Apr 15, 2024 14:25 Asia/Jakarta
  • Kolonialisme Israel, Analisis Malcolm X tentang Bahaya Zionisme Global

Malcolm X meyakini bahwa Zionis percaya bahwa mereka telah berhasil menyembunyikan dan menyamarkan kolonialisme baru mereka dan menampilkannya sebagai kolonialisme yang lebih baik hati dan lebih manusiawi.

Pada tanggal 5 September 1964, Malcolm X melakukan kunjungan dua hari ke Jalur Gaza, yang saat itu berada di bawah kendali Mesir. Selama dua hari tersebut, Malcolm duduk bersama masyarakat lokal dan tokoh Gaza saat mengunjungi kamp pengungsi Khan Yunis dan rumah sakit setempat.

 

Roh Tuhan di Gaza

Yang paling berpengaruh dari asosiasi ini adalah pertemuannya yang tiba-tiba dan tidak terjadwal dengan penyair terkenal Palestina Harun Hashem Rashid. Dalam pertemuan tersebut, Rashid berbagi kenangannya tentang pengalaman mengerikan krisis Suez satu dekade lalu dan terbunuhnya ratusan warga Palestina oleh tentara Israel. X sangat tersentuh mendengar kenangan ini. Catatan hariannya menunjukkan kekagumannya terhadap puisi-puisi Rashid.

X mengadakan pertemuan dengan para pemuka agama di Gaza dan berdoa bersama dengan mereka. Dia menulis dalam memoarnya bahwa dia merasakan ruh Allah yang kuat di Gaza.

Kolonialisme Tersembunyi

Perjalanan aktivis hak asasi manusia ke Gaza ini menginspirasi karya tulisnya yang paling terkenal tentang Zionisme berjudul “Zionist Logic” yang terbit pada 17 September 1964 di surat kabar terkenal Mesir, melontarkan kritik keras terhadap Zionisme dan menganggap Zionisme bukan hanya ancaman bagi Palestina, tapi lebih dari itu. X menulis di artikel ini:

“Zionis percaya bahwa mereka telah berhasil menyembunyikan dan menyamarkan kolonialisme baru mereka dan membuatnya terlihat lebih “baik hati” dan “manusiawi”. Dalam sistem pemerintahannya, mereka mengendalikan calon korban hanya dengan tawaran bantuan ekonomi atau hadiah menggiurkan lainnya yang tampaknya bersahabat.

Di sisi lain, perekonomian negara-negara Afrika yang baru merdeka menghadapi permasalahan besar. Oleh karena itu, kendali dan keterlibatan Israel di banyak negara Afrika ini bahkan telah melampaui kekuatan penjajah Eropa pada abad ke-18. Meskipun kolonialisme Zionis tipe baru berbeda bentuk dan metodenya, namun tidak berubah dari segi motivasi dan tujuannya.

Di sini, X menunjukkan kesamaan antara Israel dan penjajah Eropa, serta menggambarkan kehancuran yang disebabkan oleh tindakan mereka pada abad-abad sebelumnya di Dunia Ketiga. Menurutnya, Zionisme memiliki kaitan erat dengan kolonialisme Eropa. Malcolm meminta para pemimpin dan masyarakat dunia untuk bersatu dan menolak usulan palsu para penjajah untuk menghadapi kolonialisme yang meluas ini.

 

Kepedulian terhadap Afrika

Dalam kesempatan lain, Direktur Jenderal Geneva Islamic Center telah mengirimkan 9 pertanyaan kepada X tentang “Kehidupan, Iman dan Harapan di Masa Depan” dan beliau juga memberikan jawaban yang tepat dan jelas. Jawaban atas pertanyaan terakhir ditulis pada pagi hari tanggal 21 Februari 1965, yang konon merupakan tulisan terakhir X dan merupakan kesaksian atas pandangan kosmopolitannya dan pandangannya mengenai ancaman Israel terhadap seluruh dunia.

Pertanyaan: Tampaknya Afrika telah menarik perhatian dan keperdulian Anda, Mengapa? Kkini setelah Anda melakukan perjalanan ke hampir seluruh benua ini, menurut Anda di manakah posisi Islam sebenarnya? Menurut Anda, apa yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan Islam dari tindakan sejumlah pengklaim tak berdasar dan dari konspirasi Zionisme, ateisme, dan fanatisme agama?.

Jawaban: Saya menganggap Afrika sebagai tanah leluhur saya. Pertama-tama, saya ingin melihat negara ini benar-benar bebas dari campur tangan politik dan ekonomi pihak asing yang mendominasi dan menyalahgunakannya. Afrika sedang menghadapi krisis serius karena lokasinya yang strategis.

Para penjajah tidak akan menyerahkan benua ini tanpa perang dan konflik, dan tipu muslihat utama mereka dalam pemerintahan adalah menciptakan perpecahan di antara bangsa-bangsa. Misalnya, sentimen anti-Asia berkembang di kalangan masyarakat Afrika Timur.

Begitu pula dengan sentimen anti-Arab yang kuat di Afrika Barat. Di mana ada orang Arab atau Asia, serta perasaan permusuhan yang kuat terhadap umat Islam. Permusuhan ini tidak diciptakan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya. Mereka saat ini tidak mendapatkan keuntungan dari perselisihan dan konflik tersebut. Mantan penguasa kolonial (dan Zionisme saat ini)lah yang paling diuntungkan dari perpecahan tersebut.

Zionis telah melampaui semua kelompok kepentingan dalam perjuangan saat ini untuk benua ibu kita (Afrika). Mereka masuk dengan kedok kebajikan dan kemanusiaan, sehingga menyulitkan para korban untuk memahami dan mengenali niat dan rencana mereka.Sebab, citra masyarakat Arab (hampir) tidak dapat dipisahkan dari citra Islam, dunia Arab mempunyai banyak tanggung jawab yang harus dipenuhi.

 

Islam adalah Agama Persaudaraan

Islam adalah agama persaudaraan dan persatuan, dan mereka yang memimpin dalam menjelaskan agama ilahi ini harus menjadi contoh terbaik dari persaudaraan dan persatuan. Kairo dan Mekah (Dewan Tertinggi Urusan Islam dan Liga Muslim Dunia) perlu membentuk pertemuan keagamaan dan lebih menunjukkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap situasi dunia Islam saat ini. Jika tidak, kekuatan-kekuatan akan muncul dari kalangan generasi muda Muslim yang berwawasan ke depan dan mengambilalih pusat kekuasaan dari pemiliknya saat ini. Tuhan dengan mudah mampu melakukan hal ini.

Beberapa jam setelah menulis jawaban ini, Malcolm X yang berusia 39 tahun dibunuh di Audubon Hall New York.(PH)

 

Tags