AS Tinjuan dari Dalam, 14 November 2020
https://parstoday.ir/id/news/world-i87245-as_tinjuan_dari_dalam_14_november_2020
Di antara peristiwa penting yang terjadi di Amerika Serikat dalam sepekan terakhir adalah permintaan Ketua DPR Amerika Nancy Pelosi kepada kubu Republik untuk mengakhiri sirkus pemilu presiden. Peringatan Anthony Fauci soal kondisi wabah Corona, pemecatan Menteri Pertahanan Amerika oleh Presiden Donald Trump, dan berlanjutnya pengangguran.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Nov 14, 2020 17:47 Asia/Jakarta
  • Nancy Pelosi
    Nancy Pelosi

Di antara peristiwa penting yang terjadi di Amerika Serikat dalam sepekan terakhir adalah permintaan Ketua DPR Amerika Nancy Pelosi kepada kubu Republik untuk mengakhiri sirkus pemilu presiden. Peringatan Anthony Fauci soal kondisi wabah Corona, pemecatan Menteri Pertahanan Amerika oleh Presiden Donald Trump, dan berlanjutnya pengangguran.

Ketua DPR Amerika Nancy Pelosi mengkritik keras sikap kubu Republik yang menolak menerima kekalahan mereka, dan mengakui secara resmi kemenangan Joe Biden, serta menolak paket insentif baru untuk melawan pandemi Corona.

Pelosi Kamis ( 12/11/2020) pada jumpa pers di DPR mengungkapkan penyesalan bahwa kubu Republik tidak menghormati keinginan rakyat Amerika, dan kepada Republik ia mengatakan, “Hentikan sirkus ini dan mulailah pekerjaan penting bagi rakyat Amerika.”

Statemen Pelosi ini menyinggung sikap sejumlah petinggi kubu Republik termasuk Mitch McConnell, ketua kubu mayoritas Republik di Senat. McConnell hari Selasa malam setelah terpilih kembali sebagai ketua kubu mayoritas Republik di Senat, mendukung upaya dan klaim Donald Trump terkait kecurangan pemilu presiden.

Berdasarkan perkiraan media-media Amerika, Joe Biden dalam pilpres kali ini memperoleh 306 suara elektoral, sementara Donald Trump mendapat 232 suara elektoral.

Tim Donald Trump sampai sekarang menolak menerima kekalahan dalam pilpres, dan mengajukan sejumlah gugatan di beberapa negara bagian terhadap apa yang disebutnya sebagai kecurangan pemilu. Trump pada Kamis malam di akun Twitternya mengklaim terjadi kecurangan pemilu dalam sistem pemungutan suara di Amerika yang menghapus 2,7 juta suaranya.

 

pemilu Amerika

 

Pada kenyataannya Trump dalam kegaduhan pilpres di Amerika tidak sendiri, ia didukung oleh beberapa anggota Partai Republik. Meski demikian berlanjutnya krisis politik di Amerika telah menyebabkan posisi, dan prestise Amerika mengalami penurunan drastis yang dimulai sejak masa kepemimpinan Trump.

Banyak negara yang bertanya mengapa Amerika yang selalu mengklaim terdepan dalam demokrasi, dan kebebasan, sekarang terjebak dalam sebuah situasi yang Presiden Amerika terang-terangan mengakui kerusakan sistem pemilu, dan kecurangan luas, sehingga mempertanyakan seluruh sistem ini. Jelas masalah ini menyebabkan keruntuhan klaim Amerika sebagai kekuatan dunia, dan pada saat yang sama menjadi indikasi keruntuhan politik, dan moral negara ini.

Krisis yang diciptakan Trump menyebabkan rakyat Amerika tidak percaya pada sistem pemilu. Dengan memperhatikan terbelahnya masyarakat Amerika saat ini terkait kejujuran pemilu, aturan dan kinerja petugas pemilu, mereka memperkirakan peralihan kekuasaan dari Trump ke Biden tidak akan terjadi secara damai.

 

Donald Trump

 

Situs The Hill menilai Trump yang masa tugasnya sebagai presiden Amerika akan berakhir, mungkin saja akan menolak keluar dari Gedung Putih, dengan menciptakan sebuah krisis politik internasional, dan menjerumuskan Amerika ke dalam instabilitas politik, dan pada akhirnya menciptakan masalah dalam proses administratif peralihan kekuasaan kepada Joe Biden.

Dari sisi lain, kevakuman politik saat ini, dan perilaku tidak biasa Trump yang menghalangi proses peralihan kekuasaan di Amerika, bahkan melarang laporan harian untuk Biden, memicu protes keras bahkan dari beberapa anggota Republik sendiri.

Sebuah tim yang terdiri dari 161 mantan pejabat keamanan nasional Amerika termasuk mantan menteri pertahanan Chuck Hagel, mantan direktur CIA, Michael Hayden, mantan jenderal Wesley Clark, dan mantan duta besar Amerika untuk PBB, Samantha Power dalam sebuah surat memperingatkan, keterlambatan pemerintah Trump mengakui Joe Biden sebagai presiden terpilih dapat menciptakan bahaya bagi keamanan nasional Amerika.

Menyaksikan semua ini, Trump bukan saja menolak menerima hasil pilpres, bahkan menyeru para pendukungnya untuk turun ke jalan, dan memprotes hasil pemilu, serta menempuh jalur hukum untuk mengusut kecurangan pemilu yang diklaimnya. Selain itu, Trump menolak segala bentuk upaya pengakuan resmi atas kemenangan Biden, sehingga proses peralihan kekuasaan di Amerika terhambat.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Amerika Dr. Anthony Fauci mengatakan, kita berada dalam situasi yang sangat sangat sulit. Kita berhadapan dengan situasi yang penuh masalah. Saya berulangkali terang-terangan berbicara soal ini, bukan untuk menakuti masyarakat, tapi saya ingin menjelaskan realitas buruk yang kita hadapi.

Ia menegaskan, sampai saat ini 10 juta warga Amerika tertular Virus Corona, dan sekitar 250 ribu orang meninggal dunia. Berdasarkan data terbaru 143 ribu orang setiap hari terinfeksi Covid-19 di Amerika.

Fauci menjelaskan sebulan lalu di hadapan Kongres Amerika ia mengumumkan jika wabah ini tidak terkontrol maka jumlah orang yang tertular akan mencapai 100 ribu orang perhari, hal itu dianggap terlalu dibesar-besarkan, padahal sekarang kondisinya bahkan lebih buruk.

 

Anthony Fauci

 

Presiden Donald Trump minggu lalu di akun Twitternya mengabarkan pemecatan Menhan Amerika Mark Esper, dan menunjuk Direktur Pusat Kontra Terorisme Nasional, NCTC, Christopher Miller sebagai pelaksana tugas kepala departemen pertahanan Amerika. Mark Esper bekerja selama 14 bulan di Pentagon sebelum dipecat Trump.

Pemecatan ini disinyalir disebabkan oleh konflik Trump dan Esper yang semakin tampak dalam beberapa bulan terakhir. Perseteruan pertama yang serius antara Trump dan Esper terjadi pada Januari 2020 pasca teror Letjend Qassem Soleimani di Baghdad. Trump mengklaim Jenderal Soleimani sedang merencanakan serangan ke empat kedutaan besar Amerika, namun Esper percaya tidak cukup bukti bahwa ada ancaman tersebut.

Pertentangan berikutnya dipicu oleh upaya Trump menepati janjinya menarik pasukan Amerika dari Afghanistan dan Irak, dan 12.500 tentara Amerika dari Jerman, karena ketidakpedulian Berlin atas permintaan penambahan anggaran militer di NATO.

Lambatnya pemulihan dunia kerja di Amerika, membuat Departemen Tenaga Kerja negara ini hari Jumat (13/11/2020) mengumumkan, jumlah permohonan tunjangan pengangguran di Amerika sebelum 7 November dibandingkan minggu sebelumnya yang berjumlah 757 ribu orang, hanya berkurang 47 ribu orang.

Ekonom senior Bank Wells Fargo Amerika menuturkan, jumlah permohonan tunjangan pengangguran di Amerika minggu lalu menurun tajam, namun secara umum orang-orang yang mengajukan permohonan ini masih tinggi.

Meskipun Amerika mengalami penurunan angka pengangguran pada bulan Oktober 2020, namun jumlah ini masih terpaut sangat jauh dengan angka sebelum terjadinya wabah Virus Corona. Ekonom Amerika, Jeffrey Tucker mengatakan hampir tidak mungkin dalam waktu dekat ini kita akan mendengar berita baik tentang ekonomi Amerika. (HS)