Jan 27, 2021 15:25 Asia/Jakarta
  • Kemiskinan di Amerika Serikat
    Kemiskinan di Amerika Serikat

Ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang meningkat di Amerika Serikat telah menimbulkan kekhawatiran di antara para pejabat pemerintah dan politisi.

Pada hari-hari pertamanya di Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden menandatangani dekrit untuk mengurangi ketidaksetaraan dan diskriminasi sistemik.

Sekalitan dengan hal ini, Biden mengatakan, "Masyarakat Amerika menyaksikan ketidakadilan yang meluas."

Presiden AS Joe Biden

Biden juga mentweet, "Amerika Serikat tidak pernah mampu memenuhi janji kesetaraan untuk semua, di mana negara ini dibangun di atasnya."

Presiden AS juga berjanji untuk mengambil langkah-langkah demi mengurangi ketidaksetaraan ini.

Ada banyak statistik tentang ketidaksetaraan dan diskriminasi dalam masyarakat Amerika berdasarkan ras, jenis kelamin, agama, dan pendapatan. Sebagai contoh, sementara hanya segelintir keluarga super kaya yang memiliki lebih dari setengah kekayaan masyarakat, jutaan orang Amerika hidup di bawah garis kemiskinan, dan beberapa dari mereka bahkan tidak mampu membeli bahan makanan untuk melewati hari-harinya.

Diskriminasi rasial memiliki sejarah panjang di Amerika Serikat, dan meskipun perbudakan telah dihapuskan dan diberlakukannya banyak undang-undang kesetaraan rasial, pemuda dan remaja kulit hitam masih mudah dibunuh oleh polisi kulit putih. Peristiwa 11 September 2001, juga memperburuk diskriminasi agama terhadap Muslim Amerika, membuat banyak dari mereka terkena tuduhan teroris. Namun, sebagian besar masyarakat Amerika percaya bahwa ada banyak diskriminasi terhadap minoritas seksual dan gender.

Tentu saja, dalam beberapa dekade terakhir, langkah besar telah dibuat untuk mengurangi ketidaksetaraan dan diskriminasi, dan di jalan ini, banyak darah yang mengalir. Kematian George Floyd tahun lalu memicu gelombang baru protes terhadap rasisme dan keadilan sosial dan ekonomi di seluruh Amerika Serikat.

Ratusan ribu orang Amerika turun ke jalan selama protes, yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak 1960-an dan selama gerakan hak-hak sipil, dan menunjukkan pemandangan pahit bentrokan dengan pasukan keamanan. Peristiwa ini mendorong para pejabat pemerintah dan politisi AS untuk menerapkan rencana dan program untuk mencegah Amerika Serikat tergelincir ke dalam kekacauan.

Namun, selama Presiden Donald Trump masih berada di Gedung Putih, pemerintah federal berusaha mengabaikan protes dan bahkan menunjukkan dukungan untuk gerakan pro-ketidaksetaraan dan anti-diskriminasi. Namun sekarang penggantinya, Joe Biden, berharap dapat memperkuat peran pemerintah federal dalam mengurangi ketidaksetaraan sistemik. Sebagian dari pendekatan ini berakar pada meningkatnya tuntutan egaliter di dalam Partai Demokrat, yang berkumpul di sekitar kelompok progresif dan orang-orang seperti Bernie Sanders.

"Jutaan orang di Amerika Serikat menganggur dan berisiko dikeluarkan. Mereka yang tidak memiliki asuransi kesehatan dan sedang kelaparan. Ini kondisi darurat dan pemerintah AS harus bertindak," kata Senator Bernie Sanders.

Senator Bernie Sanders

Sekalipun demikian, karena bertahun-tahun salah urus pejabat, serta ketergantungan politisi pada orang super kaya dan budaya ketidaksetaraan yang sudah berlangsung lama dalam masyarakat Amerika, upaya pemerintah, baik Demokrat maupun Republik, tidak selalu membuahkan hasil, dan diskriminasi dan ketidaksetaraan meningkat setiap tahun, di mana dua orang Amerika sekarang berada di negeri yang sama; Amerika putih yang makmur dan Amerika berwarna yang miskin.

Tags