Wabah Corona dan Ancaman Krisis Kelaparan
Pandemi virus Corona (Covid-19) telah menempatkan penduduk bumi dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang dapat disebut sebagai bencana global Corona.
Wabah Corona mulai menunjukkan dampaknya di berbagai sektor. Namun, kekhawatiran terbesar adalah dampak wabah ini terhadap perekonomian negara-negara dunia.
Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa krisis Corona tidak boleh dibiarkan berubah menjadi krisis kelaparan.
"Kita tidak bisa membiarkan krisis Covid-19 berubah menjadi krisis kelaparan. Kita harus bersatu untuk mengalahkan Corona dan mendukung kelompok yang paling lemah dan paling rentan," tulis Guterres di akun Twitter-nya.
Kekhawatiran ini disampaikan karena penyebaran virus Corona belum bisa diprediksi kapan akan berakhir. Virus Covid-19 diperkirakan akan bertahan lama dan menjadi mimpi buruk masyarakat dunia.
Selama krisis dan konflik regional dan bahkan global di masa lalu, dampak ekonomi telah mempengaruhi kehidupan sebagian orang di seluruh dunia, tapi masyarakat dunia belum pernah menyaksikan dampak seperti yang ditimbulkan oleh pandemi Corona, paling tidak dalam tujuh dekade terakhir.
Selama dua bulan terakhir, wabah virus Corona menyebabkan jutaan orang harus menjalani karantina dan membawa ekonomi global di ambang resesi.
Terlepas dari semua langkah yang diambil pemerintah, para ekonom memperkirakan bahwa resesi terburuk dalam sejarah modern akan terjadi, yang bahkan lebih buruk daripada periode Resesi Besar.
Menurut Nicholas Burns, dosen Universitas Harvard AS, pandemi Covid-19 adalah krisis global terbesar abad ini. Skalanya sangat dalam dan besar sekali. Krisis keuangan dan ekonomi dapat lebih buruk daripada Resesi Besar 2008-2009.

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dalam proyeksi terbarunya menyatakan pandemi Covid-19 akan menyebabkan penyusutan perdagangan global antara 13 hingga 32 persen. Menurut laporan WTO, kinerja pasar keuangan pada 2020 akan lebih buruk dari era krisis ekonomi 2008.
Dampak ekonomi dari pandemi Corona diperkirakan akan jauh lebih parah dan menjadi ancaman besar bagi negara-negara berkembang dan miskin. Menurut laporan Bank Dunia, wabah Corona akan membuat negara-negara miskin menjadi lebih miskin dan bahkan negara-negara kaya akan menghadapi masalah serius.
Saat ini kekhawatiran terbesar masyarakat dunia adalah efek jangka panjang dari krisis Corona. Sebagian besar analis ekonomi memperingatkan bahwa kebijakan pengendalian wabah Corona telah mengurangi sebagian besar dari kegiatan ekonomi. Dengan demikian, ekonomi global pasti akan terperosok dalam resesi, yang efeknya akan jauh lebih besar bagi negara-negara miskin dan menyebabkan naiknya angka kemiskinan. Pada akhirnya, puluhan juta orang akan menderita kelaparan.
Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, akan menghadapi tantangan yang sama, karena melonjaknya angka pengangguran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Surat kabar Los Angeles Times melaporkan bahwa hampir 17 juta warga Amerika telah mengajukan tunjangan pengangguran dalam tiga pekan terakhir akibat terkena dampak dari pandemi Corona.
Meski demikian, Amerika dan Barat tetap mempertahankan sanksi ilegalnya terhadap negara-negara yang sedang berjuang memerangi wabah Corona. Sekjen PBB telah meminta AS untuk meninjau ulang sanksi sepihak demi mencegah runtuhnya sistem kesehatan di negara-negara tersebut.
Namun, Washington mengabaikan seruan komunitas internasional dan bersikeras bahwa mereka akan mempertahankan sanksi sepihaknya terhadap negara lain. (RM)