Mengenang Perjuangan Heroik Rakyat Iran Bebaskan Khorramshahr
(last modified Sun, 23 May 2021 15:28:48 GMT )
May 23, 2021 22:28 Asia/Jakarta
  • Tentara Iran Bebaskan Khorramshahr
    Tentara Iran Bebaskan Khorramshahr

Pada pukul 6.15 pagi hari Ahad 2 Khordad 1361 Hs, pasukan Iran mengepung Khorramshahr yang membuat musuh tidak punya pilihan lain, kecuali melarikan diri. Hingga pukul 9 pagi, lebih dari 5 ribu tentara Irak yang ditawan para pejuang Iran.

Keesokan harinya 3 Khordad 1361 Hs (24/5/1982), anasir Baath berusaha kembali menguasai daerah-daerah yang telah dibebaskan para pejuang Iran, tapi berkat kejelian para pejuang Iran, maksud itu tidak berhasil.

Mengapa saat itu, rezim Baath Irak bersikeras menduduki kota Khorramshahr dan apa nilai strategis kota ini di saat perang delapan tahun Iran-Irak ?

Pada 31 Shahrivar 1359 Hs yang bertepatan dengan 22 September 1980, rezim Baath Irak yang didukung kekuatan dunia, melancarkan serangan besar-besaran ke perbatasan Iran. Salah satu target utama serangan pasukan Saddam ke wilayah Iran adalah Khorramshahr, sebuah kota pelabuhan yang terletak di Provinsi Khuzestan, Barat Daya Iran. Mengingat posisinya yang terletak di dekat Teluk Persia dan Irak, wilayah ini sangat strategis baik dari sisi ekonomi, perdagangan, maupun politik.

Pembebasan Khorramshahr

Saddam dan para pendukungnya di Barat dan Timur percaya bahwa pendudukan Khorramshahr akan membuka jalan untuk melumpuhkan kota-kota lain di Iran dan pada akhirnya melenyapkan Revolusi Islam Iran yang baru berdiri seumur jagung. Namun, kalkulasi Saddam yang didukung negara Barat terutama AS meleset. Mereka tidak memperhitungkan kekuatan iman dan tekad baja para pemuda Iran dalam membela negaranya.

Perlawanan dan aksi heroik bangsa Iran pada akhirnya berhasil membebaskan Khorramshahr dari pendudukan tentara Saddam. Tepat pada 24 Mei 1982, Khorramshahr kembali ke pangkuan Iran, dan hari pembebasan Khorramshahr diperingati setiap tahunnya sebagai “Hari Pertahanan dan Perlawanan”.

Rezim Saddam mengira bisa menduduki Khorramshahr hanya dalam hitungan jam mengingat besarnya pasukan Irak yang dikerahkan ditambah perlengkapan senjata mereka dan lemahnya kondisi Iran saat itu. Namun tanpa terduga, pasukan Irak harus berperang selama 34 hari menghadapi para pemuda Iran baik tentara maupun relawan yang tidak sudi mengosongkan kota itu.

Perlawanan terhadap aggresor Irak juga dilakukan kaum perempuan Iran yang hadir di tengah kelompok-kelompok pejuang. Mereka mampu menghalau pasukan Irak di belakang gerbang kota selama 34 hari. Para pejuang Iran tetap bertahan hingga peluru terakhir mereka sebelum Khorramshahr jatuh ke tangan Saddam.

Sejarah 34 hari perlawanan di Khorramshahr merupakan salah satu lembaran emas dalam sejarah perang delapan tahun yang dipaksakan oleh rezim Saddam terhadap Iran. Banyak buku, terutama dalam bentuk memoar yang terbit untuk melukiskan perlawanan 34 hari para pemuda Khorramshahr. Tidak sedikit dari karya ini yang sudah diadaptasi menjadi film layar lebar. Perlawanan 34 hari pemuda Khorramshahr terhadap agresi tentara Saddam merupakan simbol muqawama dan pertahanan bangsa Iran.

Setelah berhasil menghalau gerak maju tentara Saddam, militer Iran dan pasukan relawan negara ini dalam beberapa operasi menetapkan misi pembebasan Khorramshahr sebagai prioritas mereka. Sebelum ini, aksi heroik rakyat Iran dalam mempertahankan Khorramshahr telah menjadi simbol perlawanan dan ketahanan bangsa ini, sekarang operasi pembebasan Khorramshahr juga menjadi simbol dari tekad dan kekuatan Republik Islam Iran dalam mengubah peta politik dan militer di medan perang. Tidak ada warga Iran yang tidak senang ketika mendengar kabar gembira pembebasan Khorramshahr.

Pejuang Iran di pembebasan Khorramshahr

Keberhasilan operasi Baitul Muqaddas selain membebaskan Khorramshahr, juga berhasil menutup kemungkinan tentara Irak menduduki wilayah Iran yang lain. Setelah peristiwa itu, posisi Iran di medan perang kian menguat dan hingga kini bangsa Iran masih tetap mempertahankan semangat untuk tidak memberi peluang musuh melakukan agresi. Imam Khomeini ketika mendengar berita pembebasan Kota Khorramshahr langsung mengatakan, "Allah yang membebaskan Khorramshahr."

Semua agenda rezim Saddam dan pendukungnya porak-poranda. Saddam bahkan mengeluarkan sesumbar bahwa ia siap menyerahkan Kota Basrah jika pasukan Iran berhasil merebut Khorramshahr. Pasalnya, Saddam dan adidaya dunia yang mendukungnya yakin Khorramshahr tidak mungkin bisa direbut kembali oleh Iran.

Dengan dimulainya operasi pasukan Iran dan relawan untuk membebaskan Khorramshahr, Saddam meminta pasukannya untuk mempertahankan kota itu seperti mereka melindungi Baghdad dan Basrah. Dia mengatakan, “Khorramshahr merupakan penyangga Basrah, untuk itu kemenangan harus diraih dengan harga berapa pun dan pasukan Iran harus dihancurkan.”

Koran al-Qabas terbitan Kuwait mengutip keterangan para pejabat Irak pada April 1981 menulis, "Irak berniat melancarkan serangan luas ke Khuzestan dan tujuannya adalah menduduki wilayah kaya minyak itu dan sumur-sumur minyak, serta pengumuman independensi dan pembentukan pemerintahan sementara..."

Dalam pelaksanaan skenario tersebut, setelah 34 hari berjuang secara heroik warga setempat, akhirnya Khorramshahr diduduki pasukan rezim Baats Irak pada 2 Aban 1359 HS. Setelah penempatan pasukan militer Irak di Khorramshahr serta pendudukan kota tersebut, tampaknya beberapa wilayah dan kota sekitar juga akan bernasib sama.

Meski sejumlah pengkhianatan dan pelanggaran di dalam negeri serta penyusupan luas musuh untuk mendiktekan ketidakefektifan segala langkah militer untuk membebaskan Khorramshahr, namun dengan tekad Imam Khomeini dan kesiapan seluruh pasukan angkatan bersenjata dan pasukan relawan rakyat Basij, seluruh sarana dan kekuatan dikerahkan untuk mengusir pasukan penjajah.

Pembebasan Khorramshahr

Pendudukan Khorramshahr berlangsung selama 20 bulan akan tetapi pada pada tanggal 3 Khordad 1361 HS atau 24 Mei 1983, berhasil dibebaskan dalam sebuah operasi bersejarah Baitul Maqdis. Pembebasan kota Khorramshahr sedemikian menggemparkan sehingga mesin-mesin propaganda Barat terpaksa mengakui kemenangan besar bangsa Iran itu dan pukulan telak bagi kekuatan militer Irak.

Koran Liberation terbitan Perancis dalam hal ini menulis, "Pasca direbutnya kembali Khorramshahr oleh Iran, dengan cepat AS, Eropa dan sejumlah negara regional Teluk Persia, menggulirkan berbagai inisiatif untuk mengakhiri perang tersebut sehingga mencegah tumbangnya rezim Saddam."

Banyak analis menganggap pembebasan Khorramshahr sebagai hasil perjuangan dan resistensi epik bangsa Iran melawan agresor. Kemenangan besar ini mematahkan perhitungan militer yang rumit oleh musuh dan pendukungnya serta menciptakan situasi baru terkait nasib perang yang dipaksakan. Karena alasan ini, pembebasan Khorramshahr menjadi sebuah epik, yang memiliki efek jangka panjang pada bangsa Iran dan, tentu saja, pelajaran bagi musuh-musuh Republik Islam.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam sebuah pidatonya pada 1 Khordad 1381 HS dalam hal ini mengatakan, "Tidak ada satu pihak pun di dunia yang percaya bahwa angkatan bersenjata kita mampu merebut kembali Khorramshahr; karena Khorramshahr sudah dianggap lenyap."

Selama satu setengah tahun pendudukan kota pelabuhan strategis itu, rezim Baats Irak melakukan sejumlah operasi teknis yang rumit sehingga mengubah kota itu menjadi benteng pertahanan terkuatnya.

Syahid Mohammad Ebrahim Hemmat, di antara komandan era Perang Pertahanan Suci, dalam operasi Baitul Maqdis, menjelaskan barisan pertahanan dan musuh di sekitar kota Khorramshahr dan mengatakan, "... ketika Irak menduduki Khorramshahr, para penasehat Rusia dan Amerika Serikat, atas usulan Saddam, merancang dan melaksanakan program pertahanan 20 tahun di Khorramshahr. Dalam program tersebut, dibentuk sebuah zona luas ranjau darat, pembangunan parit-parit besar di sekeliling kota, serta berbagai perencanaan untuk berlanjutnya pendudukan kota Khorramshahr."