dan mencoba menghasutnya untuk menyerang Iran.

Sejak dimulainya perang Gaza setelah operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober, ini merupakan kasus pertama tentara Amerika terbunuh di kawasan Asia Barat.

Menurut CNN, Belum jelas mengapa sistem pertahanan udara tidak berhasil mencegat drone tersebut, tapi peristiwa ini bisa membuat situasi tegang di kawasan itu semakin meradang dibandingkan sebelumnya.

Presiden AS Joe Biden, dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan pada hari Minggu, mengklaim bahwa serangan pesawat tak berawak yang "sangat menyakitkan dan menyedihkan" yang terjadi Ahad malam di pangkalan militer AS di timur laut Yordania dan dekat Suriah, dilakukan oleh pasukan yang didukung Iran.

Tentara AS

Dia juga mengklaim bahwa para pejabat yang melakukan serangan ini "akan dimintai pertanggungjawaban pada waktunya dan dengan cara yang tepat".

Kementerian Pertahanan AS juga menyebut serangan ini sebagai "contoh eskalasi berbahaya dalam urusan regional".

Sementara itu, pihak berwenang Amerika telah berulang kali menyatakan bahwa mereka tidak ingin memperluas perang Gaza dan mengubahnya menjadi perang regional yang lebih besar.

Dengan dimulainya perang Gaza, gerakan perlawanan di wilayah tersebut, terutama di Irak, menyasar berbagai pangkalan militer Amerika Serikat di wilayah tersebut.

Menurut Pentagon, serangan-serangan ini tidak mengakibatkan kematian sampai serangan terakhir, tapi menyebabkan cederanya sekitar 70 tentara Amerika.

Pada saat yang sama, serangan udara Amerika terhadap kelompok perlawanan di Irak telah menimbulkan tekanan politik di negara tersebut untuk mengakhiri kehadiran militer Amerika Serikat yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

Kini, dengan terbunuhnya 3 tentara Amerika, Partai Republik menuntut tanggapan balasan terhadap Iran dengan dalih bahwa Tehran berada di balik serangan tersebut.

Terkait hal ini, sejumlah senator Partai Republik terang-terangan menyerukan balas dendam dengan menyerang Iran.

Senator Partai Republik Lindsey Graham menulis, Kebijakan Biden terhadap Iran telah gagal dan menyebabkan lebih dari 100 serangan terhadap pasukan kami di wilayah tersebut. Saya ingin pemerintahan Biden menyerang sasaran di Iran sebagai balas dendam atas kematian tentara kita dan juga untuk memberikan pencegahan.

Menanggapi terbunuhnya 3 tentara Amerika, Senator John Cornyn menulis, Targetkan Tehran.

Selain itu, Senator Partai Republik Tom Cotton mengatakan dalam klaim yang sama sekali tidak masuk akal dan tidak berdasar bahwa "satu-satunya tanggapan" terhadap serangan-serangan ini "pastinya merupakan tanggapan militer yang menghancurkan terhadap pasukan Iran, baik di Iran maupun di seluruh Timur Tengah".

Nikki Haley, kandidat pemilihan pendahuluan Partai Republik dalam pemilihan umum presiden AS juga menulis di X, (Serangan) ini menunjukkan bahwa jika Joe Biden tidak begitu lemah dalam perilakunya terhadap Iran, mereka tidak akan menyerang pasukan kita. Kita harus membalas dengan sekuat tenaga Amerika. Ini adalah satu-satunya cara untuk mencegah lebih banyak perang. Jika tidak, serangan ini akan terus berlanjut.

Menyusul serangan pesawat tak berawak terhadap pangkalan militer AS di timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah dan menewaskan 3 tentara Amerika serta melukai 34 lainnya, isu ini menjadi dalih bagi Partai Republik untuk mengkritik keras Presiden AS Joe Biden dan mencoba menghasutnya untuk menyerang Iran.

Tampaknya tujuan utama Partai Republik dari kata-kata ini dan posisi yang lebih provokatif adalah untuk memaksa pemerintahan Biden untuk mengambil tindakan bermusuhan dan agresif terhadap Iran dan pada akhirnya konfrontasi militer Amerika Serikat dengan Iran.

Dengan demikian, kegagalan militer Amerika dalam menghadapi Iran dan lebih banyak korban dan kerusakan pada pangkalan-pangkalan Amerika di wilayah tersebut telah memberikan alasan yang diperlukan bagi serangan politik Partai Republik terhadap Biden.

Semuanya ini memberikan mereka kesempatan untuk menuduhnya tidak efisien dan gagal, dan semakin melemahkan posisinya dalam pemilu presiden Amerika pada November 2024, sehingga kemungkinan kemenangan saingan Republik akan lebih besar, di mana kemungkinan besar adalah Donald Trump.

Meskipun Joe Biden dan pejabat senior politik dan militer Amerika telah berulang kali menuduh Iran berada di balik serangan terhadap pangkalan Amerika di kawasan Asia Barat, mereka menyatakan tidak ingin memperluas konflik di tingkat regional dan tidak ada perang dengan Iran.

Dalam sikap terbarunya mengenai hal ini, Jenderal Charles Brown, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat mengatakan, Amerika tidak ingin berperang dengan Iran, dan kami akan merespons jika terjadi konflik yang lebih luas.

Menanggapi kritik bahwa pemerintahan Biden tidak cukup serius terhadap Iran dan apa yang disebut kelompok proksinya, pejabat senior militer Amerika ini mengatakan, Tujuan kami adalah untuk menghalangi dan pada saat yang sama melindungi pasukan Amerika. Bukan terlibat dalam konflik skala besar dan perang skala penuh.

Tentu saja, hal ini perlu diperhatikan karena Iran telah berkali-kali menyatakan bahwa meskipun tidak ingin berperang dengan Amerika Serikat, Iran mempunyai kekuatan yang cukup dan efektif untuk membalas setiap serangan militer Amerika Serikat terhadap Iran.

Meskipun ada sanksi unilateral dan multilateral, Iran diakui sebagai kekuatan regional, dan memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap ancaman regional dan trans-regional.

Rudal Iran

Tehran juga menekankan bahwa kehadiran militer Amerika di Asia Barat selama beberapa dekade telah menjadi salah satu faktor penting terjadinya peperangan dan eskalasi ketidakstabilan dan ketidakamanan serta penyebaran terorisme di kawasan ini.

Bahkan saat ini, Washington menjadi pendorong utama kelanjutan perang di Gaza dengan dukungan militernya yang menyeluruh terhadap rezim Zionis.

Inilah salah satu alasan penting terjadinya serangan kelompok perlawanan terhadap pangkalan Amerika di kawasan.(sl)