Klaim Prancis: Masih Ada Waktu untuk Bernegosiasi dengan Iran
https://parstoday.ir/id/news/world-i177754-klaim_prancis_masih_ada_waktu_untuk_bernegosiasi_dengan_iran
Pars Today - Menteri Luar Negeri Prancis mengklaim bahwa penerapan kembali sanksi PBB terhadap Iran tidak akan menghalangi kelanjutan diplomasi dengan Tehran.
(last modified 2025-10-04T08:07:19+00:00 )
Okt 04, 2025 13:28 Asia/Jakarta
  • Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot
    Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot

Pars Today - Menteri Luar Negeri Prancis mengklaim bahwa penerapan kembali sanksi PBB terhadap Iran tidak akan menghalangi kelanjutan diplomasi dengan Tehran.

AS dan Troika Eropa, yang mencakup Prancis, Inggris, dan Jerman, baru-baru ini mengaktifkan mekanisme pemicu, atau Snapback, terhadap Iran dalam tindakan ilegal. Dengan mengaktifkan mekanisme pemicu tersebut, pihak Eropa mengklaim bahwa sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Iran akan diterapkan kembali.

Menurut laporan Pars Today mengutip AFP, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot menyatakan kesediaannya untuk bernegosiasi dengan Iran dan mengklaim bahwa Paris akan melakukan segala daya upaya untuk mencapai solusi melalui negosiasi.

Klaim Menteri Luar Negeri Prancis ini muncul di saat negara-negara Barat, meskipun menyatakan keinginan untuk berdiplomasi dengan Iran, telah menolak proposal diplomatik Iran.

Dalam hal ini, banyak pakar politik percaya bahwa Eropa dan Iran, sebagai tetangga geopolitik, terpaksa hidup berdampingan di dunia yang bergejolak.

Pakar politik Ali Rezvanpour mengatakan bahwa jika Eropa ingin bernegosiasi dengan Iran, Eropa harus mempertimbangkan hal-hal berikut:

Pemisahan kebijakan dari AS

Untuk memulihkan kredibilitasnya, Eropa harus menunjukkan bahwa mereka dapat merumuskan kebijakan yang independen dan mementingkan diri sendiri terkait Iran, meskipun kebijakan ini bertentangan dengan Washington dalam beberapa hal.

Memberikan insentif yang nyata

Jika negosiasi baru akan dimulai, Eropa harus mampu menawarkan paket ekonomi dan politik yang menarik (seperti jaminan pembelian minyak, investasi infrastruktur, dan kerja sama teknologi) yang akan mendorong Iran untuk tetap berada dalam kesepakatan.

Diplomasi langkah demi langkah

Mengusulkan "perjanjian sementara" atau menegosiasikan kerangka kerja yang lebih kecil (seperti menghentikan kegiatan nuklir tertentu dengan imbalan keringanan sanksi terbatas) dapat membangun kembali kepercayaan yang hilang.

Dalam hal ini, Behnam Saeedi, Sekretaris Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran menggambarkan tindakan negara-negara Eropa baru-baru ini dalam mengaktifkan mekanisme pemicu sebagai tindakan ilegal dan bertentangan dengan aturan internasional, dan mengatakan, Republik Islam Iran telah memenuhi semua kewajibannya, tetapi Eropa menolak jalur diplomasi dengan provokasi langsung dari Amerika Serikat.

Hamidreza Taraghi, pakar hubungan internasional lainnya menganggap Eropa sebagai pihak yang paling dirugikan dari penerapan mekanisme pemicu. Ia berpendapat, Jangkauan interaksi ekonomi Tehran dengan Eropa terbatas dan dampaknya terhadap ekonomi Iran tidak akan signifikan.

Menurut Taraghi, Sebagian besar kebutuhan ekonomi Iran dipenuhi dari timur. Bahkan sebagian kecil biji-bijian dan bahan baku yang diimpor dari Ukraina telah dibatasi oleh krisis Ukraina. Oleh karena itu, pengaktifan mekanisme Snapback tidak akan menyebabkan banyak kerugian bagi Iran, tetapi dapat merugikan Eropa dan memberikan tekanan domestik dan ekonomi yang parah di benua ini. Tindakan ini, dengan kata lain, mempersiapkan landasan bagi persaingan yang lebih luas dan kemungkinan perang ekonomi dan politik antara Timur dan Barat.

Pakar hubungan internasional ini menambahkan, "Selain dampak ekonomi, tindakan ini dapat meningkatkan protes rakyat dan gerakan internal di negara-negara Eropa. Prancis adalah contoh protes semacam ini dan kemungkinan protes serupa terulang di negara-negara Eropa lainnya sangat tinggi. Faktanya, Uni Eropa tidak lagi menjadi serikat yang kuat seperti dulu, dan kemundurannya terus berlanjut, baik di tingkat domestik maupun internasional."(sl)