Seruan Iran untuk Kerjasama Menangani Corona
https://parstoday.ir/id/radio/other-i86950-seruan_iran_untuk_kerjasama_menangani_corona
Sejauh ini belum pernah ada fenomena sebesar pandemi Corona yang memperlihatkan kelemahan dunia dalam menghadapi ancaman global. Pandemi Corona menjadi salah satu krisis yang paling langka di dunia yang menyebar dengan kecepatan luar biasa.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Nov 05, 2020 13:47 Asia/Jakarta
  • Seruan Iran untuk Kerjasama Menangani Corona

Sejauh ini belum pernah ada fenomena sebesar pandemi Corona yang memperlihatkan kelemahan dunia dalam menghadapi ancaman global. Pandemi Corona menjadi salah satu krisis yang paling langka di dunia yang menyebar dengan kecepatan luar biasa.

Meskipun sumbernya belum diketahui secara pasti, virus Covid-19 memiliki efek dan konsekuensi secara global. Dalam waktu singkat, virus ini telah menginfeksi puluhan juta orang dan membunuh lebih dari satu juta lainnya. Sekalipun negara tertentu punya kemampuan yang tinggi untuk mengendalikan penyebarannya, namun mereka hanya bisa mencegahnya untuk jangka waktu terbatas.

Pandemi Corona berdampak besar pada perekonomian negara-negara dan mata pencaharian masyarakat. Pertumbuhan ekonomi di sebagian besar negara di dunia sudah menurun. Banyak dari kesempatan kerja hilang. Pekerjaan di industri pariwisata dan transportasi berada dalam kondisi krisis. Rantai produksi, distribusi, dan konsumsi global telah keluar dari kebiasaan.

Anjloknya pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju merupakan alarm berbahaya dari penyebaran virus Corona di dunia. Negara-negara dunia awalnya mencoba mencegah penyebaran virus Corona dengan cara memperketat atau menutup perbatasan mereka.

Namun, kecilnya peluang untuk menemukan obat atau vaksin untuk melawan virus menunjukkan bahwa pemerintah tidak dapat mencegah penyebaran Covid-19 hanya dengan mengkarantina rakyatnya. Pada saat yang sama, penutupan tempat usaha untuk masa yang tidak pasti telah menyulitkan masyarakat dalam mencari nafkah.

Tenaga kesehatan.

Oleh sebab itu, sebagian besar negara – dengan memperkenalkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan memakai masker – berusaha mengembalikan kehidupan normal kepada masyarakatnya dan menjalani hidup bersama Corona. Namun, Covid-19 tetap menjadi sebuah ancaman serius bagi keamanan dan perekonomian dunia.

Melawan bahaya Corona menuntut sebuah paradigma baru dalam pemikiran manusia di mana membutuhkan kerja sama global dalam dunia yang saling terkait, terlepas dari permusuhan yang diakibatkan oleh penyebaran pengaruh. Faktanya, negara-negara kuat pun tidak memiliki kemampuan yang sempurna untuk menghadapi dampak dari krisis Corona atau krisis serupa.

Karena krisis Corona bersifat global, maka harus ada solusi yang bersifat global pula. Meskipun tingkat kerugian dari krisis ini cukup memukul negara-negara berkembang daripada negara maju, namun dampak ekonomi-politik dari pandemi Covid-19 juga berakibat fatal bagi kelompok negara maju.

Pengalaman sembilan bulan terakhir ini menunjukkan bahwa tingkat ancaman wabah ini jauh lebih besar daripada kemampuan sebuah sistem politik untuk mengelolanya dan membutuhkan kerja sama antar-pemerintah secara komprehensif. Jadi, tidak ada alternatif lain untuk mengendalikannya selain mengandalkan kerja sama regional dan global dengan partisipasi seluruh negara di dunia.

Pandemi Corona memberikan sebuah pelajaran penting bagi semua negara di dunia. Perekonomian regional dan global dapat dibuat kacau oleh sebuah komponen non-politik. Jika tidak ada kerja sama regional dan internasional, maka krisis kesehatan yang terjadi di provinsi suatu negara dapat berubah menjadi krisis global di bidang politik, ekonomi, industri, pendidikan, dan pendapatan masyarakat.

Itu juga merupakan sebuah pelajaran bagi para pemimpin dunia yang menjalankan kebijakan unilateral serta mengejar ambisi pribadinya dalam menjalankan roda pemerintahan dan kebijakan internasional. Presiden AS Donald Trump adalah satu dari sedikit negarawan di dunia yang meremehkan wabah Corona dan menganggapnya sebagai peluang, bukan ancaman.

Ilustrasi Presiden Donald Trump dan virus Corona.

Trump menyampaikan kepuasan sejak virus Corona menyerang kota Wuhan di Cina. Dia berkata, “Ini adalah masalah yang dihadapi oleh Cina dan ini baik jika terjadi pada kami.” Trump mengira akan mampu melewati ujian ini dalam waktu singkat, tetapi anggapan ini sepenuhnya salah, dan membuktikan bahwa persoalan sebuah negara di satu provinsi dapat membahayakan seluruh sistem global.

Sekutu Amerika Serikat di kawasan, Tim B yaitu Benjamin (Netanyahu), (Mohammed) Bin Salman, dan (Mohammed) Bin Zayed, memiliki pandangan yang sama dan hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri. Mereka percaya bahwa persoalan orang lain tidak ada hubungannya dengan mereka.

Tetapi ada pandangan yang berlawanan dengan pendekatan unilateral ini dalam menyikapi bencana global tersebut. Wabah virus Corona menjadi momen historis untuk memperkuat kedekatan dan hubungan antar-bangsa. Corona menunjukkan bahwa negara-negara terkuat sekalipun tidak memiliki kapasitas dan sarana untuk menghadapi krisis ini tanpa bantuan dan kepercayaan publik.

Dengan menyebarnya virus Corona secara global, muncul sebuah perspektif baru di masyarakat manusia tentang nilai kerja sama regional dalam situasi krisis, terutama di bidang kesehatan dan keamanan ekonomi. Dengan kata lain, globalisasi dan saling ketergantungan ekonomi dan politik telah keluar dari pola tradisionalnya dan termanifestasi dalam bentuk kerja sama regional yang baru. Jadi, integrasi dari kerja sama regional ini akan terbentuk sebuah sistem kesehatan, ekonomi, dan keamanan yang kuat.

Sejak awal pandemi Corona, Republik Islam Iran menaruh perhatian pada kerja sama regional dan global untuk menangani pandemi ini. Tehran memandang pandemi Corona sebagai peluang untuk meredakan ketegangan di kawasan dan mengembangkan kerja sama regional.

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif dalam sebuah twit di awal wabah Corona mengatakan, “Seperti virus-virus lain termasuk terorisme, Covid-19 tidak mengenal batas geografis serta tidak membedakan antara etnis dan agama. Untuk melawannya, kita juga seharusnya tidak membuat perbedaan seperti itu. Iran sesuai dengan Hormuz Peace Initiative, menyerukan lebih banyak kerja sama regional termasuk mendirikan pusat bersama untuk pencegahan dan pengendalian penyakit.”

Jika negara-negara Timur Tengah belum bisa memulai kerja sama dengan baik di bidang keamanan militer dan perbatasan, mereka dapat bekerja sama dalam isu-isu yang menjadi tantangan kolektif. Kerja sama di bidang keselamatan manusia dapat menjadi model yang baik untuk kerja sama di bidang-bidang lain.

Menkes Iran Saeed Namaki.

Sejak awal munculnya virus Corona di Cina, Iran mengajukan proposal kepada PBB dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk kerja sama regional di bidang kesehatan dan penanggulangan penyakit menular.

Menteri Kesehatan Iran dan Ketua Pertemuan ke-66 Komite Regional untuk Mediterania Timur Organisasi Kesehatan Dunia (EMRO), Saeed Namaki mengatakan, “Program kesehatan negara-negara Mediterania, di mana Iran, Irak, Pakistan, dan Afghanistan bekerja sama di bawah pengawasan WHO, harus diperluas di negara-negara kawasan terutama untuk melawan Corona dengan lebih baik.”

Dalam pertemuan virtual ini, Namaki menuturkan, “Jika Anda setuju, saya ingin mengusulkan sebuah pertemuan virtual khusus untuk memperoleh persetujuan dari menteri kesehatan negara-negara di kawasan dan komitmen mereka untuk memerangi Covid-19.”  

“Usulan ini mencakup empat bidang kerja sama yaitu penyadaran akan risiko dan partisipasi sosial, pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi, akses layanan kesehatan untuk semua dan perawatan kesehatan primer, serta keamanan kesehatan,” jelasnya.

Menurut menkes Iran, pelaksanaan inisiatif untuk penanganan Covid-19 ini akan dimungkinkan melalui komunikasi dan tindak lanjut yang berkelanjutan, aktif, dan memiliki komitmen bersama.

Namun, ketika Republik Islam Iran berusaha membentuk sebuah kerja sama regional dan global untuk mengatasi wabah Corona, Presiden AS Donald Trump justru memberlakukan sanksi yang paling keras terhadap Iran. Sanksi kejam ini membatasi akses ke sebagian obat-obatan penting untuk pasien yang membutuhkan. (RM)