Pasca Pencabutan Embargo Senjata, Rusia Siap Kerja Sama Militer dengan Iran
(last modified Fri, 16 Oct 2020 09:40:46 GMT )
Okt 16, 2020 16:40 Asia/Jakarta

Menurut Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231, embargo senjata terhadap Iran akan berakhir pada 18 Oktober 2020. Terlepas dari upaya AS untuk memperpanjang embargo, Rusia, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan dan anggota kelompok 4 + 1, telah mendesak kerja sama militer dengan Iran setelah embargo berakhir.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada hari Kamis (15/10/2020) bahwa Moskow akan melanjutkan kerja sama militer dengan Iran dalam beberapa hari mendatang setelah berakhirnya embargo senjata terhadap Iran.

Dia mengklarifikasi bahwa embargo senjata yang dikenakan pada Iran tidak ada hubungannya dengan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan program nuklir Iran, dan bahwa Tehran telah secara sukarela menerima beberapa pembatasan. Menurut dia, tindakan tersebut dilakukan untuk mengakhiri pembicaraan tentang JCPOA lebih cepat.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova

Sikap Moskow pada penerimaan sukarela embargo senjata lima tahun oleh Iran mencerminkan niat baik Tehran dalam masalah JCPOA. Pada saat yang sama, sikap eksplisit Rusia untuk mencabut embargo senjata terhadap Iran, serta kerja sama militer antara kedua negara, menggarisbawahi sikap berprinsip Moskow terhadap tuntutan ilegal dan tidak rasional Amerika Serikat, yang selama satu setengah tahun terakhir telah berusaha untuk mencegah pembatalan embargo senjata Iran.

Pada saat yang sama, untuk memenuhi keinginannya untuk melanjutkan embargo senjata ke Iran, Washington telah melancarkan perang psikologis yang luas sejak pertengahan 2019, yang menurut para pejabat senior AS, terutama Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, telah membuat pernyataan dan klaim. Mereka telah berulang kali mengklaim bahwa berakhirnya embargo senjata Iran akan menciptakan perlombaan senjata di kawasa, memperkuat kekuatan regional Iran dan sekutunya, serta membahayakan keamanan rezim Zionis.

Selanjutnya, pemerintahan Trump memfokuskan upayanya untuk meyakinkan anggota Dewan Keamanan PBB untuk mematuhi tuntutan Washington, dan mengajukan rancangan resolusi kepada Dewan Keamanan yang menyerukan kelanjutan embargo senjata terhadap Iran. Namun, 13 dari 15 anggota Dewan Keamanan menentangnya.

Setelah kegagalan besar ini, pemerintahan Trump mencoba mengklaim kembalinya sanksi internasional terhadap Iran mulai 20 September, dengan dalih pelanggaran mendasar Iran terhadap JCPOA dan mengklaim bahwa mereka masih menjadi anggota JCPOA.

Namun, baik Dewan Keamanan maupun mayoritas anggota tetap dan tidak tetapnya, yang terdiri dari 13 anggota saingan dan mitra AS, tidak menerima klaim Washington bahwa sanksi PBB terhadap Iran, termasuk embargo senjata, telah diberlakukan kembali. Oleh karena itu, pemerintah Trump terpaksa secara sepihak mengumumkan bahwa sanksi tersebut telah diberlakukan kembali sejak 20 September. Namun, klaim AS ini juga ditanggapi dengan pengabaian global.

Menurut Mikhail Ulyanov, perwakilan Rusia untuk organisasi internasional yang berbasis di Wina, semua upaya AS untuk memperpanjang sanksi senjata terhadap Iran telah gagal dan tidak akan membuahkan hasil di masa depan. Hal ini menimbulkan banyak kritik terhadap Presiden AS yang kontroversial, Donald Trump. Mengkritik kebijakan luar negeri Donald Trump, kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden mengatakan kebijakan Donald Trump telah mengisolasi Amerika Serikat lebih dari sebelumnya.

Joe Biden dan Donald Trump

Sekarang Rusia telah mengambil sikap yang jelas tentang kerja sama militer dengan Iran, pemerintah Trump telah mengalami pukulan lain dalam kebijakan luar negerinya, dan ini adalah berita yang sangat buruk bagi Trump di puncak kampanyenya untuk kembali ke Gedung Putih. Pada saat yang sama, Washington telah mengklaim bahwa Rusia bermaksud menjual senjata ke Iran setelah berakhirnya embargo senjata.

Klaim ini dibuat dengan tujuan ingin menunjukkan Tehran bergantung pada impor senjata, sementara Iran telah mempertimbangkan solusi untuk swasembada internal dalam 40 tahun terakhir karena menghadapi berbagai sanksi senjata dan telah mampu membuat langkah besar di bidang perluasan dan pembuatan berbagai macam senjata.