Mar 10, 2022 19:10 Asia/Jakarta
  • Taplak Haft Sin
    Taplak Haft Sin

Perempuan di ideologi dan budaya Iran adalah simbol kelahiran, pertumbuhan, dan cinta. Dia menebarkan cinta dan kasih sayangnya yang tulus di taman rumah dan membuat suasana keluarga menjadi menyenangkan.

Seorang ibu dengan kasih sayangnya yang besar, membentangkan kain merah. Sinar matahari yang masuk lewat jendela seakan-akan membelai kain merah tersebut. Bunga lavender berwarna-warni dan seikat bunga bakung telah membuat rumah menjadi harum. Ibu penuh dengan semangat karena ingin mempersiapkan taplak Haft Sin paling indah.  

Salah satu aksesoris dan ornamen yang khas dan wajib ada dalam menyambut tahun baru adalah "Taplak Tujuh S" atau Sufr-e Haft Sin. Haft dalam bahasa Persia berarti angka 7 yang dipercaya memiliki makna tersendiri. Sementara Sin, adalah salah satu huruf Persia dan Arab. Maksud haftsin, tujuh jenis makanan berawalan sin yang wajib ada dalam setiap perayaan tahun baru.

Ketujuh makanan tersebut antara lain: Sabze (tunas gandum) yang melambangkan kelahiran kembali dan kesuburan; Samanou (semacam dodol dari gandum) sebagai simbol kemakmuran; Sib (apel), menandakan kesegaran dan kecantikan; Sir (bawang putih), melambangkan kesehatan dan kedamaian; Serkeh (cuka), menandakan kelestarian, karena cuka mengawetkan makanan; Somagh (sejenis bumbu dapur dan obat), melambangkan kemenangan atas pengaruh jahat; Senjed (buah pohon lotus), sebagai simbol cinta dan perlindungan.

Selain itu, orang-orang Iran juga memiliki simbol-simbol lain yang juga disajikan di atas meja haft sin yang indah, seperti: telur warna-warni sebagai simbol kelahiran dan ciptaan; cermin sebagai simbol kejernihan dan ketulusan yang diletakkan di atas meja; air simbol berkah dan pencerahan; Ikan merah, simbol kehidupan yang dinamis, sekaligus tanda bukan Esfand yang telah berlalu sebagai akhir musim dingin.

Koin uang juga juga disajikan sebagai simbol dari modal dan kelimpahan rezeki; lilin menjadi simbol cahaya dan panas serta penerangan. Tangkai  sypress,hyacinth, dan pussy willows juga ikut menghiasi meja Haft Sin, yang aromanya memberikan kabar gembira musim semi. Selain itu, orang-orang Iran juga menyajikan permen dan coklat di meja untuk menyambut tamu.

Lebih dari itu semua, Al-Quran juga disajikan di meja Haft Sin, yang biasanya disertai dengan Divan Hafez yang menambah nilai spiritual dari tradisi tahun baru Nowruz.

Perempuan di ideologi dan budaya Iran adalah simbol kelahiran, pertumbuhan, dan cinta. Dia menebarkan cinta dan kasih sayangnya yang tulus di taman rumah dan membuat suasana keluarga menjadi menyenangkan. Denga kata lain, ketika perempuan tersenyum, seakan-akan batu bata di diding rumah ikut tersenyum. Kegembiraan keluarga tergantung pada kegembiraan perempuan dan ibu.

Allah Swt menciptakan perempuan dalam bentuknya yang terindah. Ia menciptkaan perempuan seperti bunga yang lembut, seperti gunung yang sabar, seperti air yang mengalir dan penuh kasih sayang. Tuhan bukan saja menetapkan kelahiran di perempuan, bahkan ia seperti pakar taman, hidup untuk memelihara bunga. Ia memberi perempuan posisi sebagai ibu dan menyebutnya posisi ini sangat tinggi dan imbalan seorang ibu adalah surga.

Allah Swt di al-Quran menyebut perempuan sebagai sumber ketenangan di keluarga dan pernikahan sebagai sarana untuk mencapai ketenangan ini. Di ayat 21 Surat Rum, Allah Swt berfirman yang artinya, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Swt menetapkan ketenangan khusus bagi perempuan dan laki-laki melalui pernikahan. Perlu diketahui bahwa pernikahan adalah hal yang sakral dan suci.

Salah satu metode perempuan untuk menciptakan ketenangan dan kegembiraan di keluarga adalah mempersiapkan saat-saat gembira. Perasaan ini semakin kentara di hari raya seperti Nowruz. Perempuan Iran, sebelum kedatangan musim semi, melakukan aktivitasnya di dalam rumah. Dengan bantuan suami dan anak-anaknya, pertama-tama ia membersihkan rumah dan membuatnya harum. Ia mengeluarkan peralatan rumah yang tidak dibutuhkan. Hal ini akan menurunkan tingkat stress dan meningkatkan ketenangan di rumah, serta menciptakan suasana dan atmosfer tenang di tengah keluarga.

Perempuan di hari-hari menjelang musim semi, bukan saja membersihkan dan memperindah rumah, bahkan dengan spirit seni dan kelembutannya, ia juga menunjukkan kreasinya yang unik, yang membuat suasana rumah lebih lembut dan mencitpakan perasaan gembira. Perubahan dekorasi rumah, perubahan warna cat kamar, membeli sperei berwarna membeli bunga dan membuat rumah menjadi semakin harum, membeli pakaian baru bersama anggota keluarga serta pekerjaan lainnya biasanya diserahkan kepada perempuan.

Perempuan dengan semangatnya yang unik di hari Nowruz, mempersiapkan beragam kue dan manisan serta makanan dan minuman yang lezat, serta mengabadikan saat-saat indah di keluarga. Sejumlah perempuan dengan seninya menyulam taplak Haft Sin dan menghiasainya dengan pita bordir. Sejumlah perempuan lain membuat mangkuk Haft Sin sendiri dan mewarnainya serta melukisnya dengan lukisan tradisional. Sejumlah perempuan memasak sendiri Samanou (sejenis dodol) dan membagikannya kepada famili. Secara umum, perempuanlah yang membuat hari Nowruz semakin indah dan berwarna.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei yang memandan penting perempuan, terkait peran perempuan di keluarga mengatakan, "Tidak diragukan lagi, peran kecakapan hidup ibu sebagai pengelola rumah dan keluarga dalam munculnya perluasan spiritual dan rasa kesegaran tidak bisa diabaikan."

Kedua orang tua memiliki tanggung jawab lebih besar untuk menciptakan kegembiraan di rumah dan suasan ceria penuh tawa serta perasaan positif. Suami dan istri, masing-masing memiliki peran unggul untuk membuat suasana gembira di kehidupan, tapi ibu karen parannya dalam mengatur rumah tangga, terdepan dalam hal ini dari suami. Perempuan sumber keceriaan dan senantiasa berpikir untuk menciptakan suasana  ini.

Ia adalah sandaran empati keluarga dan ia sendiri sangat perhatian terhadap semangat dan perasaan setiap anggota keluarga. Ibu adalah titik balik yang dengannya setiap orang memiliki hubungan yang lebih intim dan ketika mereka melihat keceriaannya, mereka menjadi penuh harapan dan semakin hidup. Jika ibu dapat mengelola lingkungan rumah dengan baik dan bahagia serta dalam suasana hati yang baik, ia akan membesarkan anak-anaknya dengan bahagia dan dengan semangat yang kuat. Nowruz dan hari liburnya adalah kesempatan terbaik untuk pertemuan keluarga dan memperkuat hubungan antara anak dan orang tua, dan sekali lagi, ibulah yang dapat memulai percakapan intim dan memperkuat ikatan emosional keluarga selama hari-hari ini.

Salah satu masalah di dunia saat ini bagi wanita yang menghalangi mereka untuk bahagia dan menularkan kegembiraan ini kepada anggota keluarga adalah stres. Psikolog percaya bahwa cara terpendek untuk membuat wanita bahagia adalah dengan mengurangi stres mereka. Psikolog percaya bahwa peran pria dalam mendukung wanita dan saling menghormati memainkan peran penting dalam mengurangi stres. Dengan dukungan penuh untuk istri dan anak-anaknya, terutama dukungan emosional untuk istri, seorang pria dapat menghilangkan stresnya dan memberinya kedamaian dan kebahagiaan. Kata-kata manis seorang pria kepada seorang wanita sangat efektif untuk mengurangi stresnya.

Terkait hal ini Imam Ridha as telah menyinggung poin penting dan unik. Beliau berkata, "Setiap kali seorang suami berkata kepada istrinya, aku mencintaimu, maka akan tumbuh kecintaan di hati istri yang tidak akan pernah keluar dari hatinya." Ungkapan kata-kata manis oleh seorang suami kepada istrinya seperti percikan api yang menyala di hati istri, dan kian mempertebal rasa cinta di hatinya. Ia kemudian menghadiahkan kecintaan ini kepada suami dan anak-anaknya.

Saling menghormati antara suami dan istri akan memicu keceriaan hidup. Sopan santun dan sikap menghormati di kelurga akan mengurangi stres dan akhlak buruk, dan anak-anak akan tumbuh di lingkungan yang bebas dari penghinaan.

Nowruz termasuk hari kehindahan cinta. Saat pergantian tahun, anggota keluarga saling mengucapkan selamat. Kecintaan akan semakin tebal dengan saling memberi hadiah dan suasana akan semakin ceria.

 

 

Tags