Asia Tengah menjadi Jalur Baru Penyaluran Energi antara Asia dan Eropa
Uni Eropa menandatangani sejumlah perjanjian dengan tiga negara Asia Tengah untuk mengembangkan energi terbarukan.
Tehran, Parstoday- Uni Eropa dalam pertemuan “Global Gateway” di Brussels menandatangani perjanjian dengan Kazakhstan, Kirgizstan, dan Uzbekistan untuk pengembangan energi terbarukan serta infrastruktur hidrogen hijau. Kerja sama ini diharapkan membuka jalur baru penyaluran energi antara Asia dan Eropa serta memperkuat posisi geopolitik kawasan dalam tatanan energi global baru.
Tujuan utama dari penandatanganan perjanjian ini adalah pengembangan proyek energi terbarukan dan tenaga hidro di Asia Tengah. Inisiatif tersebut, yang didukung oleh Bank Investasi Eropa, Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (EBRD), dan Bank Dunia, akan berperan penting dalam pengembangan hidrogen hijau serta pembentukan koridor energi masa depan.
Asia Tengah, dengan pengalaman panjang dalam produksi dan penyaluran minyak serta gas, memiliki kapasitas memadai untuk beralih ke pengembangan hidrogen. Pada tahun 2024, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Azerbaijan dalam konferensi COP29 di Baku telah menandatangani nota kesepahaman untuk kerja sama dalam produksi, transportasi, dan perdagangan energi terbarukan, hidrogen hijau, dan amonia.
Kerja Sama Negara-Negara Asia Tengah dan Kaukasus Selatan Menghadapi Perubahan Iklim
Negara-negara Asia Tengah dan Kaukasus Selatan, dalam pertemuan sampingan Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) di Brasil, meninjau dua poros utama aksi iklim regional: pengurangan emisi gas metana dan peningkatan ketahanan menghadapi pencairan gletser melalui implementasi program regional “Dari Gletser ke Lahan Pertanian”.
Pertemuan ini yang dihadiri pejabat Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, dan Uzbekistan menegaskan komitmen pada janji-janji baru, penguatan sistem pemantauan, pelaporan, verifikasi, serta mobilisasi pendanaan untuk proyek adaptasi iklim. Para peserta juga menekankan bahwa penanganan emisi metana merupakan prioritas singkat dan mendesak guna memperlambat laju pemanasan global.
Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) diselenggarakan di Belem, Brasil, dari 10 hingga 21 November 2025.
Festival Musik Silk Way Star Pertama Digelar di Astana, Kazakhstan
Festival musik dan vokal Silk Way Star pertama digelar di Astana, ibu kota Kazakhstan, dengan menghadirkan seniman dari 12 negara Asia.
Festival ini bertujuan memperkenalkan musik tradisional dan lokal, memperkuat pertukaran budaya, serta meningkatkan kerja sama seni antarnegeri. Para peserta menampilkan kemampuan musik terbaik mereka melalui beragam pertunjukan langsung. Pada babak final, perwakilan Mongolia dinobatkan sebagai pemenang.
Dalam acara tersebut, pesan Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, dibacakan. Ia menekankan pentingnya hubungan budaya serta pertukaran artistik di antara bangsa-bangsa Asia. Dalam pesannya disebutkan bahwa festival “Silk Way Star” dapat menjadi jembatan persahabatan dan pemahaman antarmasyarakat, serta membuka ruang bagi pengenalan bakat-bakat muda dan peningkatan kerja sama budaya di kawasan.
Peserta dari negara-negara Asia Tengah dan Kaukasus, termasuk Tiongkok, Kirgizstan, Tajikistan, Turki, dan negara lainnya turut berpartisipasi dalam ajang ini.(PH)