Upaya Obama Loloskan TPP
Presiden AS, Barack Obama hari Jumat (16/9) berupaya meloloskan kesepakatan Trans-Pasific Parnership (TPP), dan meyakinkan Partai Republik supaya mendukung pengesahan kesepakatan tersebut.
Untuk tujuan tersebut, Obama bertemu dengan John Kasich, gubernur Ohio, yang merupakan salah satu rival politiknya dari partai Republik. Kasich di salam satu papernya yang dimuat Wall Street Journal hari Jumat (16/9) menulis, Jika AS tidak segera mengesahkan kesepakatan TPP, maka negara-negara Asia Tenggara akan merapat kepada Rusia dan Cina. Tampaknya, Obama berupaya untuk menyelesaikan finalisasi kesepakatan Kerja sama Trans-Pasifik di Kongres AS.
Para analis menilai Obama yang akan mengakhiri masa jabatannya dalam beberapa bulan ke depan, berupaya untuk menyelesaikan penandanganan kesepakatan TPP antara AS dan sejumlah negara Asia dan Pasifik. Pertemuan Obama dengan Kasich merupakan aksi politik tidak biasa yang dilakukan partai Demokrat terhadap rivalnya. Hal ini menunjukkan pentingnya dukungan partai Republik terhadap masalah TPP sebelum Obama melepaskan jabatannya sebagai presiden AS.
Sementara itu, dua calon presiden dari Partai Republik dan Demokrat, sama-sama menentang kesepakatan perdagangan bebas AS dengan negara-negara Asia Pasifik. Partai Republik sejak jauh hari mendukung TPP. Tapi, calon presiden dari partai ini, Donald Trump berpandangan berbeda dan menilai TPP akan meningkatkan jumlah pengangguran di AS. Tidak hanya itu, ia mengancam akan merobek kesepakatan tersebut jika terpilih sebagai presiden AS.
Sementara itu, calon presiden dari partai Demokrat, Hillary Clinton menyatakan TPP tidak akan berhasil, sebab kesepakatan perdagangan bebas ini tidak populer dari kalangan serikat buruh, dan aktivis lingkungan. Oleh karena itu, tampaknya, TPP hingga akhir tahun ini masih belum ditandatangani di Kongres AS. Mitch McConnell, ketua mayoritas suara di Senat AS dari partai Republik mengatakan TPP tidak akan ditandatangani tahun ini. Paul Ryan, ketua DPR AS dari partai Republik mengungkapkan pesimismenya mengenai penandatangan TPP. Alasan Obama untuk segera menandatangani TPP karena merasakan munculnya ancaman dari Cina yang semakin ekspansif meningkatkan hubungan perdagangan dan ekonomi dengan negara-negara Asia yang dinilai Obama akan membahayakan kepentingan korporasi AS.
Pada 9 Juni 2015 lalu, Obama menandatangani undang-undang kemudahan dan pengembangan perdagangan AS, dan kemudian ditandatangani Kongres negara itu setelah melalui perdebatan panjang. Obama menilai undang-undang perdagangan bebas semacam TPP sebagai titik balik bagi arena kompetisi dengan negara-negara dunia, dan berperan menghidupkan kembali kepemimpinan AS di dunia. TPP menghubungkan dua kawasan target yaitu Samudera Pasifik dan samudera Atlantik.
TPP merupakan bagian kunci dari kebijakan memutar ke kawasan Asia-Pasifik. Tujuannya untuk meredam pengaruh ekonomi dan politik Cina di kawasan, sekaligus memudahkan perdagangan antara AS dengan 11 negara regional. Kesepakatan TPP telah ditandatangani oleh AS dan 11 negara Asia Pasifik pada Februari 2016. Meski demikian implementasinya masih menunggu pengesahan kongres AS. Tujuannya untuk memperluas perdagangan bebas di dunia dengan kehadiran 12 negara yang menguasai 40 persen perekonomian dunia.(PH)