Uni Eropa Menyerukan Peningkatan Bantuan ke Gaza
Memburuknya situasi kemanusiaan di Jalur Gaza dan terungkapnya rencana rezim Zionis yang menggunakan makanan dan obat-obatan sebagai senjata terhadap warga Palestina telah memicu kemarahan masyarakat internasional, bahkan para pendukung rezim ini.
Setelah berulang kali mendapat kritik dan peringatan dari lembaga-lembaga internasional dan berbagai negara tentang konsekuensi mengerikan dari pencegahan pengiriman makanan dan obat-obatan oleh rezim Zionis kepada ratusan ribu penduduk Gaza yang terkepung, Komisaris Uni Eropa Elisa Ferreira di Parlemen Eropa tentang kelaparan yang meluas di Gaza dan serangan militer Israel terhadap warga Palestina yang mencari bantuan kemanusiaan, mengatakan Peristiwa tragis di Gaza menekankan perlunya mengakhiri perang, meningkatkan bantuan kemanusiaan dan membebaskan tawanan.
Komisaris Uni Eropa menambahkan bahwa siapa pun yang khawatir dengan situasi di Gaza harus menekan Israel untuk masuknya pengiriman bantuan ke Gaza.
Elisa Ferreira menyatakan bahwa komunitas internasional harus mengambil tindakan untuk melindungi warga sipil dari kelaparan dan kekerasan yang dilakukan oleh militer Israel, dan menekankan bahwa Uni Eropa akan terus bekerja sama dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
UNRWA telah mengumumkan bahwa jika bantuan kepada badan tersebut tidak dilanjutkan, maka badan tersebut tidak akan dapat melanjutkan kegiatannya setelah akhir bulan Februari.
Sementara sejumlah negara Barat, termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Jerman, menyusul tuduhan rezim Zionis terhadap UNRWA bahwa beberapa pegawainya bekerja sama dengan gerakan Hamas dalam pelaksanaan operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober, telah memutuskan bantuan mereka kepada organisasi bantuan kemanusiaan ini. Sebuah tindakan yang hanya dibarengi dengan kegembiraan dan sambutan dari penjajah Zionis.
Organisasi internasional dan masyarakat Palestina menganggap tindakan Amerika Serikat dan beberapa negara Barat yang memotong pendanaan UNRWA sebagai partisipasi dalam perang genosida terhadap rakyat Gaza.
Negara-negara Barat, dipimpin oleh Amerika Serikat, telah menghentikan atau menangguhkan bantuan mereka kepada UNRWA dengan dalih klaim rezim Zionis bahwa PBB sebelumnya mengumumkan bahwa seperempat dari 2,4 juta penduduk Gaza berada di ambang kelaparan dan anak-anak berada dalam situasi terburuknya, dan gencatan senjata adalah "kesempatan terakhir bagi kemenangan akal budi dan kemanusiaan".
Menghentikan bantuan keuangan kepada UNRWA dan selanjutnya terhentinya layanan badan internasional ini kepada pengungsi Palestina dalam kondisi perang yang keras akan membuat situasi warga Palestina yang membutuhkan bantuan menjadi lebih sulit dari sebelumnya.
Menurut laporan terakhir, sejauh ini 23 anak telah meninggal di bagian utara Jalur Gaza karena kekurangan gizi dan kekurangan air. Statistik yang mengerikan mengenai korban tewas dan luka dalam serangan Israel di Gaza masing-masing melebihi 31 ribu dan 72 ribu.
Sekaitan dengan hal ini, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan bahwa rezim Zionis menggunakan makanan dan obat-obatan sebagai senjata terhadap Palestina dalam tindakan yang melanggar hukum internasional.
Safadi menekankan bahwa setengah juta warga Palestina di Gaza berisiko mati karena kelaparan. Dan mereka berada dalam kondisi kelaparan terburuk.
Pihak berwenang Palestina percaya bahwa Israel berencana untuk membuat rakyat Gaza kelaparan dan meningkatkan tekanan terhadap mereka, demi memberikan dasar bagi pengungsian mereka.
Dalam situasi seperti ini, Amerika Serikat dalam aksi formalitas dan propagandanya dengan mengirimkan bantuan pangan dan obat-obatan ke Gaza melalui jalur udara, mengklaim bahwa pihaknya berusaha membantu warga di wilayah tersebut, tapi pihak berwenang Palestina dan organisasi bantuan internasional mengakui hal itu hanyalah tindakan propaganda.
Keputusan rezim Zionis dan pendukungnya untuk mencegah pengiriman bantuan ke Gaza dalam situasi di mana ratusan ribu warga Palestina yang tinggal di wilayah tersebut berada di bawah serangan udara dan darat yang paling parah dari rezim ini, menunjukkan bahwa rezim Zionis sedang berusaha untuk menggunakan senjata kelaparan dan mencegah layanan kesehatan dan medis setelah tidak mampu mengalahkan kehendak rakyat dan perlawanan Palestina lewat jalur militer.
Meskipun keputusan ini berarti hukuman kolektif bagi jutaan warga Palestina, lembaga-lembaga dan negara-negara yang mencintai kebebasan dan memperjuangkan hak asasi manusia dapat, dengan upaya dan koordinasi, menetralisir tindakan tidak manusiawi ini dan memberikan landasan untuk mengirimkan bantuan mereka kepada masyarakat Gaza yang dilanda perang.(sl)