Persatuan, Prioritas Dunia Islam
(last modified Mon, 19 Nov 2018 15:05:49 GMT )
Nov 19, 2018 22:05 Asia/Jakarta
  • Nabi Muhammad Saw sebagai poros pemersatu umat Islam
    Nabi Muhammad Saw sebagai poros pemersatu umat Islam

Pekan persatuan Islam diperingati setiap tahun di Iran dengan mengambil berkah maulid Nabi Muhammad Saw. Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini pertama kali mencanangkan penamaan hari-hari antara 12 dan 17 Rabiul Awal sebagai Pekan Persatuan Islam yang diambil dari perbedaan tentang tanggal kelahiran rasulullah menurut Sunni dan Syiah.

Mayoritas Ahlu Sunnah meyakini bahwa Rasulullah Saw lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah yang bertepatan dengan tahun 570 Masehi. Sementara kebanyakan dari penganut Syiah berpendapat bahwa hari ke-17 Rabiul Awal adalah hari kelahiran Nabi Saw.

Dicanangkannya pekan persatuan dilakukan dengan spirit untuk mewujudkan persatuan di tengah umat Islam. Pasalnya, persatuan Islam saat ini menjadi prioritas seluruh Muslim dari berbagai mazhab Islam di tengah gencarnya serangan musuh terhadap dunia Islam.

Selama ini setiap masalah yang membelit dunia Islam, terutama dalam beberapa dekade terakhir disebabkan friksi yang terjadi antarsesama Muslim yang dihembuskan musuh. Pola adu domba atau divide et impera yang dilakukan di era imperialisme tetap berlanjut hingga kini. Tujuannya, supaya musuh bisa menguasai umat Islam. Ketika antarsesama Muslim berkonflik, dengan mudah musuh mengambil manfaat darinya. Oleh karena itu, sasaran serangan musuh terhadap umat Islam adalah persatuan yang ingin mereka cabik-cabik.

Musuh Islam melancarkan operasi adu domba untuk memecah belah umat Islam dan membenturkan satu dan lainnya, bahkan menyulut perang proksi yang membawa isu sektarian, dari masalah etnis hingga agama. Di tingkat dunia, Islamophobia adalah salah satu contoh yang paling jelas dari upaya musuh untuk merusak citra Islam dan memecah belah dunia Islam.

Bangsa-bangsa Muslim yang terbentang dari Yaman, Bahrain, Nigeria, Myanmar, Afghanistan, Irak, Suriah dan Palestina hanya sebagian dari contoh kondisi umat Islam dewasa ini yang mengkhawatirkan. Jika persatuan Islam terwujud, maka kondisinya tidak akan demikian. Oleh karena itu, masalah paling penting saat ini adalah persatuan dengan menjadikan al-Quran dan Nabi Muhammad saw sebagai pedoman bersama umat Islam.   

Kemunculan kelompok-kelompok teroris takfiri seperti Daesh yang mengatasnamakan agama Islam, sebenarnya dilancarkan musuh untuk merusak persatuan Islam. Fenomena ini semakin gencar dalam beberapa dekade terakhir. Jika persatuan terwujud di tengah masyarakat Muslim, maka musuh tidak akan memiliki kesempatan untuk menghancurkan umat Islam.

Persatuan menempati posisi penting dalam ajaran Islam. Allah Swt dalam al-Quran surat Al Imran ayat 103 berfirman, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara…”.

Salah satu masalah penting yang berkaitan dengan persatuan adalah masalah kepemimpinan. Sayidina Ali bin Abi Thalib dalam Nahjul Balaghah khutbah 144 mengatakan, "Kedudukan pemimpin dalam pemerintahan laksana akar yang mengikat yang lain. Jika akarnya lemah, maka simpulnya akan tercerai-berai,".

Imam Khomeini selalu menekankan bahwa dalam Islam, semua umat Muslim adalah bersaudara. Imam Khomeini dalam banyak kesempatan mengingatkan kembali makna persatuan Islam di mana umat Muslim dari setiap kelompok dan mazhab, bersatu di bawah panji Islam.

 

Sepeninggal Imam Khomeini, Ayatullah Khamenei menyuarakan pesan yang sama mengenai pentingnya persatuan Islam. Tepat sehari pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, Rahbar menegaskan urgensi persatuan Islam, dengan mengatakan, "Kita semua, [penganut Syiah] sama dengan Ahlu Sunnah, kita semua bersatu dan bersaudara sesama Muslim. Jika ada orang yang menyampaikan pernyataan atau melakukan sesuatu yang menyulut perpecahan di kalangan umat Islam, maka ketahuilah bahwa dia orang bodoh atau orang yang sengaja menyulut perpecahan.Masalah ini tidak ada kaitannya dengan syiah maupun sunni. Semua bersaudara,".

Sekitar beberapa bulan setelah kemenangan Revolusi Islam, Ayatullah Khamenei menyampaikan pesan kepada masyarakat Kurdistan di wilayah barat Iran, yang mayoritasnya penganut Sunni. Rahbar mengatakan, "Faktor-faktor luas yang kepentingan mereka serta tuannya terancam, melancarkan provokasi terhadap saudara Ahlul Sunnah mengenai pembunuhan Sunni oleh Syiah dengan tujuan menyulut pertikaian. Dalam Republik Islam semua bersaudara, sunni dan syiah hidup berdampingan dengan rukun sebagai saudara dan memiliki hak yang sama. Oleh karena itu, orang yang melakukan sebaliknya, maka dia termasuk musuh Islam dan Iran…Saya meminta saudara-saudara Kurdi menghentikan ulah pihak-pihak yang menyebarkan propaganda tidak islami [yang memecah belah] ini".

Ayatullah Khamenei dalam berbagai pidatonya mengingatkan sesame Muslim supaya mewaspadai konspirasi musuh yang senantiasa berusaha memecah-belah umat Islam.

Ayatullah Khamenei berkata, “Ada lebih dari satu miliar manusia di dunia yang memiliki akidah yang sama mengena Allah, Nabi Muhammad Saw, shalat, haji, al-Quran, Ka’bah dan banyak masalah lain, tapi berbeda pendapat terkait beberapa masalah. Apakah rasional, bila mereka hanya melihat sejumlah perbedaan ini lalu berperang, sementara musuh yang tidak percaya akan Allah, Nabi Muhammad Saw, agama dan segalanya melaksanakan rencananya?”

Di bagian lain, Ayatullah Khamenei berkata, “Satu dari perintah al-Quran adalah mengajak umat Islam untuk bersatu dan saling membantu. Ketika Allah Swt berfirman agar umat Islam berpegangan dengan tali Allah dan jangan berselisih, perintah ini sebenarnya ditujukan kepada siapa? Itu ditujukan kepada kita, kepada bangsa Iran, kepada bangsa-bangsa Muslim di negara-negara Islam dan kepada seluruh manusia yang percaya kepada Islam di seluruh dunia.

Apakah kita mengamalkan perintah tersebut? Sementara ajaran yang jelas-jelas bertolak belakang dengan perintah al-Quran itu adalah ajaran imperialisme. Karena mereka menginginkan terjadinya perselisihan di kalangan umat Islam. Sebagian dari mereka mengkafirkan yang lain dan sebagian melaknat yang lain. Kami berlepas tangan dari mereka. Saat ini, perselisihan yang diinginkan oleh imperialisme. Mereka ingin kita tidak bersama-sama dan bersatu.”

Ayatullah Khamenei mengungkapkan, "Kedua mazhab Islam bersaudara, dan merasakan sebagai saudara dengan identitasnya masing-masing; Sunni tidak menjadi syiah ataupun sebaliknya. Maksud dari persatuan tidak demikian, tapi persatuan sebagai rasa bersaudara,". 

Hari ini dunia Islam lebih membutuhkan persatuan, melebihi sebelumnya. Perselisihan dan pengkafiran telah melemahkan umat Islam. Di sisi lain, musuh sangat gencar menyebarkan kebencian di antara umat Islam agar senantiasa berselisih sehingga bisa menguasainya. Dalam kondisi yang demikian, seruan al-Quran mengenai persatuan menjadi semakin penting bagi umat Islam.