Des 05, 2021 15:24 Asia/Jakarta
  • Mirza Ghassemi
    Mirza Ghassemi

Provinsi Gilan, Iran adalah wilayah yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi, dan diapit hutan serta pesisir pantai. Sejak dahulu Gilan dikenal sebagai salah satu pusat pariwisata Iran.

Hal ini menjadi saatu dari sekian alasan mengapa Gilan merupakan wilayah yang memiliki jenis makanan beraneka ragam, dan terkenal karena kreativitas warganya dalam meramu serta menciptakan makanan-makanan yang lezat. Keaneka ragaman makanan ini disebabkan alam Gilan yang subur dan hijau.
 
Letak geografis Gilan yang berada di tengah barisan pegunungan Alborz, gunung Talesh, dan Laut Kaspia, menjadikannya sebagai lokasi yang dialiri air sungai dari pegunungan, dan dihiasai hijaunya hutan.
 
Temuan para arkeolog menunjukkan bahwa di Gilan pernah hidup peradaban-peradaban tua berusia 3.000 tahun seperti Marlik dan Amlash. Selain itu ditemukan juga bukti-bukti sejarah yang menunjukkan adanya suku-suku yang meninggali Gilan sebelum zaman es yaitu sekitar 50.000-150.000 tahun lalu.
 
Setelah migrasi bangsa Aria dan suku-suku lain ke wilayah ini, lahirlah etnis-etnis baru di antaranya etnis Gil dan Deylam yang merupakan suku mayoritas. Sejak awal terbentuknya, suku-suku ini hidup bebas dan tidak pernah tunduk pada pihak asing atau penguasa lain, bahkan mereka tidak pernah patuh pada penguasa bangsa Mede. Pada Abad ke-6 SM, orang-orang Gilan bersatu dengan Koresh Agung untuk menggulingkan penguasa bangsa Mede.
 
Setelah masuknya Islam ke Iran, Gilan berubah menjadi tempat berlindung para keturunan Ahlul Bait as, sehingga perlahan-lahan penduduk Gilan dan Deylam pun menjadi pengikut Ahlul Bait as. Orang-orang Gil juga berperan besar dalam memenangkan Revolusi Konstitusi Iran tahun 1905-1911. Peran aktif masyarakat Gilan dalam kebangkitan Mirza Koochak Khan Jangali, satu lagi bukti sifat masyarakat Gilan yang menuntut kebebasan. 
 
Provinsi Gilan merupakan provinsi terpadat ke-12 di Iran, dan karena cuacanya yang tidak ekstrem, serta tanahnya yang subur, ia memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. 
 

 

Cuaca Provinsi Gilan termasuk lembap. Pegunungan Talesh dan Alborz menghalangi bergeraknya cuaca yang lembap dari laut menuju wilayah selatan, dan hampir di sepanjang tahun tingkat kelembapan di provinsi ini tinggi. Kelembapan yang tinggi menyebabkan cuaca relatif stabil, sehingga cuaca yang sangat dingin atau sangat panas jarang terjadi di wilayah ini. Akan tetapi terkadang peningkatan kelembapan di musim panas menyebabkan sebagian hari panas.
 
Karena iklim dan cuaca yang mendukung, serta tanah subur yang dimiliki Gilan, wilayah ini cocok untuk ditanami berbagai jenis bahan makanan alami seperti sayuran, buah dan kacang-kacangan. Semua nikmat alam ini ditambah selera tinggi wanita-wanita Gilan, menghasilkan beraneka ragam makanan yang lezat, dan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan. Gilan dari sisi keragaman jenis makanan merupakan provinsi terunggul di Iran, buktinya, hanya untuk musim dingin saja, penduduk Gilan memiliki 60 jenis makanan lokal.
 
Selain alamnya yang kaya, Gilan juga memiliki berbagai jenis ikan, salah satu yang terkenal adalah ikan Sefid yang banyak dikonsumsi penduduk wilayah ini. Di sisi lain, lahan pertanian padi yang sangat luas, dan beraneka ragam makanan yang dihasilkannya, menjadi identitas khas bagi Gilan.
 
Jaringan Kota Kreatif UNESCO didirikan pada tahun 2004, dan sekarang beranggotakan 116 kota di seluruh dunia. Tujuan pendirian Jaringan Kota Kreatif UNESCO adalah memperkuat kerja sama internasional di antara kota-kota anggota dengan maksud meningkatkan kreativitas bersama. Menurut UNESCO, kreativitas akan menuntun kepada pembangunan berkelanjutan, partisipasi warga dan kelestarian budaya.
 
Rasht, ibu kota Provinsi Gilan bergabung dengan Jaringan Kota Kreatif UNESCO pada tahun 2015, dan mendapat gelar Kota Gastronomi UNESCO. Gelar tersebut semakin melambungkan nama Gilan sebagai provinsi dengan jenis makanan yang beraneka ragam. Hal ini dianggap penting karena merupakan langkah asasi menuju salah satu tujuan terpenting yaitu branding kota Rasht. Alasan Rasht terpilih sebagai kota Gastronomi adalah keberadaan 220 jenis makanan lokal, aneka ragam makanan dan produk makanan lokal, serta perhatian pada kesehatan produksi makanan mulai dari sawah hingga meja makan.
 
Rasht merupakan kota terbesar di Gilan, dan penduduk lokal menyebut nama kota mereka Resht yang berarti turun hujan. Rata-rata curah hujan di Rasht setiap tahun mencapai 1.359 milimeter, sehingga menjadikannya yang tertinggi di Provinsi Gilan, dan menyebabkannya dijuluki sebagai "kota hujan perak".
 

 

Kota Rasht yang berjarak 300 kilometer dari Tehran, secara rata-rata berada 5 meter di atas permukaan air. Rangkaian pegunungan Alborz terletak di selatan kota Rasht, sementara Laut Kaspia, dan laguna Anzali terletak di utara kota. Awalnya Rasht adalah sebuah kumpulan desa-desa besar di antara kawasan hutan, dan termasuk wilayah kuno Iran yang namanya tercatat dalam kitab Hudud Al Ilm yang diterbitkan pada Abad ke-10 M.
 
Etnis, karakteristik etnis dan dialek warga Gilan tetap bertahan sampai hari ini. Hal ini menunjukkan kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Gilan, tetap terjaga sampai sekarang dan masih dapat ditemukan di antara masyarakat Gilan, bahkan di antara masyarakat kota seperti Rasht.
 
Orang-orang Iran sejak zaman Kekaisaran Akhemeniyah sekitar 550–330 SM sudah mengenal beras, karenanya mereka menanam padi di tempat-tempat yang memiliki banyak air, dan cuaca yang hangat. Provinsi Gilan merupakan lokasi penanaman padi terpenting di Iran, sehingga menjadikan padi sebagai makanan pokok penduduk wilayah ini.
 
Selain itu, karena Gilan berada di pesisir pantai Laut Kaspia, dan aktivitas penangkapan ikan di sana, hal ini menyebabkan aneka ragam makanan masyarakat Gilan. Olahan makanan laut penduduk Gilan, berprotein tinggi, dengan lemak dan kolesterol rendah, dan mengandung vitamin serta garam. Daging ikan mengandung vitamin A, B dan D, kalsium, fosfor, sekidit zat besi, tembaga dan selenium. Para pakar gizi menganjurkan semua orang untuk mengkonsumsi daging ikan dua kali dalam seminggu, setiap kali makan 90 gram, terutama para penderita penyakit jantung.
 
Salah satu penyebab bertambahnya Angka Harapan Hidup, AHH di Provinsi Gilan adalah kebiasaan mengkonsumsi ikan, pada tahun 2013 Angka Harapan Hidup di Gilan hingga 75 tahun, angka ini tiga tahun lebih tinggi dari rata-rata nasional Iran. 
 
Aleksander Borejko Chodźko, Iranolog asal Polandia dari Abad ke-19 dalam bukunnya yang berjudul "Tanah Gilan" mengatakan, "Di seluruh wilayah Iran hanya Gilan yang unggas ada di mana-mana, dan keahlian memasak penduduknya bahkan sangat dikenal sampai ke pusat kerajaan di Tehran." Beberapa penulis lain pada awal Abad ke-20 sehubungan dengan makanan Gilan menulis, "Makanan asli orang Gilan di antaranya adalah nasi dan sepotong ikan asin. Masyarakat di daerah-daerah padat tidak mengkonsumsi roti."
 

 

Aneka sayur mayur, buah-buahan hutan, dan beragam buah di berbagai musim, satu lagi penyebab keragaman makanan dan selera makanan masyarakat Provinsi Gilan, terutama kota Rasht.
 
Provinsi Gilan memiliki keragaman yang luar biasa dalam makanan non-daging yang bisa dimakan tanpa makanan lain atau disandingkan dengan makanan lain, terutama ikan. Mirza Ghassemi adalah salah satu makanan daerah Gilan yang dibuat dari bahan campuran tomat, terung yang dipanggang, bawang putih, bumbu masakan, dan telur. Terung dipanggang dengan kulitnya, setelah matang, diangkat lalu diletakan di atas nampan sampai dingin. Setelah dingin, kulit dan ujung terung dipisahkan lalu dipotong atau dipenyet.
 
Kulit tomat dikelupas dan diparut atau dihaluskan, bawang putih dibersihkan kulitnya lalu ditumbuk atau diparut. Panaskan sedikit minyak goreng di atas wajan dengan api sedang, lalu masukan bawang putih, goreng selama 10 detik. Kemudian tambahkan kunyit dan merica atau cabe bubuk, setelah sekitar satu menit, masukan telur, lalu aduk sampai merata. Keluarkan telur dan bawang putih dari wajan dan sisihkan. Letakan pure tomat pada wajan pertama, dengan sedikit minyak, tambahkan terung yang sudah dipotong dan garam, jika perlu tambah sedikit minyak. Sekitar setengah jam tomat dan terung dimasak di atas api sedang.
 
Setelah terung dan tomat matang dan tercampur rata, tambahkan bawang putih dan telur. Mirza Ghassemi adalah istilah yang berarti "minyak jatuh". Semua bahan dicampur aduk hingga rata, kemudian setelah masak, dimakan bersama "nasi kateh" atau roti panas, lalapan, acar bawang putih, dan buah zaitun.
 
Jika Anda kurang suka dengan rasa dan bau terung yang dipanggang, Anda bisa menggunakan terung yang digoreng. Tapi harus diketahui bahwa inti dari masakan Mirza Ghassemi adalah terung panggang dan bawang putih. Terung bisa dipanggang di atas oven dengan suhu tinggi.
 
Mirza Ghassemi bersama "nasi kuteh Shumali" di Gilan dikonsumsi sebagai makanan pokok atau makanan pembuka. Akan tetapi di beberapa daerah Iran yang lain, makanan ini dimakan bersama roti. Cara pembuatan Mirza Ghassemi sangat mudah, dank karena tidak mengandung daging, ia menjadi makanan yang tepat bagi para vegetarian. (HS)

Tags