Upaya Trump untuk Menutupi Peran Amerika dalam Kemunculan ISIS
(last modified Tue, 29 Oct 2019 05:30:11 GMT )
Okt 29, 2019 12:30 Asia/Jakarta
  • Abu Bakar al-Baghdadi, pemimpin ISIS yang dibentuk AS
    Abu Bakar al-Baghdadi, pemimpin ISIS yang dibentuk AS

Amerika Serikat yang tidak diragukan lagi berperan dalam pembentukan dan penyebaran kelompok teroris Daesh (ISIS), kini berusaha menjadikan dirinya pahlawan dalam perang melawan terorisme dengan kematian Abu Bakar al-Baghdadi.

Sekaitan dengan hal ini, Presiden AS Donald Trump hari Ahad dalam konferensi pers di Gedung Putih merinci kematian pemimpin teroris Daesh, sekalipun beberapa jam lewat telah diumumkan akan kematiannya. Pada awal pidatonya, ia menyatakan bahwa "tadi malam AS membunuh komandan jaringan teroris terbesar di dunia" dan bahwa ia secara pribadi mengawasi bagian operasi.

Tanpa menyebut peran pemerintah AS dalam membentuk kelompok teroris seperti Daesg, Trump mengklaim, "Tadi malam, Amerika Serikat mengeksekusi keadilan pada teroris nomor satu di dunia. Baghdadi adalah pendiri dan pemimpin Daesh, organisasi teroris paling kejam dan paling kejam di dunia. Berkat instruksi saya, kekhalifahan Daesh hancur total."

Abu Bakar al-Baghdadi dan Donald Trump

Pernyataan Trump ini tidak hanya menyampaikan temperamen arogan dan karakter egoisnya, dimana ia selalu menemukan dirinya sebagai pemain kunci dalam banyak perkembangan domestik dan global, bahkan ia juga secara terbuka berusaha menjadikan Amerika heroik dan dirinya sendiri seorang pemimpin dalam perang melawan terorisme, demi menutup sejumlah kenyataan di bidang ini.

Setelah briefing media AS tentang kematian al-Baghdadi, Trump kembali naik podium dengan konferensi pers di Gedung Putih dengan gaya mantan presiden, berusaha membuktikan dirinya seorang "pahlawan". Trump dengan sengaja mencoba mengabaikan pernyataan sebelumnya tentang peran kunci pemerintah AS dalam pembentukan dan pengembangan Daesh di masa Obama.

Berbicara dalam pidato pemiu presiden Januari 2016, Trump mengatakan, "Mereka (Obama dan Clinton) adalah orang-orang yang tidak jujur. Mereka menciptakan Daesh. Hillary Clinton, bersama dengan Obama, telah menciptakan ISIS."

Pertanyaannya adalah apakah Trump telah melupakan pernyataan sebelumnya atau apakah ia sekarang hanya mencari peluang yang tepat, dengan kemungkinan bahwa pemakzulannya meningkat setiap hari, sehingga ia bisa mendapatkan lebih banyak keunggulan dalam opini publik Amerika. Menariknya, tindakan yang sama telah menariknya gelombang kritik terhadapnya.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi pada hari Minggu mengkritik langkah Trump karena tidak menginformasikan DPR AS tentang operasi pembunuhan al-Baghdadi. "DPR seharusnya diberi tahu tentang serangan itu," katanya.

Presiden AS saat ini dalam masalah besar terkait Ukraina Gate, dan saingannya dari Partai Demokrat, yang memiliki dendam yang kuat terhadapnya dalam pemilu presiden 2016, sekarang sangat serius untuk memakzulkannya. Dalam situasi seperti itu, Trump membutuhkan acara berita "sangat besar" untuk menyelamatkan dirinya dari situasi sulit ini. Ia berpikir membunuh Baghdad akan meningkatkan citranya di AS dan meningkatkan dukungannya bagi sekutu Washington.

Namun, tidak semua masalah ini dapat menyamarkan peran Amerika dalam kemunculan ISIS. Menyusul kerusuhan di Suriah, AS telah mengadopsi strategi poros Barat-Arab untuk menggulingkan pemerintah konstitusional Suriah melalui dukungan luas bagi kelompok-kelompok teroris, termasuk ISIS. Kinerja AS di Suriah menunjukkan bahwa dari 2011 hingga 2014, ketika ISIS merebut beberapa kota dan wilayah Irak di samping bagian-bagian Suriah, Amerika melayani mereka dan memainkan peran utama dalam menyediakan logistik dan pembiayaan ISIL.

Abu Bakar al-Baghdadi

Menyusul tindakan ISIS di Irak dan menduduki wilayah besar negara itu, Washington mengambil kendali kelompok teroris selama era Obama, dan pada tahun 2014 apa yang disebut Koalisi Internasional Melawan ISIS dibentuk. Tujuan AS pada titik waktu ini adalah untuk menjaga ISIS dalam kerangka kerja yang terkontrol sehingga dapat digunakan untuk melawan militer dan pemerintah Suriah dan sekutunya. Dengan demikian, integritas Amerika dalam memerangi ISIS sepenuhnya dipertaruhkan.